Monthly Archives: January 2022

Biografi KH Hasan Abdul Wafi, Sang Pencipta Shalawat Nahdliyah – TINTA SANTRI

1613050494-4034812

Belakangan warga NU luar Jawa Timur sudah mulai tahu nama pencipta Shalawat Nahdhiyah, yang tidak lain dan tidak bukan ialah KH Hasan Abdul Wafi. Siapa KH Hasan Abdul Wafi? Mari saya jelaskan secara singkat. Ia lahir di Pamkesasan Madura tahun 1923 dan wafat di PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur pada Rabu, 31 Juli 2000. Lahir dari pasangan KH. Miftahul Arifin ibn Kiai Hadu dan Nyai Nyai Lathifah binti Kiai Jamaluddin ibn Kiai Ruham.

Berbagai sumber mengisahkan bahwa Kiai Hadu dan Kiai Ruham yakni kerabat kandung. Dan kalian tahu bahwa Kiai Ruham ialah kakek dari KH. R. As’ad Syamsul Arifin ibn KH.R Syamsul Arifin ibn Kiai Ruham. Dengan demikian, jikalau dirunut dari jalur ayah, maka KH. Hasan Abdul Wafi merupakan sepupu KH. R. As’ad Syamsul Arifin (1897-1990). Namun, dari jalur ibu, Kiai Hasan Abdul Wafi yakni keponakan Kiai As’ad, alasannya ibunda Kiai Hasan (Nyai Lathifah) yakni anak dari Kiai Jamaluddin Ruham yg notabene kakak kandung KH.R Syamsul Arifin. Namun, Kiai Hasan Abdul Wafi dan enam kakaknya mirip KH Sufyan Miftahul Arifin Situbondo (1912-2012 M.) dan Kiai Masduqi Miftahul Arifin (ayahanda KH. Badri Masduqi Probolinggo [1942-2002]) lebih memilih mengundang paman pada Kiai As’ad dan bukan kakak.

Singkatnya, jikalau melalui jalur ayahandanya, Kiai Hasan Abdul Wafi merupakan Bani Hadu, maka lewat jalur ibundanya, dia adalah Bani Ruham. Wafat dan dikebumikan di Pesantren Nurul Jadid Paiton alasannya adalah Kiai Hasan Abdul Wafi merupakan menantu KH Zaini Mun’im (1906-1976), Pendiri dan Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Beliau menikah dengan Nyai Aisyah binti Zaini Mun’im. Bukan hanya menantu, dari jalur ibu, Kiai Hasan Abdul Wafi bahu-membahu masih ada relasi keluarga dengan Kiai Zaini. Ini alasannya adalah istri Kiai Ruham yang berjulukan Nyai Nur Sari merupakan kerabat kandung Kiai Mudarik/Kiai Mudrikah.

Jika dibentangkan, maka silsilahnya adalah Kiai Hasan Abdul Wafi ibn Nyai Lathifah binti Nyai Nur Sari binti Kiai Ismail. Sementara silsilah Kiai Zaini ialah Kiai Zaini ibn Kiai Abdul Mun’im ibn Kiai Mudarik ibn Kiai Ismail. Dengan demikian, nasab Kiai Hasan dan Kiai Zaini berjumpa di Kiai Isma’il (keponakan Kiai Mahalli, Pendiri Pesantren Kembang Kuning Pamekasan tahun 1619 M.) Demikian nasab biologis Kiai Hasan Abdul Wafi yang terhubung dengan Kiai As’ad Syamsul Arifin dan Kiai Zaini Mun’im. Bagaimana nasab ilmunya? Sebagaimana Kiai As’ad dan Kiai Zaini Mun’im yang santri kelana, maka Kiai Hasan Abdul Wafi juga. Ia malang melintang dari satu pesantren ke pesantren yang lain.   Pertama-tama pasti Kiai Hasan mencar ilmu pada orang tuanya. Setelah ayah dan ibunya wafat ketika dia masih kecil, maka Kiai Hasan melanjutkan studi ke Pesantren Banyuanyar yg saat itu diasuh oleh KH Abdul Madjid ibn Kiai Abdul Hamid ibn Kiai Itsbat.

Tak hanya Kiai Hasan Abdul Wafi yang berguru di Pesantren Banyuanyar Pamekasan. Satu tahun sebelum Kiai Hasan Abdul Wafi lahir (1923), tahun 1922 KH Zaini Mun’im mondok di Pesantren Banyuanyar Pamekasan asuhan KH Abdul Hamid yang dibantu putranya, KH Abdul Madjid (wafat tahun 1958 M.). Hal yang sama juga dilaksanakan Kiai As’ad Syamsul Arifin. Beliau juga berguru pada Kiai Abdul Hamid. Bahkan, menurut penuturan KH Muhyiddin Abdushomad (Rais Syuriah PCNU Jember), Kiai As’ad sempat menjadi menantu Kiai Abdul Madjid saat dia menikahi Nyai Tuhfah binti Kiai Abdul Madjid. Setelah menikah selama beberapa tahun, karena sesuatu dan yang lain hal, mereka berpisah, ijab kabul tak dapat dilanjutkan. Dengan demikian jelas, sekiranya Kiai Hasan Abdul Wafi belajar pada Kiai Abdul Madjid Banyuanyar, maka Kiai As’ad dan Kiai Zaini Mun’im mencar ilmu pada ayahanda Kiai Abdul Madjid, ialah Kiai Abdul Hamid. Beberapa naskah menyebutkan bahwa Kiai Abdul Hamid ibn Kiai Itsbat wafat tahun 1931 di Mekah dan dikuburkan di Pekuburan Ma’la bareng kuburan para ulama, para Sahabat Nabi, dan Siti Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi Muhammad SAW). Dan sepeninggal Kiai Abdul Hamid, persisnya tahun 1943 Kiai Abdul Madjid mendirikan pesantren sendiri yang diberi nama “Pondok Pesantren Mambaul Ulum” Bata-Bata Pamekasan.

Usai belajar di Banyuanyar Pamekasan Madura, Kiai Hasan Abdul Wafi melanjutkan studi ke suatu pesantren di Sidoarjo asuhan KH Sahlan selama beberapa tahun dan selanjutnya ke PP Darul Ulum Paterongan Rejoso Jombang yg dikala itu melakukan diasuh KH Ramli Tamim (1888-1958 M.), ayahanda KH Mustain Ramli (1931-1985). Tak hanya Kiai Hasan Abdul Wafi, putra KH Zaini Mun’im seperti KH Moh. Hasyim Zaini  (1939-1984) dan KH Abdul Wahid Zaini (1942-2002) juga pernah mencar ilmu di Pesantren Paterongan Rejoso Jombang ini.   Beda dengan dengan enam saudaranya yang yang lain yg cuma studi di pesantren-pesantren di Jawa Timur, mka Kiai Hasan Abdul Wafi menempuh pendidikan dengan lokasi paling jauh, ialah Pondok Pesantren Krapyak Jogyakarta. Di pesantren yg kuat tradisi al-Qur’annya ini, Kiai Hasan menerima situasi akademis baru yang beda dengan pesantren-pesantren sebelumnya yg bertitik tekan pada fikih dan tasawuf. Di Krapyak, Kiai Hasan melengkapi diri dengan ilmu-ilmu qiraat segera dari induknya, Ahlul Qur’an. Namun, apakah ketika mondok di Krapyak, beliau sempat berjumpa Kiai Munawwir yang wafat tahun 1942? Walahhu’alam. Yang terang, dari pengembaraan panjangnya akan dari Banyuanyar sampai Krapyak, Kiai Hasan Abdul Wafi tidak pulang ke Pamekasan lagi. Tahun 1956, Kiai Hasan Abdul Wafi melanjutkan belajarnya pada Kiai Zaini Mun’im yang ketika itu merintis pendirian Pesantren Nurul Jadid. Bersama sang abang, KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, Kiai Hasan Abdul Wafi ikut menolong pembangunan pesantren tersebut.   Di Nurul Jadid, Kiai Hasan rupanya tak cuma mendapat ilmu melainkan juga istri. Tahun 1957, Kiai Hasan menikahi Nyai Aisyah Zaini Mun’im dengan dikaruniai 12 anak, salah satunya KH Kholilurrahman (mantan Bupati Pamekasan). Dalam berorganisasi, Kiai Hasan Abdul Wafi juga mengikuti langkah Kiai Zaini Mun’im; aktif di NU bukan di organisasi yang lain.   Sebagaimana dikisahkan sebagian sumber, mulanya dikala NU keluar dari Masyumi tahun 1952, Kiai Zaini sempat bimbang antara bertahan di Masyumi dan hijrah ke Partai NU. Kebimbangan ini bisa dimaklumi. Di satu sisi, Kiai Abdul Madjid putra Kiai Abdul Hamid yg sekaligus guru Kiai Hasan Abdul Wafi tersebut mengajak Kiai Zaini bagi aktif di AKUI, organisasi yg berada di bawah payung Masyumi. Sementara di sini yang lain, Kiai Zaini masih memiliki keterikatan batin dan kontak perjuangan dengan para kiai alumni Pesantren Demangan Bangkalan asuhan Saikhuna Kholil Bangkalan dan  Pesantren Tebuireng asuhan KH Hasyim Asy’ari yg sebagian besar memilih membesarkan Partai NU daripada lainnya. Berhari-hari dalam kebimbangan, Kiai Zaini Mu’im sedang permenungan mendalam dan menjalani shalat istikhorah. Akhirnya, ditemukan jawaban langit bahwa dirinya mantap memilih NU selaku media usaha dengan konsekuensi keluar dari Masyumi. Sejak itu, Kiai Zaini dan semua keluarga besar PP Nurul Jadid termasuk Kiai Hasan Abdul Wafi aktif ber-NU. Tak hanya menjadi warga NU biasa, Kiai Zaini pernah menjadi Rais Syuriah PCNU Kraksaan Probolonggo. Dan mengikuti jalan hidup Kiai Zaini, Kiai Hasan Abdul Wafi juga pernah menjabat Rais Syuriyah PCNU Kraksaan. Putusan Munas NU tahun 1983 agar NU kembali ke khittah 1926 melegakan Kiai Hasan Abdul Wafi. Sejak itu, beliau tak melibatkan diri dalam carut-marut politik praktis. Kiai Hasan berfokus pada upaya mengakibatkan NU sebagai media dakwah bagi mengedukasi masyarakat. Beliau berkeliling dari desa ke desa untuk memberikan aliran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdhiyah.

Semboyannya yg paling terkenal, masyarakat harus mempunyai pengetahuan setara S2, ialah Sullam Safinah. Tak hanya berdakwah ke kampung-kampung. Kiai Hasan Abdul Wafi juga rajin mengikuti acara bahtsul masail NU, akan dari tingkat PCNU hingga PWNU bahkan Munas dan Muktamar NU. Di beberapa diskusi dan bahtsul masail, Kiai Hasan Abdul Wafi berada dalam lingkaran diskusi panas dengan para kiai NU lain. Natijah-natijah aturan Islam yg disampaikan para nara sumber pelatihan dan perumus bahtsul masail kerap mendapatkan tantangan akademik cukup besar lengan berkuasa dari KH Hasan Abdul Wafi. Dalam sebuah acara halaqah wacana hukum bunga bank yang diselenggarakan Ma’had Aly Situbondo Jawa Timur, Kiai Hasan Abdul Wafi misalnya terlibat dalam diskusi tajam dengan Prof. Dr. KH Sjechul Hadi Permono (1941-2010). Tarik tambang tambang anutan tak terhindarkan. Namun, alhamdulillah, diskusi yg sempat panas itu berhasilkan didinginkan oleh sang moderator piawai, KH Yusuf Muhammad Jember (1952-2004). Ya Allah, tiga kiai itu sekarang telah tak ada, dipanggil Allah. Allah yarhamuhum wa nawwara quburahum wa a’ada ‘alaina min barakatim. Akhirnya, saya mengingat Kiai Hasan Abdul Wafi selaku orang alim utamanya di bidang fiqih, teguh pendirian, dan mempunyai komitmen ke-NU-an cukup kuat. Soal kesepakatan ke-NU-annya salah satunya tercermin melalui Shalawat Nahdhiyah-nya yg kini berkumandang di mana-mana.

TIPS CARA MENGHILANGKAN RASA LAPAR SAAT BERIBADAH PUASA – TINTA SANTRI

ini-manfaat-minum-air-putih-hangat-untuk-tubuh-6566399

cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa yang pertama adalah minum air yang banyak saat sahur merupakan salah satu metode sangat sederhana, mudah, dan paling sehat untuk menghilangkan rasa lapar saat berpuasa. 

Selain itu, dilansir dari Productivemuslim, air bisa menyegarkan tubuh dan pikiran. Ini adalah fakta yang tidak bisa ditolak. meminum air bersih merupakan senjata yang paling ampuh untuk memerangi rasa lapar, serta  jauh lebih baik daripada minuman semisal kopi atau minuman bersoda.

style2bolahraga2bberhijab2bcocok2buntuk2bremaja-2103099 cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa yang selanjutnya adalah dengan melakukan olahraga secara teratur sangat penting, baik saat berpuasa ataupun tidak. Jika olahraga dilakukan dengan benar, maka hal itu bisa memberi tambahan energi. Apalagi pada saat lapar tubuh pasti akan kekurangan energi. hal Itulah yang menjadikan olah raga tetap penting meski pada saat berpuasa. orang-sibuk-ilustrasi-1274467

cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa juga bisa dilakukan dengan cara, saat anda merasa lapar, jangan fokus pikirkan bahwa anda sedang merasa lapar. anda bisa mengalihkan rasa lapar itu dengan menyibukkan diri. Banyak kegiatan yang bisa anda lakukan untuk mengalihkan fokus dari rasa lapar, seperti berkebun, mengerjakan pekerjaan rumah, hingga sekedar beres-beres kamar.

Selama anda melaksanakan kegiatan tersebut, anda akan lupa bahwa anda sedang merasa lapar. 

12-cara-agar-cepat-tidur-di-malam-hari-agar-bangun-pagi-191112v-4090416

Tidur yang cukup juga bisa menjadi cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa. karena tidur harus dilakukan dengan durasi yang cukup, tidak boleh terlalu banyak tidur ataupun kurang. Ketika anda tidak kurang tidur cuku, anda akan merasa kelelahan. Oleh sebab itu, usahakan selama bulan Ramadan ini anda tidur lebih cepat agar anda bisa bangun dalam keadaan segar di saat sahur. Tidak hanya itu, tidurpun bisa menjadi pilihan ketika anda merasa lapar. Contohnya setelah salat Dluhur, anda bisa mengambil waktu untuk tidur siang agar  anda bisa sejenak melupakan rasa lapar. 

pengertian-puasa-dan-macam-macamnya-wajib-tahu-1463706

cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa yang terakhir adalah dengan membangun keyakinan bahwa puasa bisa menguatkan. dikutip dari Times of India, puasa memiliki efek yang sangat kuat terhadap orang yang menjalankannya. anda akan menjadi bisa lebih mudah dalam mengendalikan sesuatu, termasuk mengendalikan otak, suasana hati, dan rasa lapar. Ketika anda merasa lapar, yakinkan diri anda untuk tetap kuat, ada sesuatu yang jauh lebih baik bagi anda yang pantas untuk anda tunggu.

Itulah beberapa tips cara menghilangkan rasa lapar saat beribada puasa yang perlu anda ketahui. 

Semoga bermanfaat

Adab Bersenggama Dalam Kitab Fathul Izar – TINTA SANTRI

1621469217720671-0-2196798Adab Berhubungan Suami Istri dalam Kitab Fathul Izar Kitab Fathul Izar seringkali digunakan di pesantren sebagai rujukan dalam pendidikan pra nikah. Kitab ini banyak menjelaskan perkara-perkara penting yang berhubungan dengan perkawinan, seperti etika bersenggama, doa ketika berhubungan suami istri, dan masih banyak lagi. Dalam islam, jima’ merupakan bentuk ibadah yang bernilai pahala. Dalam hadits riwayat Muslim para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: “Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami mendatangi syahwatnya (berhubungan suami istri) maka mendapat pahala?”. Rasulullah SAW menjawab: “Apa pendapat kalian seandainya dia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, bukankah dia mendapatkan dosa. Maka demikian pula jika dia melampiaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia memperoleh pahala”. Oleh sebab itu, untuk meraih ridha Allah dan agar istri dan suami sama-sama berbahagia, maka jima’ harus dilakukan sesuai adab. Di sinilah peran kitab Fathul Izar untuk membantu pasangan Muslim menciptakan rumah tangga yang harmonis. Lantas, apa saja adab-adab bersenggama dalam kitab Fathul Izar? Berikut penjelasannya dalam kitab fathul izar yang disusun oleh KH. Abdulloh Fauzi Terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan suami ketika berhubungan badan dengan istri, yaitu: • Bermesraan Terlebih Dahulu Tujuan bermesraan adalah agar hati istri tidak merasa gelisah dan tertekan. Ketika tubuh istri merespon dengan baik, maka suami dapat merapatkan tubuhnya ke tubuh istri. • Hindari Posisi Tertentu Ada posisi yang harus dihindari ketika jima’. Pertama, jangan menyetubuhi istri dengan posisi berlutut karena hal ini dapat memberatkannya. Jangan pula dengan posisi tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Jika istri berada di atas suami, ini dapat mengakibatkan kencing batu. Posisi jima’ yang paling baik adalah meletakkan istri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Suami mendatangi istri dari atas dengan bertumpu pada siku. • Hubungan badan dilakukan secara pelan-pelan dan lembut. • Menahan keluarnya mani saat birahi bangkit, sambil menunggu sampai istri mengalami inzal. Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati. • Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika merasa istri akan keluar mani, karena hal tersebut dapat melemahkan ketegangan dzakar. • Jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal tersebut merugikan pihak istri. • Usai jima’ suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW yaitu: وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا ۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا “Segala puji milik Allah SWT yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS al-Furqan ayat 54). • Disunnahkan berwudhu ketika hendak tidur.

Kisah Santri Malas yang Menjadi Ulama Terkemuka – TINTA SANTRI

images2b2528382529-4905544

Imam Yahya bin Yahya menceritakan percakapan pertamanya dengan guru tercintanya Imam Malik bin Anas RA (711 M-795 M/90 H-174 H) pendiri Mazhab Maliki. Ia mengisahkan percakapan pertamanya dengan Imam Malik RA yang memberikan kesan bagi perjalanan intelektualitasnya.

Imam Yahya bin Yahya (wafat 848 M) adalah ulama asal Andalusia yang berguru kepada Imam Malik di Madinah. Ia kemudian membawa dan mengembangkan mazhab Maliki di Andalusia. Ia juga periwayat Kitab Al-Muwattha karya Imam Malik. Ia merupakan ulama besar generasi awal Mazhab Maliki. “Siapa namamu, wahai anak muda?” tanya Imam Malik RA saat Imam Yahya remaja menghadiri pertama majelis ilmu gurunya untuk menuntut ilmu. “Semoga Allah memuliakanmu wahai guruku. Namaku Yahya,” jawabnya. Ia saat itu adalah santri termuda Imam Malik RA. “Semoga Allah menghidupkan hatimu. Kamu harus sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah yang dapat membakar semangatmu dalam menuntut ilmu dan mengalihkan perhatianmu dari aktivitas lainnya,” kata Imam Malik RA.

Imam Malik RA memulai kisahnya. “Suatu hari seorang remaja asal negeri Syam tiba di Kota Madinah. Kurang lebih seusia denganmu. Ia menuntut ilmu kepada kami dengan giat dan sungguh-sungguh. Dalam usia yang begitu belia Allah memanggilnya. Ia wafat. Aku belum pernah melihat kondisi jenazah yang begitu eloknya di Kota Madinah ini.” Almarhum tidak lain adalah salah seorang wali Allah. Ulama Madinah berkumpul untuk menshalatkan jenazahnya. Masyarakat pun ikut berduyun untuk mengantarkan jenazahnya ke pemakaman. Ketika tahu akan antusias dan pernghormatan ulama dan masyarakat yang begitu besar, gubernur Madinah menahan pelaksanaan shalat jenazahnya. “Pilihlah orang yang paling kalian sukai,” perintah gubernur. Ulama Madinah mengajukan nama Imam Rabi‘ah. Imam Rabiah, Zaid bin Aslam, Yahya bin Sa’id, Ibnu Syihab, termasuk ulama yang paling dekat dengan mereka, Muhammad Ibnu Munkadir, Shafwan bin Salim, Abu Hazim, dan ulama terkemuka lainnya menurunkan jenazah ke liang lahat. Imam Rabi’ah menyusun batu bata pada lahatnya. Mereka memberikan batu bata tersebut kepadanya.

Tiga hari setelah pemakamannya, salah seorang yang terkenal sebagai wali Allah di Kota Madinah, kata Imam Malik kepada Yahya remaja, bermimpi melihat almarhum sebagai remaja yang berpenampilan dan berpakaian putih elok sekali

Almarhum mengenakan serban hijau dan menunggang kuda kelabu yang sangat bagus. Ia turun dari langit dan menuju kepada sang wali. Ia mengawali percakapan dengan salam. “Derajatku yang tinggi ini bukan didapat dengan berkah ilmu,” kata remaja belia tersebut. “Lalu apa yang mengantarkanmu ke derajat yang begitu mulia ini?” tanya wali Allah. “Allah memberikanku satu derajat yang begitu tinggi di surga atas setiap bab dalam satu disiplin ilmu yang kupelajari. Namun demikian, derajat-derajat yang begitu tinggi itu tetap tidak membuatku sederajat dengan para ulama. Tetapi Allah yang maha pemurah berkata kepada malaikat, ‘Tambahkan derajat itu kepada ahli waris para nabiku. Aku telah menetapkan dalam diri-Ku bahwa siapa saja yang wafat dalam kondisi memahami sunnah-Ku dan sunnah para nabi-Ku, atau dalam keadaan menuntut ilmu terkait dengannya, niscaya Kukumpulkan mereka dalam satu derajat yang sama.’” “Allah menganugerahkan kepadaku hingga aku meraih derajat para ulama. Aku dan Rasulullah hanya terpaut dua derajat. Pertama adalah derajat di mana ia bersama para nabi tinggal. Kedua adalah derajat para sahabat Nabi Muhammad SAW dan sahabat para nabi yang menjadi pengikut nabi-nabi di zamannya masing-masing. Di bawah itu adalah derajat ulama dan para santri mereka.” Allah menjalankanku hingga ke tengah halaqah mereka. Mereka menyambut dengan antusian, “marhaban, marhaban.” “Bagaimana Allah memberikan tambahan derajat-Nya untukmu?” tanya wali Allah. “Allah berjanji untuk mengumpulkanku bersama para nabi sebagaimana kusaksikan mereka pada rombongan yang sama. Aku bersama mereka hingga hari kiamat tiba. Bila hari kiamat yang dijanjikan tiba, Allah berkata, ‘Wahai sekalian ulama. Inilah surgaku. Kuizinkan surga ini untuk kalian. Inilah ridha-Ku. Aku telah meridhai kalian. Jangan kalian masuk surga terlebih dahulu sebelum berdiam untuk memberikan syafaat kepada siapa saja yang kalian kehendaki. Aku juga memberikan mandat agar kalian memberikan syafaat kepada mereka yang meminta syafaat kalian agar aku dapat memperlihatkan kepada semua hamba-Ku betapa tinggi kemuliaan dan kedudukan kalian,’” jawab remaja tersebut. Ketika pagi hari, orang yang dikenal wali Allah ini terjaga. Ia menceritakan mimpinya hingga akhirnya kabar tersebut menyebar luas ke seantero Kota Madinah. Kepada Yahya remaja, Imam Malik RA mengatakan, “Dulu di Kota Madinah ini terdapat sekelompok santri-santri yang gemar menuntut ilmu. Seiring waktu semangat mereka dalam menuntut ilmu mengendur hingga berhenti sama sekali. Setelah mendengar kabar dari wali Allah tersebut, mereka kembali menuntut ilmu dengan semangat dan sungguh-sungguh. Mereka itu kemudian yang kamu kenal hari ini sebagai ulama-ulama terkemuka di Kota Madinah. Wahai Yahya, bersungguh-sungguhlah kamu dalam masalah ini.” 

* Kisah ini diangkat oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 63-64. Wallahu a’lam.

TWIBBON SAMBIL WORK FROM HOME (WFH), PRAY FROM HOME (PFH) – TINTA SANTRI

Beranda / Desain / LAIN – LAIN / Twibbon

Twibbon WFH PFH – Semenjak Covid 19 menggila lagi usai Lebaran, Pemerintah akhirnya mengambil keputusan cepat dan berani untuk memutuskan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021. Adanya Pembatasan ini tentun menuntut Pekerja untuk melakukan pekerjaan dari rumah ( Work From home). 

Tujuan PPKM darurat tentunya tidak lain untuk menghalangi penularan Covid 19 Delta ini yang kabarnya penularannya lebih singkat. Seraya dengan himbauan pemerintah untuk patuh prokes terus-menerus. Masyarakatpun telah seharusnya mendukung kebijakan ini meskipun mengorbankan segalah hal pada kehidupannya. 

Selain perjuangan untuk berdiam dan bertahan diri di rumah masing-masing, hal yang tak kalah penting merupakan PFH (Pray From Home). Ingatkah bahwa Doa yakni pedang orang yang beriman. Allah mempertegas berdoalah maka “saya” akan mengabulkannya. Maka dengan ikhtiyat\r tersebut, admin mengajak semua masyarakat Indonesia untuk memasang Twibbon WFH dan PFH untuk gotong royong melawan covid dan memohon keselamatan Indonesia dari segala bala bencana alam. 

Berikut Twibbon WFH PFH yang dapat anda gunakan gratis dari Twibboniz.com:

Twibbon WFH PFH Umum

cce96d69-3fc5-47e7-b838-b1c0b337a7e1-9922002 Pasang Twibbon WFH Gratis dari Twibboniz.com Disini 3e4d4081-8ea8-464a-9a02-c16cdc072088-3298912 Pasang Twibbon WFH Gratis dari Twibboniz.com Disini f51e13be-453f-4dd7-8fd8-729512e2defa-2566617 Pasang Twibbon WFH Gratis dari Twibboniz.com Disini

Twibbon Selamat Datang Bulan Dzul Hijjah 1442

marhaban-idul-adha-4819673

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

SEDEKAH DENGAN UANG Rp. 80.000.000 – TINTA SANTRI

sedekah1-9518933
SEDEKAH

Sedekah  atau dalam bahasa kitab disebut shodaqoh merupakan pemberian seseorang  kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Manfaat yang bisa didapat dari sedekah di antara beberapa keutamaan sedekah adalah:

  • Dapat menghapus dosa
  • Mendapat naungan di hari kiamat
  • Meningkatkan keimanan
  • Meningkatkan rasa empati sosial
  • Terhindar dari nilai – nilai materialistis
  • Melatih berpikir positif
  • Dan masih banyak lagi, silahkan lihat dalam kitab – kitab hadits atau kitab yang menjelaskan tentang fadhoil.

Namun selama ini,  kebanyakan dari kita menggap bahwa sedekah harus dengan harta benda, nyatanya tidak. Banyak cara bagi kita untuk bersedekah, semisal dengan tersenyum pada sesama kita, menghilangkan bahaya di jalan umum, mendoakan orang lain dan masih banyak lagi.

images-6067261
SEDEKAH

Didalam kitab bughyatul mustarsyidin dijelaskan bahwa pahala sedekah ada lima macam. Anggaplah kita punya uang sebanyak 80jt rupiah. kalau uang itu kita sedekahkan semua, mari kita berhitung pahalanya berdasarkan keterangan dalam kitab bughyatul mustarsyidin.
Bila uang tadi disedekahkan pada orang yang sehat secara jasmani maka pahalanya digandakan menjadi 10 kali. Jadi Rp. 80jt di kali 10 menjadi Rp. 800jt
Bila disedekahkan pada orang yang buta, orang yang terkena musibah, maka pahalanya dikalikan 90. Berarti Rp. 80jt kali 90 sama dengan Tujuh milyar dua ratus rupiah
Bila disedekahkan pada kerabat yang membutuhakan, maka dikalikan 900 (silahkan kalikan sendiri. Hehe) Bila disedekahkan pada orang tua, maka dilipatkan 100.000  kali 
Dan apabila disedekahkan pada orang alim al faqih, maka pahalanya dilipatkan 900.000 kali.
Bayangkan, betapa banyak pahala yang akan kita peroleh dengan sedekah. Di samping sedekah merupakan sebuah amal yang di dalam hadits disebut sebagai salah satu amal yang tidak terputus meskipun pelaku amal tersebut sudah meninggal yakni 1) ilmu yang bermanfaat, 2) sedekah yang mengalir 3) anak sholih yang mendoakan kedua orang tuanya. Atau 80jt disumbangkan untuk membangun masjid, maka sesuai dengan janji Allah, ia akan dibuatkan rumah di surga Allah. SEMOGA BERMANFAAT.

ORANG SHOLAT WAJIB, BERMAKMUM PADA ORANG SHOLAT SUNNAH – TINTA SANTRI

sholat-berjamaah-2-5013224

Sholat berjama`ah memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi Muhammad SAW

صلاةُ الجماعةِ تَفضُلُ على صلاةِ الفذِّ بسَبعٍ وعِشرينَ دَرجةً

Yang artinya: “Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian”.

Hadits tersbut shahih dan diriwayatkan dengan jalur sanad yang terpercaya oleh Imam Bukhari.

Dalam hal ini, Imam Syafii berpendapat bahwa apabila ada tiga orang atau lebih dan jika seseorang dari mereka dapat menjadi imam, maka itu disebut sebagai jamaah. Namun demikian, jika hanya terdapat dua orang saja, maka salah satu di antara keduanya dapat menjadi imam dan lainnya makmum. Itu tetap bisa dikatakan berjamaah.

Semakin besar jumlah jamaah yang dipimpin seorang imam, maka itu lebih mustajab dan lebih dekat dengan yang lebih utama (afdholu) menurut Imam Syafii.

Lantas bagaimana jika seorang yang melaksanakan sholat fardlu bermakmum pada orang yang sedang melakukan sholat sunnah?

Mazhab Syafiiyah yang membolehkan kita melaksanakan shalat fardhu dengan bermakmum kepada orang yang shalat sunnah. Demikian sebaliknya, orang yang shalat fardhu tertentu juga sah untuk bermakmum kepada orang yang shalat fardhu lainnya (seperti orang shalat zuhur kepada orang shalat ashar). Imam As-Syirazi dalam Kitabnya Al-Muhadzdzab menerangkan sebagai berikut:

وَيَجُوْزُ أَنْ يَأْتَمَّ الْمُفْتَرِضُ بِالْمُتَنَفِّلِ، وَالْمُفْتَرِضُ بِمُفْتَرِضٍ فِيْ صَلَاةٍ أُخْرَى؛}  لِمَا رَوَى جَابِرُ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ مُعَاذًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ يُصَلِّيْ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ اَلْعِشَاءَ الْأَخِرَةَ ثُمَّ يَأْتِيْ قَوْمَهُ فِيْ بَنِيْ سَلِمَةَ فَيُصَلِّيْ بِهِمْ هِيَ لَهُ تَطَوُّعٌ وَلَهُمْ فَرِيْضَةُ الْعِشَاءِ {وَلِأَنَّ اْلِاقْتِدَاءَ يَقَعُ فِي الْأَفْعَالِ الظَّاهِرَةِ، وَذَلِكَ يَكُوْنُ مَعَ اخْتِلَافِ النِّيَّةِ

Artinya, “Boleh seorang yang shalat fardhu bermakmum kepada orang yang shalat sunnah, dan orang yang shalat fardhu bermakmum kepada  orang yang shalat fardhu dalam shalat yang lain berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA bahwa Mu’adz RA melakukan shalat Isya’ di waktu akhir bersama Rasulullah SAW, kemudian ia mendatangi kaumnya di Bani Salimah lantas menjadi imam shalat bersama mereka, shalat itu baginya (hukumnya) merupakan shalat sunnah, sementara bagi mereka merupakan shalat Isya’ fardhu; di samping itu karena bermakmum tersebut terjadi dalam perbuatan-perbuatan yang zahir, padahal perkara itu berbeda niatnya… (Lihat Imam As-Syirazi, Al-Muhadzdzab dalam An-Nawawi, Al-Majmu’, [Jeddah, Maktabah Al-Irsyad: tanpa catatan tahun], juz IV, halaman 167).

Sejak Rampas Tanah Palestina, Israel Terus Lakukan Penjajahan – TINTA SANTRI

1622215775-7992452

Pendakwah Habib Husein Jafar Al- Hadar menyebut, perkara yang terjalin antara Israel serta Palestina tidaklah peperangan namun pembantaian serta penjajahan, apalagi genosida. Dia menegaskan kalau dalam perang sekalipun, masyarakat sipil wajib senantiasa dilindungi.

“ Tetapi ini masyarakat sipil juga dihabisi. Gaza seakan jadi penjara terbanyak di dunia sampai dikala ini, sebab diisolasi serta diboikot. Warganya terus diteror serta hidup dalam ketakutan,” tuturnya dalam Webinar berjudul Membilas Cedera Palestina yang disiarkan TVNU. Kamis( 27/ 5).

Habib Husein menuturkan kalau hingga dikala ini, Palestina terluka. Karena bangsanya dijajah, tanahnya dirampas, serta manusianya disakiti sampai dibunuh. Disebutkan, penjajahan yang dilakukan atas negara Palestina sudah berlangsung semenjak 1948 oleh zionisme. Terhitung semenjak mereka mendeklarasikan Israel selaku negeri bagi mereka sendiri.

“ Perampasan tanah Palestina diawali dari satu dusun damai yang bernama Deir Yassin, pada Jumat subuh 9 April 1948 yang dalam waktu sebagian jam diganti jadi kuburan massal untuk 280 orang Palestina yang tidak bersalah serta tidak ketahui apa- apa,” cerah Habib Husein.

Dikutip dari Republika, warga Desa Deir Yassin sangat diketahui dengan komitmennya buat cinta damai. Desa itu diserbu dengan dorongan tentara elit Palmach dari Haganah, kelompok militan Yahudi yang lain.

Dilaporkan, dekat 200 orang tewas serta 40 laki- laki, perempuan, dan kanak- kanak ditawan kemudian diarak di Yerusalem. Mereka dibawa ke suatu tambang yang terletak di antara Givat Shaul serta Deir Yassin serta ditembak mati secara brutal.

Kejadian yang terjalin di Deir Yassin jadi dini pengusiran orang- orang Arab dari tanah Palestina. Insiden itu menunjukkan dini dari An- Nakba ataupun Catastrophe, yang mengusir 80 ribu orang Arab Palestina.

Dalam Pasal II serta III Kesepakatan Penangkalan serta Penghukuman Genosida 1948, disebutkan kalau kejahatan yang dilakukan oleh Israel merupakan bagian dari genosida. Pada kesepakatan itu, genosida dipecah jadi 2 faktor ialah faktor mental serta raga.

Penduduk Desa Deir Yassin memanglah hadapi penderitaan secara raga akibat pembantaian yang dilakukan itu, sehingga masyarakat Arab- Palestina yang tersisa merasa khawatir dengan serbuan genosida secara mental.

Habib Husein lalu menarangkan kalau Sejarawan Israel Benny Morris sempat mengatakan, kebiadaban Israel yang mengusir masyarakat Arab- Palestina di Desa Deir Yassin itu selaku kejadian pembantaian.

“ Sejarawan Israel sendiri bernama Benny Morris menyebut, perihal itu selaku kejadian pembantaian yang menerabas etika serta kemanusiaan,” tutur Habib Husein.

Semenjak 1948 hingga dikala ini, kata Habib Husein, rakyat Palestina terus disakiti serta dibunuh oleh tentara Israel. Dia mengatakan, pada serbuan di Gaza sebagian waktu kemudian saja tercatat telah ratusan masyarakat Palestina yang tidak berdosa tewas, tercantum di dalamnya merupakan kanak- kanak.

“ Jelas itu bukan peperangan serta konflik, tetapi ini pembantaian, ini genosida. Karena, 800 ribu orang terputus dari akses air, 17 ribu rumah sirna, 53 sekolah rusak, serta 6 rumah sakit sirna, dan 50 persen infrastruktur di Gaza rusak sebab serbuan kemarin sepanjang 11 hari saja,” tuturnya.

Habib Husein berkata kalau walaupun dikala ini Palestina lagi terluka namun malah bisa mengumpulkan umat Muslim Indonesia buat silih bersilaturahim sehingga tidak butuh terdapat persoalan lagi buat berkontribusi untuk kebebasan, kemerdekaan, serta kesejahteraan Palestina.

“ Dari mari saja, Palestina yang lagi terluka masih dapat membagikan donasi untuk kita ialah mengumpulkan buat silih bersilaturahim satu sama lain, hingga cedera Palestina merupakan cedera kita,” pungkas Habib Husein. 

Pendaftaran Vaksin Onine Melalui Handpone – TINTA SANTRI

Beranda / BERITA

Cara Daftar Vaksin Online

TintaSantri.com – Pendaftaran vaksin Covid salah satunya bisa dilakukan melalui laman resmi Pedulilindungi. Karena melalui online, pendaftaran vaksin Covid bisa cukup menggunakan handphone.

Pendaftaran vaksin Covid secara online ini menjadi alternatif apabila masyarakat belum masuk dalam daftar vaksinasi yang dilakukan sejumlah instansi pemerintah maupun swasta.

Dengan Pendaftaran vaksin Covid online, masyarakat juga bisa memilih sendiri lokasi beserta tanggal pemberian vaksinasi sesuai keinginan.

Berikut ini cara pendaftaran vaksin Covid online via laman Pedulilindungi:

  • Buka laman Pedulilindungi.id
  • Pilih menu “Login/Register” yang berada di bagian pojok kanan atas
  • Pilih menu “Buat akun Pedulilindungi”
  • Lakukan registrasi akun dengan memasukan nama lengkap sesuai KTP dan alamat email
  • Centang “Syarat Penggunaan dan Kebijakan Privasi”
  • Klik “Daftar”
  • Jika sudah, maka Anda akan menerima kode OTP yang dikirimkan melalui email atau SMS.
  • Masukan kode OTP, lalu pilih opsi “Verifikasi”
  • Akun Anda akan terdaftar dan masuk ke dashboar atau halaman utama akun Pedulilindungi
  • Klik menu “Pendaftaran Vaksinasi” di bagian kiri tengah
  • Isi data diri seperti nama lengkap, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor ponsel, kota sesuai KTP, dan alamat
  • Klik opsi “Selanjutnya”
  • Lakukan konfirmasi mengenai informasi penerima vaksin
  • Masukan kode verifikasi
  • Anda sudah berhasil melakukan pendaftaran vaksin Covid

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

6 Fakta Pembatalan Haji 2021: Alasan, Dana Haji, hingga Nasib Antrean Jemaah – TINTA SANTRI

image-6327887
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI menyampaikan bahwa pelaksanaan ibadah haji 1442 Hijriah/2021 Masehi dibatalkan.

Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring pada Kamis (3/6/2021).

“Menetapkan pembatalan keberangkatan jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 Hijriah atau 2021 Masehi bagi warga negara Indonesia yang menggunakan kuota haji Indonesia dan kuota haji lainnya,” kata Yaqut.

Di tengah berita pembatalan pelaksanaan ibadah haji 2021 ini, beragam hoaks banyak menyebar di media sosial.

Simak, berikut sejumlah fakta seputar pembatalan ibadah haji 2021 yang dirangkum Kompas.com:

1. Alasan pembatalan

Terkait pembatalan keberangkatan Jemaah haji 2021,Pemerintah melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 660 Tahun 2021 yang ditetapkan pada 3 Juni 2021 menyampaikan sejumlah pertimbangan.

Faktor kesehatan, keselamatan, dan keamanan jemaah haji yang terancam akibat pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan Arab Saudi menjadi alasan yang pertama.

Pertimbangan kedua adalah karena Kerajaan Arab Saudi hingga kini belum mengundang pemerintah Indonesia untuk membahas dan menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2021.

Selain itu Arab Saudi juga belum membuka akses layanan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, padahal pemerintah Indonesia memerlukan waktu untuk melakukan persiapan pelayanan jemaah haji.

Yaqut mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan Komisi VIII DPR RI, berkomunikasi dengan para alim ulama, pimpinan-pimpinan ormas Islam, hingga biro perjalanan haji terkait keputusan pembatalan ini.

2. Bukan karena utang

Melalui konferensi pers, Menteri Agama Yaqut juga mengatakan, pembatalan keberangkatan jemaah haji 2021 bukan karena utang.

Yaqut menegaskan Indonesia tidak memiliki utang atau tagihan yang belum dibayarkan terkait pelaksanaan ibadah haji 1442 Hijriah/2021 Masehi.

“Indonesia tidak punya utang atau tagihan yang belum dibayar yang terkait haji,” kata Yaqut.

“Jadi info soal tagihan yang belum dibayar itu 100 persen hoaks atau berita sampah semata jadi tidak usah dipercaya,” ujar dia.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto.

“Kami mohon kepada calon jamaah haji untuk tidak perlu risau tidak perlu gundah gulana karena pembatalan ini. Intinya uang yang bapak-ibu setorkan itu sangat aman dan kalau ada berita mengatakan karena ada utang itu tidak benar sama sekali,” ucap Yandri.

3. Dana haji bisa diambil

Yaqut mengatakan bahwa jemaah haji yang gagal berangkat tahun 2021 bisa mengambil kembali biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang sudah disetor ke pemerintah.

“Jadi uang jemaah aman, dana haji aman. Jadi bisa diambil kembali atau bisa tetap berada di BPKH untuk kita perhitungkan nanti jika ada pemberangkatan ibadah haji,” kata Yaqut melalui konferensi persnya, Kamis (3/6/2021).

Pihaknya mengatakan jemaah yang batal berangkat tahun 2021 akan menjadi jemaah haji tahun 1443 Hijriah atau 2022 Masehi.

Akan tetapi ia menyampaikan pemerintah tidak keberatan jika para Jemaah ingin mengambil kembali dana haji yang sudah disetorkan ke pemerintah.

4. 11 Negara yang masuk Arab Saudi bukan untuk haji

Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi mengumumkan adanya 11 negara yang diperbolehkan untuk masuk ke Arab Saudi.

Kesebelas negara itu adalah:Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Portugal, Inggris, Swedia, Swiss, Perancis, dan Jepang.

Akan tetapi izin masuknya 11 negara tersebut bukan untuk ibadah haji.

Melansir Arab News, 29 Mei 2021 menurut Otoritas Kesehatan Masyarakat Saudi (PHA) negara-negara tersebut dianggap telah mampu menunjukkan stabilitas dalam menahan penyebaran Covid-19.

Sementara itu, Konsul Haji dan Umroh Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi, Endang Jumali juga memastikan bahwa hingga saat ini belum ada negara di dunia yang mendapat kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi.

“Masalahnya bukan untuk Indonesia saja, semua negara di dunia ini belum ada yang dapat kuota dan belum ada pengumuman resmi dari pihak Arab Saudi haji tahun ini apakah domestik atau international,” kata Endang kepada Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Endang mengatakan Indonesia memutuskan untuk tak memberangkatkan Jemaah karena waktu persiapan tak cukup. Antara lain untuk persiapan teknis administrasi dengan pelaksanaan ibadah.

Ia mengatakan, waktu wukuf akan dilaksanakan pada 19 Juli 2021.

Akan tetapi, hingga saat ini sistem pembuatan visa dan layanan lainnya belum dibuka aksesnya oleh Pemerintah Arab Saudi.

“Kecukupan waktu yang tidak mungkin untuk pelaksanaan dan persiapan administrasi dan lainnya,” ujar Endang.

Hal ini juga dipertegas oleh Surat Dubes Arab Saudi yang dikirimkan ke Puan Maharani.

Dikutip dari Kompas.com 4 Juni 2021, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Essam bin Abed Abid Al Thaqafi menyampaikan bahwasannya pernyataan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily terkait adanya 11 negara yang telah memperoleh kuota haji dari Kerajaan Arab Saudi di tahun ini dan Indonesia tidak termasuk dari negara tersebut adalah tidak benar.

5. Bukan karena vaksin

Melalui surat yang dikirimkan Dubes Arab Saudi kepada Puan Maharani juga membantah pernyataan Wakil Ketua DPR-RI Sufmi Dasco Ahmad di sejumlah media massa.

Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan telah mendapatkan informasi bahwa Indonesia tidak memperoleh kuota haji tahun 2021. Tidak adanya alokasi kuota haji bagi Indonesia ini, menurut Sufmi, lantaran vaksinasi Covid-19 yang digunakan Indonesia.

“Dalam kaitan ini saya ingin memberitahu kepada Yang Mulia (Ketua DPR RI) bahwa berita-berita tersebut tidaklah benar dan hal itu tidaklah dikeluarkan oleh otoritas resmi Kerajaan Arab Saudi,” kata Dubes Essam dalam suratnya.

Pihaknya juga menyampaikan otoritas yang berkompeten di Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum mengeluarkan instruksi apapun berkaitan dengan pelaksanaan haji tahun ini, baik bagi para jamaah haji Indonesia atau bagi para jamaah haji lainnya dari seluruh negara di dunia.

6. Jadwal antrean keberangkatan haji

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Haji dan Umrah Kemenag, Khoirizi mengatakan untuk jemaah yang batal berangkat, maka jadwal keberangkatan akan bergeser.

Imbas pandemi Covid-19, keberangkatan jemaah haji menjadi ditunda selama dua tahun atau hingga 2022 nanti.

“Yang proses tahun 2020 tidak berangkat, digeser tahun 2021, 2021 tidak berangkat digeser lagi ke 2022,” ujar dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/6/2021) siang.

Menurut Khoirizi, sistem tersebut sesuai dengan salah satu asas penyelenggaraan haji, yakni keadilan.

Di mana jika ada yang mendaftar lebih awal, maka mereka yang akan diprioritaskan untuk berangkat terlebih dahulu begitupun sebaliknya.

“Nah di situlah letak keadilan, ketika dia bergeser, maka secara otomatis semuanya bergeser,” ujar Khoirizi.

Artikel ini telah tayang di kompas.com