TINTA SANTRI
  • HIKMAH
  • FIQIH
  • KITAB TERJEMAH
  • TIPS
  • APLIKASI
  • DESAIN
No Result
View All Result
TINTA SANTRI
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home TOKOH

BIOGRAFI SINGKAT KH. HASYIM ASY`ARI (PENDIRI NU)

admin by admin
April 19, 2021
in TOKOH
0
ADVERTISEMENT
414
SHARES
2.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

BacaJuga

Ulama Besar Indonesia Yang Mendunia

Ki Ageng Selo, Sang Penakluk Petir Dari Grobogan

Kumpulan Foto Ulama Besar Dunia

Biografi Abah Guru Sekumpul

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement. Scroll to continue reading.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

 

106 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 07 Romadlon 1336 H pukul 03:00 dini hari warga NU berduka, lantaran ditinggalkan oleh sang pendiri yakni, KH. Hasyim Asy`ari. beliau wafat di tebu ireng Jombang Jawa Timur. semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan dari beliau. untuk mengenang beliau, berikut kami tulis biografi singkat beliau

Beliau lahir di sebuah Desa bernama Gedang, pada tanggal 10 april 1875, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau adalah putra ketiga dari sebelas bersaudara. nama ayah beliau Asy’ari sedangkan Ibu belaiu bernama Halimah.

Beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa islam yang terbesar di Indonesia yang sampai saat ini terus berkembang bahkan hingga mancanegara.

Beliau adalah pemimpin dari pondok pesantren tebuireng. Sejak umur 14 tahun, beliau sudah mendapat banyak petuah serta pengajaran tentang ilmu agama dari ayah dan kakek beliau secara langsung. Banyak motivasi yang beliau dapatkan dari kalangan keluarga, serta minat dalam menuntut ilmu yang beliau miliki, sehingga lingkungan keluarga yang mendukung itulah menjadikan KH. Hasyim Asy’ari muda tumbuh menjadi seorang yang sangat pandai.

pada saat usia beliau telah mencpai 15 tahun, beliau mulai merantau mencari ilmu ke Pesantren lain. Hal itu beliau lakukan karena beliau merasa belum cukup dengan ilmu yang telah dimilikinya. Beberapa Pesantren yang pernah beliau singgahi diantaranya adalah:

Pesantren Wonokoyo (Probolinggo),
Pesantren Langitan (Tuban),
Pesantren Trenggilis (Semarang),
Pesantren Panji (Sidoarjo).

 

Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari berkesempatan untuk menunaikan ibadah Haji, kesempatan itu beliau gunakan untuk sekaligus menimba ilmu pada Syekh Ahmad Khatib al minankabdan Syech Mahfudh At-Tarmisi. Ketika pulang ke tanah air, beliau masih singgah di Johor, Malaysia. Di sini beliau mengajarkan ilmunya kepada para santri yang ada di sana hingga tahun 1899.

KH. Hasyim Asy’ari tidak hanya berperan dalam bifang keilmuan serta keagamaan saja, beliau juga bergerak aktif dalam bidang sosial dan kebangsaan. Pernah pada suatu hari di tahun tahun 1937 beliau diberi bintang mas dan perak yang dibawa oleh salah satu pimpinan pemerintah belanda sebagai tanda kehormatan untuk beliau, namun beliau menolaknya.

beliau mengatakan kepada santrinya tentang penolakan beliau terhadap hadiah kehormatan dari pemerintah belanda, kemudian beliau menganalogikan ha tersebut dengan kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW. Yang melakukan kompilasi dengan orang-orang muda dengan tiga hal, yaitu: kedudukan yang mapan dalam sebuah pemerintahan, Harta benda yang banyak, serta gadis – gadis yang cantik dan menawan. Namun, Nabi Muhammad SAW. Menolaknya bahkan beliau berkata: “Demi Allah, jika mereka mampu menempatkan matahari ditanganku yang kanan dan bulan ditanganku yang lain dengan maksud agar aku berhenti untuk berjuang, aku tidak akan mau menerimanya sekalipun nyawa taruhannya.”

Mungkin pada masa revolusi perang fisik di tahun 1940, menjadi kurun terberat bagi beliau. Pada masa penjajahan pemerintah Jepang, beliau pernah dipanggil dan ditahan oleh pemerintah Jepang. Dalam tahanan, penyiksaan demi penyiksaan dialami oleh beliau hingga salah satu jari beliau ada yang cacat. bersamaan dengan itu, beliau menuliskan lembaran-lembaran dalam bahasa Indonesia, yang berisi seruan resolusi jihad tanggal 22 Oktober 1945 yang saat ini diperingati dengan Hari Santri Nasional, yang kemudian muncul perang 10 November di Surabaya yang kemudian kita peringati sebagai hari pahlawan nasional.

KH. Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 dalam usia 72 tahun, beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang. semoga keberkahan beliau terus mengalir pada kita
ADVERTISEMENT

Related Posts

Ulama Besar Indonesia Yang Mendunia
TOKOH

Ulama Besar Indonesia Yang Mendunia

Juni 10, 2022
TOKOH

Ki Ageng Selo, Sang Penakluk Petir Dari Grobogan

April 8, 2022
Desain

Kumpulan Foto Ulama Besar Dunia

Mei 31, 2022
TOKOH

Biografi Abah Guru Sekumpul

April 4, 2022
TOKOH

Mengenal Gus Yaqut Sang Menteri Agama

Maret 9, 2022
NU

Profil Gus Yahya Tsaquf, Ketua PBNU Terpilih

Desember 24, 2021
Leave Comment
Advertisement Banner
ADVERTISEMENT
  • Home
  • About
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Sitemap

Copyright © Tinta Santri 2022 Tinta Santri - Blog Seorang Santri

No Result
View All Result
  • HIKMAH
  • FIQIH
  • KITAB TERJEMAH
  • TIPS
  • APLIKASI
  • DESAIN

Copyright © Tinta Santri 2022 Tinta Santri - Blog Seorang Santri