KISAH IMAM SYAFI`I SAAT MENUNTUT ILMU

Saat berguru di kota Mekah Imam Syafi’i di perintahkan oleh gurunya, “wahai Muhammad pergilah kamu ke Madinah untuk berguru kembali, karena sebenarnya ilmuku telah habis, semua sudah kuajarkan kepadamu”. Imam syafi’i juga mengikuti perintah si guru dan beliau selekasnya mohon pamit dengan si ibu. Berbicaralah si Ibu, “pergilah kamu menuntut pengetahuan di jalan Allah, kita akan berjumpa kelak di akhirat.” Karena itu Imam Syafi’i Juga pergi ke Madinah cari guru untuk mengajarkannya pengetahuan.

Di Madinah beliau berguru ke Imam Malik. Tidak perlu waktu yang lama, Imam Syafi’i langsung meresap pengetahuan yang diberikan Imam Malik hingga seluruh orang terpesona dibikinnya. Terhitung si guru yang di saat itu sebagai ulama paling tinggi di Madinah, Imam Syafi’i Juga jadi siswa kecintaan Imam Malik.

Imam Syafii selanjutnya mengelana ke Iraq dan mengangsu pengetahuan di situ, beliau berguru ke siswa-muridnya Imam Abu Hanifah atau Imam Hanafi. Walau telah banyak meresap pengetahuan di Irak, imam Syafi’i belum ingin pulang karena tidak ada panggilan dari ibundanya. Di Irak Imam Syafi’i berkembang jadi siswa yang populer benar-benar pandai dan tercerdas. Hingga dalam sekejap dia telah disuruh untuk mengajarkan. Tidak perlu waktu yang lama, beberapa ribu siswa juga bersama-sama tiba untuk berguru kepadanya. Sampai dia juga jadi ulama besar yang populer ke segala penjuru Irak sampai Hijaz.

Ibundanya imam syafi’i pada tiap tahunnya lakukan beribadah haji, di kesempatan tahun itu juga si ibu melakukan beribadah haji. Di saat itu si ibu ikuti pengkajian dari salah seorang ulama yang mana si ulama itu kerap ucapkan nama imam Syafi’i. Dengar ulama itu kerap ucapkan nama si anak, sesudah pengajian si ibu juga menemui ulama itu. Si ibu menanyakan ke si ulama Wahai syekh siapakah itu Muhammad bin Idris Asy Syafi’i? si ulama juga menjawab jika imam syafi’i ialah gurunya di irak.

Selanjutnya si ibu dengan ingin tahu bertanya kembali ke si ulama jika Muhammad bin Idris Asy Syafi’i yang mana yang tujuan? ulama itu juga menjawab jika dia sebagai ulama besar yang dari kota mekah. Si Ibu juga Kaget ketahui jika guru ulama itu sebagai anaknya. Selanjutnya si ulama sampaikan ke ibunya imam syafi’i jika dia ingin memberi pesan apa ke si anak? Si ibu juga menjawab jika dia sudah membolehkan si anak untuk pulang ke tempat tinggalnya.

Sesampai si ulama itu di Irak dia langsung sampaikan pesan itu ke si guru. Imam syafi’i yang dengar berita itu segera untuk pulang ke mekah. Dengar berita si imam ingin pulang warga irak benar-benar bersedih, tetapi mereka tidak dapat melakukan perbuatan apapun. Saat si imam ingin pulang, warga dan si siswa juga sudah mempersiapkan perbekalan ke si imam. Karena si imam sudah jadi ulama besar di irak dia juga terima perbekalan yang banyak, beberapa ratus ekor unta sudah diterimanya dari warga dan siswanya disitu.

Sesampai si imam di tepi kota mekah, dia juga memerintah si siswa untuk me memberitahu si ibu jika anaknya sudah ada di tepi kota mekah. Si ibu menanyakan apa yang dia membawa? si siswa juga menjawab dengan senang jika si imam bawa beberapa ratus ekor unta dan harta yang lain. Dengar itu si ibu juga benar-benar geram dan dia tidak membolehkan si anak untuk pulang.

Dengan rasa bersalahnya si siswa kembali menemui si guru dan sampaikan jika si ibu geram dan tidak membolehkannya pulang. Dengar informasi itu si imam benar-benar ketakutan dan memerintah si siswa untuk kumpulkan semua beberapa orang miskin di kota mekah, selanjutnya dia memberinya semua harta yang dia membawa sampai yang masih ada cuman kitab-kitab dan ilmunya. Selanjutnya si imam memerintah si siswa untuk memberitahukan si ibu mengenai ini, sesudah dengar berita itu si ibu juga membolehkan si imam untuk pulang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *