akhlaq lil banin, terjemah kitab, kitab terjemah

Terjemah Akhlaq Lil Banin Juz 2 Lengkap

Terjemah Akhlaq Lil Banin Jilid 2 – Setelah sebelumnya Ngadmin telah membagikan Terjemah Akhlaq Lil Banin Jilid 1, maka kali ini Ngadmin akan membagikan Terjemah Akhlaq Lil Banin Jilid 2. Ngadmin hanya berharap kemanfaatan dari postingan ngadmin kali ini.

Tentang Akhlaq Lil Banin Jilid 2

Pada kitab Akhlak Lil Banin Jilid 1, mualif (pengarang/penulis) telah menyajikan berbagai kajian pembuka yang bersifat mendasar dan fundamental, tetapi pada Akhlak Lil Banin Jilid 2 ini, pengarang lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh pelajar, serta disampaikan pula beberapa kisah yang ada relevansinya dengan pembahasan materi.

Di awal-awal pembahasan, Akhlak Lil Banin Jilid 2 menyajikan materi akhlak secara substansial, disusul dengan pembahasan mengenai kewajiban anak terhadap Allah Swt., kewajiban anak terhadap Nabi Muhammad Saw., serta pembahasan singkat mengenai akhlak beliau, baginda Nabi Agung Muhammad Saw.

Di tengah-tengah pembahasan, Akhlak Lil Banin Juz 2 lebih menekankan kepada beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anak, di antaranya yaitu kewajiban anak terhadap kedua orang tua lengkap dengan kisah-kisahnya, kewajiban anak terhadap saudaranya, kewajiban anak terhadap para kerabat, kewajiban anak terhadap pelayan lengkap dengan cara memaafkan pelayan.

Di akhir-akhir pembahasan, Akhlak Lil Banin Juz 2 masih menyinggung beberapa hal yang berkaitan dengan kewajiban, di antaranya yaitu, kewajiban anak terhadap tetangga lengkap dengan kisah-kisahnya, kewajiban anak/murid terhadap gurunya lengkap dengan kisah-kisahnya, serta kewajiban anak terhadap teman-temannya. Tentu mualif sudah mempertimbangkan dengan matang bahwa materi ini sangat layak untuk dijadikan pedoman, khususnya dalam bidang akhlak atau etika.

Terjemah Akhlaq lil Banin Jilid 2, Akhlak

1. Wahai anak yang tercinta sesungguhnya akhlak yang baik itu menyebabkan kebahagiaan bagimu didunia dan akhirat. Tuhanmu ridha kepadamu. Engkau dicintai oleh keluargamu dan semua orang, sedang engkau hidup antara mereka secara terhormat. Kebalikannya adalah akhlak yang buruk. ia adalah sumber (penyebab) kesengsaraanmu di dunia dan akhirat. Allah membencimu, engkau benci keluargamu dan semua orang dan engkau hidup di antara mereka dalam keadaan hina.

2. Maka hendaklah engkau memiliki akhlak mulia dan adab yang baik semenjak kecilmu agar engkau dibesarkan dan terbiasa dalam keadaan itu pada waktu besar. Engkau harus lebih dulu memaksakan dirimu atas hal itu hingga ia menjadi watak pada akhirnya. Allah ta’ala berfirman : “telah beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan telah merugilah orang yang mengotorinya”. (asy syams – 9). Nabi SAW bersabda yang terbanyak memasukkan manusia ke dalam syurga adalah ketakwaan kepada allah dan akhlak yang baik. Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Sungguh orang mukmin bisa mencapai derajat seperti orang yang berpuasa dan bersholat dengan akhlaknya yang baik”.

3. Sesungguhnya orang-orang tidak melihat kepada ketampanan wajahmu maupun kebaruan bajumu, tetapi mereka melihat kepada akhlakmu. Sebagaimana kata syair : “janganlah kamu melihat baju seseorang, jika kamu ingin mengenalnya, lihatlah adabmu, jika kayu garu tidak semerbak baunya, tidaklah orang bisa membedakan antara garu dan kayu”. Penyair lain berkata : “tidaklah bermanfaat bagi pemuda wajahnya yang tampan, apabila akhlaknya tidak baik”. Begitu pula ilmu tidak bermanfaat bila disertai akhlak yang buruk. Orang berilmu yang buruk akhlaknya lebih dibenci oleh masyarakat dari pada orang bodoh. Hendaklah engkau memperhatikan pendidikan akhlakmu sebagaimana engkau memperhatikan menuntut ilmu-ilmu dan pengetahuan.

4. Apabila anak sudah dewasa dan terbiasa dengan akhlak yang buruk, maka sulit sekali untuk mendidik dan memperbaikinya. Kadangkala hal itu tidak mungkin terwujud sama sekali. Sebagaimana kata penyair : “kadangkala adab itu bermanfaat bagi anak-anak pada waktu kecil, tetapi sesudah itu tidaklah bermanfaat adab itu baginya, sesungguhnya ranting yang lunak akan lurus jika meluruskannya, dan tidaklah kayu menjadi lunak walaupun engkau meluruskannya.

5. wahai murid tercinta ! engkau telah membaca jilid pertama dari buku ini dan mendapat manfaat baginya. Dihadapanmu ini adalah jilid dua, maka pahamilah baik-baik dan amalkan isinya agar engkau menjadi orang yang beruntung dan baik akhlakmu serta terdidik jiwamu sehingga engkau peroleh kebaikan didalam dunia dan agama.

Kewajiban Anak Terhadap Allah dan Nabi-Nya

Kewajiban Anak Terhadap Allah Ta’ala

1. wahai anak yang beradab ! allah ta’ala telah mengaruniamu kenikmatan yang banya, ia menjadikan kamu setelah dulu tidak ada. Allah memberimu akal dan menunjukimu kepada agama islam yang merupakan kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa pendengaran, penglihatan dan idah serta kedua tangan dan kedua kaki. Allah menciptakanmu sebagai manusia sempurna dalam bentuk yang terbaik. Allah ta’ala berfirman : “kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (at-tiin : 4). Allah memberimu keadaan sehat wal afiat. Allah menanamkan kasih sayang bagimu dalam hati ibu bapakmu hingga mereka memeliharamu dengan sempurna dan ia menjadikan kamu mencintai gurumu hingga ia mengajarimu ilmu yang berguna bagimu dalam agama dan dunia serta banyak lagi kenikmatan allah ta’ala bagimu yang tak terbilang. “dan jika kamu menghitung kenikmatan alah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” (an-nahl : 18).

2. Engkau harus bersyukur kepada tuhanmu atas kenikmatan-kenikmatannya dengan mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya serta mengagungkan-Nya dari lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau berada sendirian. Dalam hadist dikatakan : “takutlah kepada allah dimanapun engkau berada”. Hendaklah engkau mencintai tuhanmu lebih banyak daripada kecintaanmu kepada ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau mencintai pula semua malaikatNya, rasulNya, nabi-nabiNya dan hambaNya yang shalih, karena allah ta’ala mencintai mereka.

3. Engkau wajib pula meminta tolong kepadaNya dalam berbagai keperluanmu dan bertawakkal kepadaNya dalam urusan-urusanmu. Allah ta’ala berfirman : “dan kepada allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang beriman” (al-maidah :23). Dalam hadist ibnu abbas ra disebutkan bahwa nabi saw berkata kepadanya : “hai anak, aku ajari kamu beberapa kalimat, pelihara (agama) allah, niscaya allah akam memeliharamu. Pelihara (agama) allah, niscaya engkau mendapati pertolonganNya di hadapanmu. Apalagi engkau memohon kepada allah. Apabila engkau minta pertologan, maka minta tolonglah kepada allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh ummat berkumpul untuk memberimu sesuatu manfaat, maka mereka tidak bisa memberimu manfaat, kecuali dangan sesuatu yang telah ditetapkan allah bagimu. Pena-pena malaikat yang mulia takdir allah telah diangkat dan lembaran-lembaran yang tertulis takdir allah telah kering dan seandainya mereke berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka tidak bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan allah kepadamu”.

4. Apabila engkau bersyukur kepada allah maka allah menambah kenikmatanNya bagimu. Sebagaimana firman allah ta’ala dalam al-qur’an yang mulia : “ sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu” (Ibrahim: 7). Dan allah menlindungimu dari berbagai musibah dan mewujudkan keinginan yang engkau harapkan. Allah SWT akan mencintaimu dan menjadikan paa manusia mencintaimu. Sebagaimana firman allah SWT : “sesungguhnya orang yana beriman dan beramal salih, kelak allah yang maha pengasih akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang” (maryam :96). Yakni allah mencintai mereka dan menjadikan orang-orang mencintai mereka. Dalam hadist disebutkan : “apabila allah ta’ala mencintai seorang hamba, dia menyeru jibril as, sesungguhnya allah telah mencintai si fulan, maka cintailah dia, maka jibril mencintainya,. Kemudian jibril berseru di langit : sesungguhnya allah telah mencintai si fulan, maka cintailah dia, maka penghuni langit mencintainya dan letakkanlah kecintaan kepadanya pada penghuni bumi”.

Murid Yang Dicintai

Ada seorang guru yang lebih mencintai salah seorang muridnya saja dari pada murid-muridnya yang lain. Mereka merasa heran atas hal itu. Mereka berkata , “mengapa guru kita ini lebih mencintai murid yang ini daripada kami ?” maka sang guru pun ingin menunjukkan sebabnya. Ia memberi kepada mereka masing-masing seekor ayam. Lalu ia berkata “hendaklah masing-masing kalian menyendiri di suatu tempat dan menyembelih ayam agar tidak terlihat oleh seorangpun.” Semua muridpun mematuhi perintah guru itu, kecuali murid itu saja, ia mengembalikan ayam itu. Kemudian gurunya bertanya, “ mengapa engkau tidak menyembelih ayammu seperti yang dilakukan oleh teman-temanmu ? “ anak itu menjawab : “ karena saya tidak bisa menyendiri di suatu tempat tanpa terlihat oleh seorangpun, sungguh allah melihatku disetiap tempat. Kemudian guru itu berkata kepada murid-muridnya, “lihatlah kepada murid ini, ia takut kepada allah dan tidak melupakanNya ditempat manapun. Itulah sebabnya saya mencintainya daripada akalian. Tidaklah ragu bahwa jika sudah besar, ia menjadi orang salih dan taat kepada allah di setiap waktu”.

Kewajiban Anak Terhadap Nabinya SAW

1. Ketahuilah bahwa Nabi SAW, mempunyai hak yang besar padamu, dan haknya adalah yang terbesar sesudah hak allah ta’ala. Adab terhadap beliau adalah adab yang paling kuat dan paling wajib. Beliau membawa agama islam, dan dengan perantaranya engkau dapat mengenal allah dan dapat membedakan antara yang halal dan haram. Engkau tidak dapat membalas jasanya untuk selama-lamanya. Maka wajiblah engkau mencintainya dengan kecintaan yang sangat istimewa. Dalam hadits : “tidaklah beriman seorang diantara kamu hingga aku lebih dicintainya dari pada anak-anaknya dan ayahnya serta orang-orang semua”.

2. Tanda kecintaanmu kepada tuhanmu adalah engkau mencintai nabimu dan mengikutinya dalam perikehidupannya. Allah ta’ala berfirman : “ katakanlah jika kamu mencintai allah, maka ikutilah aku, niscaya allah mencintai kamu” (ali-imran : 31). Engkau cintai pula keluarganya dan para sahabatnya serta seluruh ummatnya. Dalam hadits dikatakan : “cintailah allah karena memberimu nikmat-nikmatNya, dan cintailah aku ( nabi Muhammad), karena cintamu kepada allah, dan cintailah keluargaku dami mencintai aku”. Dalam hadits lain : “peliharalah aku mengenali para sahabatku. Janganlah kalian jadikan mereka caci maki setelah aku tiada. Barang siapa mencintai mereka dan barang siapa membenci mereka, maka dengan membenci aku, akupun membenci mereka”. Dalam hadits lain : “tidaklah seseorang dari kamu beriman hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.

3. Mentaati Nabi SAW dalam semua perintahnya sebagaimana allah SWT berfirman : “ barang siapa mentaati rasul, ia pun telah mentaati allah” (an nisa’ : 80). “apa yang diberikan allah hendaklah kamu ambil. Dan apa yang dilarangnya terhadap kamu maka tinggalkanla” (al-hasyr :7). Termasuk ketaatanya adalah engkau bela agamanya dengan perkataan dan perbuatanmu. Engkau bela syariatnya dengan segenap kemampuanmu dan mengucapkan shalawat kepadanya sebagaimana perintah allah kepadamu dalam firmanNya : “sesungguhnya allah dan malaikat-malaikatnya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya” (al-ahzab:56). Trutama dimalam jumat dan pada hari jumat sebagaimana dalam hadits dikatakan : “perbanyak bersholawat untukku di hari jumat dan malam jumat, barang siapa melakukan itu, maka aku manjadi saksi dan memberi syafaat baginya pada hari kiamat”.

Akhlak Rasulullah

Sekelumit Dari Akhlak Nabi SAW (1)

1. Nabi SAW adalah manusia terbaik akhlaknya. Allah ta’ala telah memujinya dengan firmanNya : “sesungguhnya engkau seorang yang memiliki budi pekerti yang agung”. (al-qalam : 4). Allah menjadikannya sebagai teladan bagi kaum muslimin dalam perkataan dan perbuatannya sebagaimana allah ta’ala berfirman : “ adalah bagi kamu dalam diri rasulullah terdapat teladan yang baik”. (al-ahzab : 21). Allah telah mengutusnya untuk menyempurnakan adab dan akhlak. Dalam hadist : “ aku di utus untuk menyempurnakan akhlak mulia”.

2. Termasuk akhlak adalah kesuciaan diri dan rasa puasnya dengan apa yang ada (qanaah). Beliau menerima pakaian dan makanan yang ada dan tidak menanyakan yang tidak ada. Beliau tidak mencela sesuatu makanan sama sekali, akan tetapi jika disukai, beliau memakannya, dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. Beliau tidak menyuruh orang lain membencinya dan tidak meminta apa-apa dari seseorang.beliau tidak memandang (mengharap) milik orang lain.beliau seorang pemafaat yang tidak marah. Beliau bersabar atas cobaan dan gangguan yang menimpanya. Beliau memaafkan orang yang menyakiti hatinya dan rendah hati terhadapa anak kecil maupun orang dewasa. Termasuk kerendahan hatinya adalah apabila beliau berjalan melewati anak-anak kecil, maka beliau member salam kepada mereka. Apabila seorang memanggilnya maka beliau menjawabnya dengan perkataan “labbaik”. Beliau tidak suka seorang bangun dari tempat duduknya untuk menyambutnya. Beliau menjahit bajunya, memperbaiki sandalnya, menyapu rumahnya dan melayani keluarganya. Beliau membeli sesuatu lalu membawanya sendiri lalu membawa kerumahnya sendiri. Kemudian sahabatnya berkata kepadanya “berikan kepadaku aga aku membawanya.” Maka beliau berkata “pemilik sesuatu lebih pantas membawanya.”

3. Termasuk akhlak adalah keberanian. Orang pemberani mendekatinya pada waktu perang karena beliau dekat dari musuh. Teguh diatas perinsip, sabar dalam menunaikan kewajiban miskipun ada hambatan-hambatan yang berat dan gangguan-gangguan yang besar. Berkata benar dan bersikap jujur dalam semua perkataan dan perbuatannya hingga beliau tersohor diantara kaumnya dengan julukan al-amien ( jujur).

4. Beliau sangat takut kepada allah ta’ala. Memiliki banyak rasa malu besar kasih sayangnya dan tidak menggangu manusia maupun hewan serta mengasihani kaum fakir miskin. Beliau banyak besedekah kepada mereka dan memenuhi panggilan mereka jika mereka memanggilnya. Beliau makan bersama mereka dan menjenguk orang yang sakit diantara mereka. Beliau orang yang paling pemurah dan tidak menolak orang yang minta sesuatu darinya. Apabila tidak menemukan sesuatu padanya beliau berjanji untuk memberinya di lainwaktu. Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepadanya meminta sesuatu. Maka beliau memberinya kambing yang banyak, menutupi di antara celah gunung, kemudian ia kembali kepada kaumnya dan berkata “masuklah kamu kedalam agama islam. Sesungguhnya Muhammad memberi pemberian sebagai orang yang tak takut miskin”.

5. Beliau menyayangi pelayan dan tak pernah membentak seorang pelayanpun. Beliau menyuruh memafaafkan pelayan apabila bersalah. Beliau mengasih anak-anak kecil dan memberi salam kepada mereka. Apabila sedang mengerjakan shalat dan mendengar anak kecil menangis, beliau meringankan shalatnya. Pada suatu hari masuklah syayidina hasan ra. Yang masih kecil ketika Nabi SAW sedang sholat kemudian ia menaiki punggung beliau disaat beliau sedang bersujud maka belaiupun melambatkan sujudnya karena sayang kepadanya hingga ia turun dari punggung beliau. Adalah anas bin malik ra mempunyai saudara laki-laki bernama abu umair yang mempunyai seekor burung kecil berparuh merah sebagai teman bermainnya. Kemudian burung itu mati, pada suatu hari Nabi SAW dating menemuinya, beliau melihat anak itu bersedih. Maka beliau berkata “ kanapa dia ?” ada yang menjawab burungnya mati “maka beliaupun berkata “hai abu umair, apa yang di lakukan nughair nama burung kecil berparuh merah (burung gelantik)?”

Sekelumit Dari Akhlak Nabi SAW

1. Adalah Nabi SAW berlaku baik kepada para sahabatnya. Beliau tersenyum dan bersikap ramah terhadap mereka dan memulai salam serta berjabat tangan dengan mereka. Beliau mengutamakan mereka daripada dirinya sendiri sehingga mereka mencintainya daripada diri dan anak-anak mereka beliau menghormati tetangga dan menyuruh berbuat baik kepadnya, pada suatu hari beliau berkata pada salah seorang sahabatnya, “apabila engkau memasak kuah maka perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu”. Beliau menghormati tamu dan berbuat baik kepada para kerabatnya. Ketika dating kepadanya wanita yang menyusui syayidah halimah as-sa’diah ra, di saat beliau sedang duduk, maka beliau menggelar kain serbannya dan memenuhi keperluannya. Nabi SAW menghormati pamannya al-abbas seperti penghormatan terhadap ayah dan ibu.

2. Nabi SAW mengingat masa persahabatannya yang lama dan beliau bersabda: “sesungguhnya memelihara persahabatan termasuk pengamalan iman”. Sesudah wafat syayidah khadijhah ra, apabila beliau menyembelih seekor kambing, maka dibagikannya daging kepada teman-teman. Apabila beliau diberi hadiah maka beliau berkata “ bawalah ia kerumah si fulan” ia adalah teman khadijhah” bilamana tidak menjumpai salah seorang sahabatnya selama 3 hari, beliau menanyakannya, jika ia telah pergi jauh, maka beliau mendoakannya, jika ia berada dirumah, beliau mengujunginya dan jika ia sakit maka beliau menjenguknya. Apabila menjanjikan sesuatu beliau menepatinya. Beliau melarang keras pelanggaran janji. Beliau suka mengatur pekerjaan-pekerjaanya dan menyempurnakannya. Nabi SAW bersabda “ sesungguhnya allah memerintahkan kebaikan atas segala sesuatu”. Beliau menyukai pua kebersihan dalam segala sesuatu : makanan, pakaian, tempat tinggal serta menyuruh memelihara kebersihan. Beliau bersabda dalam hadistnya “ kebersihan itu termasuk pengamalan iman”.

3. Adalah Nabi SAW pada waktu berjalan tidak menoleh kekanan ke kiri, apabila makan, beliau tidak makan sampai kenyang. Allah ta’la berfirman : “makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” (al-a’raf : 31). Pada waktu bicara beliau hanya bicara seperlunya, beliau bersabda “ siapa yang diam dia selamat”. Beliau memelihara waktu-waktunya dan menghabiskan seluruhnya dalam mentaati allah SWT. Dalam hadits “ adalah Nabi SAW menyebut nama allah dalam seluruh waktunya dan shalat ditengah malam hingga pecah-pecah kedua telapak kakinya.

Cinta Taat Berbakti pada Orang Tua

Mencintai Kedua Orang Tua

1. Kedua orang tuamu sangat mencintaimu dan menyebabkan keberadaanmu. Keduanya amat payah memeliharamu. Akan tetapi keduanya gembira atas hal itu. Ibumu mengandungmu dalam perutnya 9 bulan, kemudian menyusuimu. Ia memperhatikan kebersihan badan dan bajumu dan membuat pakaian yang halus serta mengantar ke tempat tidurmu yang bersih. Ia mengusir nyamuk darimu agar engkau bisa tidur dengan tenang dan memeliharamu dalam setiap waktu dari segala sesuatu yang mengganggumu pada waktu engkau berjalan atau duduk, bermain dan tidur. Dialah yang menyiapkan makananmu dan mengajarimu berjalan dan bebicara. Alangkah sangat gembiranya bilamana engkau mulai berjalan atau berbicara.

2. Setiap hari ayahmu keluar dari rumah. Ia bersabar atas kepayahan, panas dan dingin untuk memperoleh harta yang akan di belanjakan untuk kepentinganmu, ibumu dan seluruh keluargamu. Maka ia membelikan bagimu pakaian dan makanan serta segala sesuatu yang engkau perlukan seperti alat-alat sekolah dan lain-lainnya. Apabila engkau meminta sesuatu yang bermanfaat bagimu iapun tidak menghalangimu darinya dan memberi apa yang engkau inginkan dengan amat gembira.

3. Ayahmu juga ingin agar engkau hidup sehat jasmani, selamat dari gangguan dan penyakit. Oleh karena itu iamencegah darimu segala sesuatu yang membahayakan dan menyuruhmu untuk memelihara kesehatan. Ia ingin agar engkau tumbuh dalam akhlak yang luhur dan adab yang sempurna. Oleh karena itu ia melarangmu bergaul dengan orang-orang jahat dan ingin agar masa mendatang engkau menjadi seorang laki-laki sempurna dalam ilmu, terdidik dalam akhlak berpegang pada agama, di hargai diantara orang-orang dan bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu ia maemasukkan dalam sekolah dan membiyai pendidikanmu

4. Sesungguhnya orang tuamu sangat mengasihimu. Oleh karena itu, jika engkau sakit, keduanya sangat sedih atas dirimu dan mencurahkan tenaga mereka bagi keselamatanmu. Keduanya berdoa kepada allah siang dan malam agar engkau cepat sembuh. Ibumu tidak tidur semalaman untuk menjagamu. Ia menangis dengan air matanya yang deras, karena kasihan kepadamu. Ayahmu memanggil dokter dan membeli obat-obatan untukmu. Ia tidaklah peduli mengeluarkan banyak uang demi kesehatanmu yang mahal.

Apa Kewajibanmu Terhadap Ibu Bapakmu?

Wahai anak tercinta ! engkau telah mengetahui kadar kecintaan ibu bapakmu terhadapmu dan apa yang dilakukannya demi pemeliharaanmu. Maka wajiblah engkau membalas kebaikan ini dengan kebaikan serta berbakti kepada keduanya.

Walaupun begitu dapat engkau saksikan keutamaan dan jasa dari keduanya. Engkau akui bahwa engkau tidak bisa memenuhi hak-hak mereka dengan sempurna. Maka kerjakanlah nasehat-nasehat ini :

1. Engkau cintai kedua orang tuamu dari lubuk hatimu dan hormati mereka dengan penuh penghormtan. Engkau perlakukan mereka berdua dengan segala sesuatu yang mengembirakan hatinya dan engkau hidarkan sesuatu apapun yang menyusahkan kedua orang tua. Engkau dengarkan nasehat-nasehat kedua orang tua dan segera mematuhi perintah-perintahnya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Engkau jabat tangan kedua orang tuamu setiap pagi dan sore dan menghadapi mereka dengan wajah yang berseri-seri serta doakan meraka agar diberi panjang umur dalam kebaikan dan kesehatan, dan tercapai cita-cita mereka. Engkau doakan agar allah membalas kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya atas pemeliharaan mereka yang baik.

2. Hendaklah engaku ketahui bahwa hidupibu bapakmu merupakan kenikmatan besar dari allah bagimu dan berkah serta rahmat bagimu yang engkau nikmati dengan memandang kepada mereka. Dalam hal itu terdapat pada pahala yang besar. Dalam hadits dikatakan : “tidaklah seorang melihat kepada wajah kedua orang tuanya dengan pandangan kasih sayang, melaikan allah menetapkan baginya akibat pandangan itu adalah haji yang diterima dan mabrur”. Hendaklah engkau jabat tangan mereka setiap hari dan engkau bermusyawarah dengan mereka tentang urusan-urusanmu. Engkau masukkan kegembiraan pada mereka dan engkau penuhi kebutuhan mereka. Mereka mendoakanmu dengan segala kebaikan. Betapa besarnya kenikmatan-kenikmatan ini ! dan betapa banyaknya pahala ini ! seorang anak tidak mengetahui besarnya kenikmatan yang sebenarnya atas keberadaan ibu bapaknya, kecuali ia kehilangan mereka. Pada waktu itu ia merasakan kerugian yang besar dan kesedihan yang sangat atas perpisahannya dengan mereka.

3. Hedaklah engkau bersikap sopan santun terhadap mereka setiap waktu. Maka jangan membelakangi mereka seraya memanggil namanya, jangan tertawa dihadapannya tanpa keperluan atau bersuara keras. Janganlah enkau memandang mereka dengan pandangan yang tajam, jangan berdusta terhadap mereka atau memaki mereka atau berbicara dengan perkataan yang buruk ataupun mengeraskan suaramu di atas suara mereka alllah SWT berfirman : “dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.* dan rndahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : wahai rabb, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil” (al-israa’ : 23-24).

4. Berusahalah selalu untuk memperoleh ridha ibu bapakmu, dengan bersungguh-sungguh dalam mempelajari pelajaran-pelajaranmu dan pergi setiap hari ke sekolah, memelihara buku-buku dan pakaian serta seluruh alatmu. Hendaklah engkau mengaturnya pada tempatnya masing-masing dan tidak merusakkan atau menghilangkan sesuatu darinya. Hendaklah engka kerjakan segala sesuatu yang mengembirakan mereka didalam dan diluar rumah. Janganlah engkau menganggu salah seorang dari saudaramu dan pelayan dan jangan pula bertengkar dengan anak-anak –anak tetangga atau teman-temanmu disekolah.

5. Apabila engkau meminta sesuatu dari ibu bapakmu, maka janganlah meminta dihadapan orang banyak. Apabila kedua orang tuamu tidak memberikan apa yang engkau minta maka diamlah. Karena mereka ebih tahu tentang maslahatmu (kebaikanmu). Waspadalah jangan sampai marah dan mengerutu serta bermuka cembrut. Apabila engkau duduk didepan mereka, maka duduklah dengan cara yang baik, jangan meletakkan kaki di atas kaki, jangan duduk diatas mereka berdiri dan jangan pula berjalan didepan mereka. Apabila salah seorang dari mereka memanggilmu, maka segelah menjawabnya jangan berlambat-lambat atau berpura-pura tidak mendengar atau jemu karena panggilan yang berulang-uang. Waspadalah dengan sangat agar engkau tidak memaki ayah seseorang atau ibunya agar ia tidak memaki ibu bapakmu. Dalam hadits :”termasuk dosa besar adalah orang yang memaki ibu bapaknya.” Orang-orang berkata , “ya rasuullah, apakah ada orang memaki ibu bapaknya ?”, “beliau menjawab ya, jika ia memaki ayah seseorang, lalu orang itu memaki ayahnya. Dan jika ia memaki ibu orang itu, lau orang itu memaki ibunya”.

6. Apabila engkau sudah besar dan mulai berkerja, maka engkau harus membantu kedua orangtuamu. Berilah nafkah menurut kemampuanmu dan berbaktilah kepada ibumu lebih banyak daripada ayahmu, karena ia lebih sayang kepadamu dan lebih banyak payah dalam memeliharamu. Datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW. Lalu berkata,” ya rasulullah, siapakah orang yang paling patut mendapat perlakuan baik dariku?” beliau menjawab “ibumu”. Orang itu berkata lagi, “kemudian siapa?” beliau menjawab “ibumu”. Orang itu berkata lagi, “kemudian siapa?” beliau menjawab “ibumu” Orang itu berkata lagi, “kemudian siapa?” beliau menjawab “ayahmu”. Apabila salah seorang dari mereka atau kedua-duanya meninggal dunia, maka anakpun wajib berbakti kepada mereka dengan berdoa dan memohonkan ampun serta bersedekah untuk kedua orang tuanya. Dalam hadits : :ya rasulullah, apakah saya masih bisa berbakti kepada ibu bapakku sesudah mereka wafat?” beliau menjawab “ya”, menshalatkan janazahnya, memohonkan ampun bagi keduany, melaksanakan wasiat mereka, dan menghormati teman-teman mereka serta menyambung hubungan kekeluargaan yang hanya bisa disambung melalui mereka”.

7. Apabila engkau berbakti kepada kedua orang tuamu, maka engkau mendapat ridha allah SWT dan pahalanya yang besar. Dalam hadits : “ridha allah diperoleh karena rdha orang tua, dan murka allah diperoleh karena murka kedua orang tua. Dalam hadits lain : “ berbakti kepada kedua orang tua lebih utama daripada shalat (sunnah), sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad di jalan allah.”. dan anak-anakmu akan berbakti kepadamu dimasa mendatang sebagaimana dikatakan dalam hadits : “berkatilah kepada ayahmu, tentu anakmu akan berbakti kepadamu.” Adapun durhaka kepada orang tua adalah termasuk dosa-dosa terbesar. Nabi SAW bersabda : “ dosa – dosa terbesar adalah mempersekutukan allah dan durhaka kepada orang tua”. Nabi SAW bersabda pula : “ janganlah kamu durhaka kepada kedua orang tua, karena bau syurga itu tercium dari jarak 1000 tahun. Demi alah seorang yang durhaka maupun yang memutuskan hubungan kekeluargaan tidaklah merasakannya”. Nabi SAW bersabda : “ terkutuklah bagi siapa yang mendurhakai kedua orang tuanya”.

8. Apabila engkau melakukan kesalahan terhadap kedua orang tuamu, maka segeralah meminta maaf kepada mereka selama mereka masih hidup . berjanjilah kepada dirimu untuk tidak mengulangi lagi kesalahan seperti itu, karena hukuman orang yang durhaka itu disegerakan didunia, terutama setelah wafat kedua orang tuanya. Dalam hadits : “semua dosa ditangguhkan allah hukumannya sekehendaknya hingga hari kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua. Karena allah menyegerakan bagi pelakunya dimasa hidup sebelum matinya”. Datanglah seorang laki-laki kepada Nabi SAW. Seraya meminta bai’at untuk hijrah. Ia berkata “ aku tidak dating kepadamu sebelum membuat kedua orang tuaku menangis.” Maka Nabi SAW bersabda : “kembalilah kepada mereka dan buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis.”

9. Tiada sesuatu yang lebih mengembirakan kedua orang tua daripada melihat anak yang menyenangkan hati mereka, beebakti, taat, bersopan santun dan mintalah doa dari mereka hingga tercapai cita-citamu. Dalam hadits : “ doa ayah bagi anaknya seperti doa nabi bagi ummatnya.”

Kewajiban pada Saudara Kandung

Kisah-Kisah Nyata

1. Sayyidina ismail putra nabi Ibrahim as adalah seorang yang berbakti kepada ibu bapaknya. Ketika umur mencapai 3 tahun, ayahnya berkata kepadanya, “ hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu.” Ia menjawab, “ hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya allah kamu akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar”. (ash-shaffaat : 102). Nabi Ibrahim mematui perintah allah dan ingin menyembelih putranya. Disaat yang menakutkan ini sayyidina ismail teringat akan ibunya. Maka ia berkata pada ayahnya, “ hai ayahku ikatlah aku erat-erat agar aku tidak goyah dan tanggalkan bajuku agar tidak terkena darahku. Karena jika ibuku melihatnya, semakin bertambah kesedihannya. Sampaikan salam kepada ibuku. Jika ayah ingin mengembalikan bajuku kepadanya, maka lakukanlah. Karena hal itu akan menghibur hatinya dan menimbulkan kenangan terhadap anaknya.” Kemudian nabi Ibrahim menelungkupkan ismai dan meletakkan pisau pada tenggorokan, tetapi tidak berpengaruh padanya dengan kekuasaan allah SWT. Maka allah menebus dengan seekor domba dari syurga. Kemudian nabi Ibrahim menyembelihnya. Lihatlah wahai anak tercinta bagaimana sayyidan ismail berbakti dan bersabar dan bagaimana nabi Ibrahim mematuhi perintah allah serta tabah salam menerima cobaan yang nyata ini.

2. Sayyidina ali zainal abiding ra adalah seorang yang banyak berbakti kepada ibunya, hingga seorang sahabatnya berkata, “ anda adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu. Mengapa kami tidak melihatmu makan bersamanya?” ia menjawab “ ya, karena saya khawatir tanganku mendahuluinya mengambil suatu makanan yang telah dipandangnya dan ingin dimakannya, jika demikian, maka aku pun telah mendurhakainya.”

3. Datanglah seorang laki-laki berkata kepada rasulullah saw “ ya rasulullah, disana ada seorang pemuda yang hampir meninggal, ia disuruh mengucapkan : “laailaha illallah” namun tidak dapat mengucapkannya” Nabi SAW berkata “ bukankah ia telah mengucapkannya dimasa hidupnya ?”, orang – orang pun berkata “ya” Nabi SAW berkata “ apa yang menghalangi mengucapkan itu emnjelang wafatnya ?” kemudian rasulullah saw bangkit dan kami bangkit bersamanya hingga kami datangi pemuda itu. Nabi SAW berkata “ hai anak ucapkanlah : laa ilaha illallah,” pemuda itu menjawab “aku tidak bisa mengucapkannya” Nabi SAW “mengapa?” pemuda itu menjawab “karena mendurhakai ibuku” Nabi SAW bertanya “ apakah ia masih hidup?” pemuda itu menjawab “ya” Nabi SAW berkata “datangkan dia” kemudian ibu pemuda itu datang. Nabi SAW berkata “ bagaimana seandainya di nyalakan api, lalu dikatakan kepadamu jika engkau tidak memberi syafaat (pertolongan/meaafkan) baginya maka kami lemparkan dia kedalam api?” kalau begitu saya beri maaf baginya” Nabi SAW berkata “maka jadilah kami sebagai saksi bahwa engkau meridhainya”perempuan itu berkata “ ya allah, jadikan engkau dan rasulmu sebagai saksi bahwa aku telah ridha kepada pytraku” kemudian Nabi SAW berkata “ hai anak ucapkanlah “laa ilaha illallah” maka anak itu mengucapkan “laa ilaha illallah” maka rasulullah saw berkata “ segala pui bagi allah yang telah menyelamatkannya dati api neraka.” Hai anak tercinta renungkanlah kisah ini agar engkau tahu bahwa durhaka kepada orang tua menyebabkan kesudahan yang buruk. Semoga allah melindungi kita darinya. Dalam hadits : “tiga macam perbuatan dosa yang tidak berguna amalan lain di sampingnya yakni : menyekutukan allah , mendurhakai ibu bapak dan lari darp peperangan.”

4. Ada seorang anak yahudi yang melayani Nabi SAW. Pada suatu sakit Nabi SAW datang menjenguknya, beliau duduk di dekat kepalanya. Kemudian Nabi SAW berkata: “masuklah agama dedalam islam.” Anak itu memandang kepada bapaknya yang berada disitu. Bapaknya berkata : “taatilah abal qasyim ( Nabi SAW).” Kemudian anak itu masuk islam kemudian Nabi SAW keluar dari rumah itu seraya berkata “ segala puji bagi allah yang telah menyelamatkan dari api neraka.” Lihatlah bagaimana anak itu berbakti kepada ayahnya hingga menjelang wafatnya. Dengan itu allah memberinya taufiq untuk masuk islam disaat terakhir dari umurnya. Maka iapun menjadi penghuni syurga. Dari kisah ini engkau dapat mengetahui bahwa berbakti kepada ibu bapak menyebabkan kesudahan yang baik.

5. Haiwah bin syuraih adalah seorang yang berbakti kepada ibunya. Ia tidak pernah menentang perkataanya. Ia termasuk ulamak besar dan mempunyai murid yang banyak. Pada suatu hari ibunya datang kepadanya ketika ia sedang mengajar , kemudian ibunya berkata “ berdirilah wahai haiwah, berikan gandum kepada ayam-ayam.” Ia pun tidak merasa berat dan tidak berlambat-lambat. Akan tetapi ia tinggalkan mengajar, dan segera mematuhi perintahnya.

6. Di antara orang-orang yang berbakti juga adalah dzar bin umar al-hamdani. Termasuk salah saru baktinya kepada ayahnya adalah bahwa ia tidak pernah berjalan bersama ayahnya di siang hari, kecuali ia berjalan di belakangnya. Dan tidaklah ia berjalan bersamanya di malam hari, melainkan ia berjalan didepannya untuk menghadapi bahaya di depannya. Dan tidaklah ia menaiki atap ketika ayahnya berada dibawahnya.

Apa Kewajibanmu Terhadap Saudara-Saudaramu Laki-Laki Dan Perempuan?

1. Orang yang terdekat setelah ibu bapakmu adalah saudara-saudaramu laki-laki dan perempuan. maka amalkan adab – adab ini agar engkau hidup bahagia dan senang serta mendapat ridha ibu bapakmu.

2. Hendaklah engkau menghormati mereka dalam keadaan bagaimana pun dan mencintai mereka dengan tulus. Engkau dan mereka berasal dari satu keturunan. Mereka mencintaimu dan mengharapkan kebahagiaanmu. Maka hiduplah dengan mereka dalam kerukunan dan persatuan. Hindarilah penyebab-penyebab perselisihan dan pertentangan.

3. Hendaklah engkau mngkhususkan saudaramu yang tua, baik laki-laki ataupun perempuan dengan lebih banyak penghormatan dan mengangap mereka sebagai pegganti kedua orang tuamu. Maka hendaklah engkau laksanakan nasehat-nasehat mereka dan tidak menentang perintah-perintah mereka. Dalam hadits : “hak saudara yang lebih tua pada yang lebih muda adalah seperti hak ayah pada anaknya.”

4. Hendaklah engkau menyayangi saudaramu yang lebih muda, baik laki-laki maupun perempuan dan perlakukan mereka denga baik seperti ayah ibu memperlakukan engkau. Dalam hadits : “ bukanlah dari golongan kami barang siapa yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang tua.”

5. Bantulah saudara-saudaramu lak-laki dan perempuan sekuat tenagamu. Bersabda rasulullah saw : “ perumpamaan dua orang bersaudara adalah sepertti dua tangan, yang satu mencuci yang lain,” hendaklah engkau selalu bersabar terhadap mereka. Apabila mereka bersalah, maka ingatkan mereka atas kesalahan mereka secara halus dan lunak, karena perkataan yang lembut bisa menyadarkan hati dengan sebaik-baiknya, sedangkan perkataan yang keras menimbulkan kebencian dan pemutusan hubungan. Wasapadalah, jangan saling memukul atau memaki dengan mereka ataupun mengadu domba diantara mereka atau mengambil suatu dari mereka tanpa persetujuan mereka ataupun memutuskan hubungan dengan salah seorang dari mereka. Dalam hadits :” haram seorang muslim memutud hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Maka barang siapa memutuskan hubungan lebih dari tiga hari, lalu ia mati maka ia pun masuk neraka.”

6. Saudaramu adalah tangan kananmu, sebagaimana firman allah SWT kepada sayyidina musa mengenai saudaranya sayyidina harun as : “ kami aka membantumu dengan saudaramu.” (al-qashash : 35). Ia adalah senjata bagimu untuk membela dari musuh-musuhmu dalam kancah kehidupan. Sebagaimana kata syair :

Berbaiklah kepada saudaramu, karena siapa Yang tak punya saudara Seperti orang yang pergi perang Tanpa senjata.

Kewajiban Anak Muslim Pada Kerabat

Persatuan menimbulkan kekuatan

Di ceritakan bahwa seorang laki-laki mempunyai banyak anak. Ketika hamper datang ajalnya, ia memanggil mereka dan memberi kepada masing-masing seikat tombak dan menyuruh mereka mematahkannya. Merekapun berusaha mematahkannya sekuat tenaga, namun mereka tidak mampu. Kemudian orang itu melepaskan ikatan tombak dan memberi masing-masing mereka sebatang tombak. Maka mereka mematahkan dengan mudah. Kemudian ia berkata kepada mereka “ perumpamaan kalian adalah seperti ikatan, jika kalian bersatu dan berkumpul , maka musuhmu tidak mampu mengalahkanmu seperti ikatan tombak yang telah dilepas dan dapat kalian patahkan tanpa susah payah” kemudian ia melagukan syair:

Bersatulah hai anak-anakku pada waktu Musibah menimpa, Dan jangan berpecah belah sendiri-sendiri

Tombak-tombak itu tidak bisa patah jika, Dikumpulkan jadi satu Apabila dipisah-pisah, dapatlah di patahkan Satu demi satu

Apa Kewajibanmu Terhadap Para Kerabatmu?

1. Sesungguhnya orang terdekat setelah ibu bapakmu dan saudara-saudaramu adalah para kerabatmu seperti : saudara-saudara ayahmu yang laki-laki dan perempuan, saudara-saudara ibumu yang laki-laki dan perempuan, anak-anak mereka dan anak dari saudara-saudaramu laki-laki dan perempuan. Dalam hadits : “bibi (saudara perempuan ibu ) itu sederajat dengan ibu. Paman (saudara laki-laki ayah) seseorang adalah sederajat dengan ayahnya. Putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk golongan mereka.” Para kerabatmu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu. Maka apakah yang harus engkau lakukan terhadap mereka?

2. Engkau harus memperlakukan mereka seperti memperlakukan saudara-saudaramu. Maka hormatilah orang-orang tua diantara mereka dan hendaklah menyayangi anak kecil mereka. Engkau bantu mereka dalam pekerjaan mereka dan hendaklah menolong yang membutuhkan di antara mereka serta mengujungi mereka dalam dalam waktu-waktu tertentu, khususnya hari-hari raya, hari-hari gembira dan waktu-waktu musibah dan kesedihan. Apabila kerabatmu sakit, segeralah pergi kerumahnya untuk menjeguknya dan mendoakan bagi kesehatannya. Apabila ia berpulang ke rahmat allah, maka segeralah berta’ziah ( menyatakan bela sungkawa/duka cita) kepada anak-anak dan keluarganya serta membantu mereka. Janganlah engkau sampai ketinggalan dalam menghadiri shalat atas kerabatmu yang meninggal dan mengantarkan janazahnya. Dengan itu para kerabatmu gembira, karena engkau gembira bila mereka gembira dan bersedih bila mereka bersedih. Mereka mengetahui bahwa engkau seorang anak terdidik yang menunaikan kewajiban terhadap para kerabat.

3. Bersatulah dengan para kerabatmu dan jauhilah segala sesuatu yang menyebabkan pemutus hubungan atau pertengkaran dengan mereka. Jangan mendengarkan pembicaraan pengadu domba dan maafkanlah mereka jika mereka bersalah kepadamu. Jangan mendendam kepada mereka karena kesalahan mereka dan jangan pula mendengki atas kenikmatan yang diberikan allah kepada mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau hidup bersama kerabatmu dengan rukun dan damai, aman, dan senang. Kebahagiaan manusia tergantung pada kebahagiaan keluarga. Mereka seperti sayap bagi burung.

Penyair berkata

Ketahuilah wahai putra paman, Manusia adalah sayap, Bisakah burung elang terbang tanpa sayap?

4. Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada para kerabat dan mangaitkan mereka dengan ibu bapak. Allah SWT berfirman : “dan sembahlah allah dan jangan mempersekutukan sesuatu dangan-Nya dan berbuat baiklah kepada ibu bapak serta anak kerabat” (an-nisa’ : 36). Dalam hadits “barang siapa beriman dengan allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung hubungan kekeluargaan.” Orang yang berbuat baik kepada para kerabatnya, maka allah melapangkan rizkinya dan memanjangkan umurnya. Dalam hadits “ berhubungan baik dengan kerabat, memperbanyak harta, dan silaturrahmi, menambah umur dan allah mengampuni dosa-dosanya.” Datang kepada Nabi SAW seorang laki-laki lalu ia berkata “ sesungguhnya aku berdosa besar, apakah aku bisa bertaubat?” Nabi SAW bersabda : “ apakaha engkau mempunyai seorang ibu ? orang itu menjawab “tidak.” Nabi SAW bersabda lagi “ apakah engkau memunyai seorang bibi?” orang itu menjawab “ya” Nabi SAW bersabda “ berbaktilah kepadanya.” Adapun orang yang berbuat burut kepada para kerabatnya dan mengganggu mereka, maka akibatnya kebalikan dari itu. Ia terhalang untuk masuk syurga. Dalam hadits : “ tidak masuk syurga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.” allah menyegerakan hukuman baginya didunia dalam hadits : “tiada dosa yang lebi pantas untuk disegerakan allah hukuman bagi pelakunya didunia di samping hukuman yang disimpan allah baginya diakhirat dari pada kezhaliman dan pemutusan ubungan kekeuargaan.”

5. Jika kerabatmu berbuat jahat kepadamu misalnya, maka sabarlah. Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Dalam hadits : “ seorang laki-laki berkata, “ya rasulullah, aku mempunyai kerabat yang aku hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan denganku. Aku berbuat baik kepada mereka sedangkan mereka berbuat jahat kepadaku. Aku berbuat sabar kepada mereka, tetapi mereka tidak menghiraukan aku. “ maka Nabi SAW berkata “ jika benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberikan mereka makanan abu panas. Dan allah tetap menolongmu terhadap mereka selama engkau dalam keadaan demikian”.

Abu Talhah al-Anshary dan para Kerabatnya

Disebutkan dalam hadis sahih bahwa abu thalhah al anshary ra. Adalah seorang anshar yang paling banyak hartanya yaitu berupa pohon kurma di madinah. Hartayang paling di cintainya adalah biruha (sebidang kebu kurma) dan menghadap masjid. Adalah rasulullah saw. Memasukinya dan minum dari air yang segar tatkala turun ayat: “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menapkahkan sebagian harta yang kamu cintai” (ali imran: 92). Datang abu thalhah kepada rasulullah saw. Lalu berkata, “ya rasulullah, allah taala telah menurunkan kepadamu: “kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menapkahkan sebagian harta yan kamu cintai” dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah biruha’ dan ia adalah sedekah karna allah taala yang aku harapkan sebagai kebaktian dan simpanan disisi allah taala. Maka pergunakanlah ya rasululah, sesuai yang ditunjukan allah kepadamu. “maka rasulullah saw. Berkata bagus, itulah harta yang beruntung. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Aku berpendapat agar engkau membagikannya bagi para kerabat” maka abu thalhah berkata “aku lakukan ya rasulullah” kemudian au thalhah membagikannya kepada para kerabatnya dan putra putra pamannya.

Cerita lain

Disaat para sahabat ra duduk didekat Nabi SAW tiba-tiba beliau bersabda, “janganlah duduk bersama kami seseorang yang memutus hubungan kekeluargaan.” Kemudian seoran pemuda berdiri dari majlis itu dan mendatangi bibinya. Sebelumnya kedua orang itu berselisih. Maka iapun meminta maaf kepadanya, kemudian kembali ke majlis. Maka rasulullah saw bersabda “sesunguhnya rahmat itu tidak turun kepada kaum dimana terdapat seorang pemutus hubungan kekeluargaan.”

Kewajiban pada Tetangga dan Pelayan

Apa kewajibanmu terhadap pelayanmu?

1. Engkau wajib memperlakukan pelayanmu secara baik dengan berbicara kepadanya dengan lemah lembut apabila engkau menginginkan sesuatu darinya. Dan janganlah engkau menyakitinya dengan kata-kata kasar dan jangan pula membentaknya atau bersiakp sombong terhadapnya. Hendaklah engkau menunjukkan kesalahannya jika ia bersalah dengan lemah lembut dan lunak, kemudian memaafkannya. Seorang laki-laki bertanya kepada rasulullah saw “berapa kali kita memberi maaf kepada pelayan ya rasulullah ?” beliau menjawab “ maafkanlah dia setiap hari 70 kali.”

2. Apabila engkau memanggil pelayanmu sedangkan ia tidak segera menjawabmu, engkau menyuruhnya melakukan sesuatu, lalu ia berlambat-lambat, maka jangan terburu-buru mnegurnya, mungkin saja ia tidak mendengar suaramu atau sibuk. Hendaklah engkau suka memaafkan dan bersabar atas kesalahan-kesalahannya yang dilakukan para pelayan, karena mereka biasanya tidak terdidik.apabila mereka melayanimu dengan baik, maka jangan lupa berterima kasih kepada mereka atas kebaikan mereka dan memberi mereka imbalan atas hal itu. Allah SWT berfirman “ tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan” (ar-rahman: 60).

3. Janganlah menunjukkan kepada pelayan rahasia-rahasia ayahmu agar tidak ada keinginan padanya untuk mencuri dan jangan mengandalkannya dalam setiap keadaan. Hendaklah engkau berhati-hati terhadapnya. Jangan duduk bersamanya untuk bergurau dan berbicara yang tak berguna agar engkau tidak mengkuti tabiatnya dan tidak jatuh derajatmu disisinya, dan agar ia tidak berani terhadapmu serta tidak berkurang adabnya terhadap dirimu. Janganlah menganiaya pelayan dengan membebaninya pekerjaan yang melebihi tenaganya atau tidak memberikan upahnya atau menunda-nundanya atau mengurangi upah yang berhak diperolehnya. Dalam hadits : “ menzhalimi (berbuat aniaya) pelayan mengenai upahnya termasuk dosa besar.”

Janganlah memukulnya tanpa hak. Dalam hadits : “ barang siapa memukul dengan cambuk secara aniaya, ia akan dibalas atas perbuatan itu pada hari kiamat.”

Demikian cara memaafkan pelayan

1. Adalah rasulullah saw tidak pernah membentak seorang pelayanpun. Sahabat anas ra berkata “aku melayani Nabi SAW. Selama 10 tahun namun beliau tidak pernah mengatakan kepadaku, “off” (cih)” sama sekali. Dan beliau tidak pernah berkata atas segala sesuatu yang aku lakukan : kanapa engkau lakukan itu? Dan tidaklah beliau berkata atas segala sesuatu yang aku tinggalkan : “kanapa engkau meninggalkannya?” tidaklah istri-istrinya mencela aku, melainkan beliau berkata biarakan dia. Sesungguhnya hal ini terjadi karena telah ditetapkan oleh takdir allah.”

2. Diceritakan bahwa imam ali kw, memanggil seorang sahayanya, namun ya tidak menjawabnya. Maka imam ali memanggilnya untuk kedua dan ketiga kalinya namun ia tidak menjawabnya. Kemudian beliau mendatanginya. Dilihatnya sahaya itu sedang berbaring. Maka imam ali berkata, “hai anak’ tidaklah engkau mendengar?” anak itu menjawab : “ ya” imam ali berkata : “mengapa engkau tidak menjawab aku, ketika aku memanggimu?” anak itu menjawab “ karena aku merasa aman dari hukumanmu. Maka akupun bermalas-malasan.” Maka imam ali berkata, “pergilah, engkau bebas merdeka demi allah.”

3. Diceritakan dari kais bin asim bahwa disaat ia sedang duduk pada suatu hari dirumahnya tiba-tiba datang kepadanya seorang sahaya perempuan membawa alat pemanggang danging yang ada dagingnya. Tiba-tiba alat itu terjatuh dari tangannya hingga menimpa seorang anaknya, lalu meninggal dunia. Sahaya itu terkejut. Kemudian qais berkata kepadanya “tidak perlu engkau merasa takut.” Qais memaafkannya dan membebaskannya karena allah ta’ala

Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu?

1. Para tetanggamu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu, kedua orang tuamu menyuruhmu mencintai mereka dan berbuat baik kepada mereka, karena mereka mempunyai hak yang besar. Hingga dikatakan dalam hadits : “berbuat baiklah kepada tetanggamu maka engkau akan menjadi muslim sejati.” Dalam hadits lain : “ barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.”

Disebutkan pula : “ tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak, dua hak dan tiga hak. Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetangga muslim yang mempunyai ikatan kerabat. Maka ia mempunyai hak sebagai tetangga, hak islam dan hak kerabat. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak adalah tetangga muslim. Ia mempunyai hak tetangga dan hak islam. Adapun tetangga yang mempunyai satu hak adalah tetangga musyrik yang hanya mempunyai hak tetangga.”

2. Tetangga-tetangga itu saling membantu satu sama lain. Apabila seseorang membutuhkan alat-alat dan barang-barang misalnya, maka ia meminjamnya dari tetangganya. Maka merekapun meminjamnya dengan senang dan gembira. Terkadang ia meminjam uang atau makanan dari mereka. Merekapun bisa meminjam darinya jika membutuhkannya. Apabila seorang pencuri masuk kerumahnya atau terjadi kebakaran di tempat itu, datanglah para tetangganya untuk membantunya menangkap pencuri dan memadamkan api. Begitu pula apabila datang dari perjalanan atau lahir seorang anaknya datanglah para tetangganya kerumahnya untuk ikut bergembira atas kelahiran itu apabila ia sakit, mereka turut bersedih dan datang kerumahnya menanyakan keadaannya. Mereka medo’akannya agar sehat kembali. Bilamana ada yang meninggal di antara keluarganya, mereka datang kerumahnya untuk membantu dan berduka cita serta mengantarkan jenazah orang yang meninggal itu.

3. Kau harus bersikap sopan santun terhadap tetanggamu dengan mendahului dalam memberi salam kepada mereka dan tersenyum dihadapan mereka, membantu mereka bila mereka memerlukan bantuanmu dan sangat berhati-hati untuk tidak menganggu mereka. Apabila engkau membeli buah-buahan atau sesuatu lainnya, berilah mereka. Jika engkau tidak melakukannya, maka masukkan kedala rumahmu secara diam-diam dan jangan membuat mereka marah. Jangan menganggu mereka dengan bau masakan dari pancimu kecuali engkau memberi mereka dari makanan itu. Dalam hadits : “ tidaklah beriman denganku barang siapa yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya lapar disampingnya sedangkan ia mengetahuinya.” Hendaklah engkau berhati-hati agar jangan bertengkar dengan mereka atau bersikap sombong terhadap mereka dengan hartmu atau harta ayahmu, atau mengejek mereka, ataupun mengeraskan suaramu pada waktu mereka tidur, atau melempari rumah-rumah mereka ataupun mengotorinya atau memata-matai mereka dari atas atap, dari lubang dinding atau dari pintu-pintu. Allah SWT berfirman : “janganlah kamu memata-matai” (al-hujarat: 12). Menganggu tetangga adalah dosa besar dalam hadits : “ tidak masuk syurga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.”

4. Jika engkau terganggu oleh tetangga yang jahat maka bersabarlah atas gangguan mereka. Waspadalah, jangan mngikuti perilaku mereka yang buruk agar engaku selamat dari kejahatan mereka. Jauhilah pergaulan dengan anak-anak mereka agar tidak meniru watak mereka yang buruk, sehingga engkau menjadi jahat seperti mereka.

Akhlak Murid Pada Guru

Kisah-kisah nyata

1. Berkata mujahid, “aku sedang berada di tempat Abdullah bin umar. Ketika itu seorang sahayanya sedang menguliti kambing.”kemudian abdullah berkata kepadanya “ hai anak, jika engkau menguliti, mulailah dengan memberi tetangga kita orang yahudi.” Ia ucapkan itu berkali-kali maka aku berkata kepadanya “ berapa kali anda ucapkan itu?” Abdullah menjawa “ rasulullah saw. Selalu mewasiati kami mengenai tetangga hingga kami khawatir beliau menjadikannya mewarisi kami.”

2. Seorang laki-laki mengeluh atas banyaknya tikus dirumahnya. Maka dikatakan kepadanya, “ bagaimana seandainya engkau pelihara kucing?” orang itu menjawab, “aku khawatir tikus mendengar suara kucing, lalu lari kerumah para tetangga. Maka akupun tidak menyukai bagi mereka apa yang ku tidak sukai bagi diriku sendiri.”

3. Adalah imam abu hanifah ra mempunyai seorang tetangga yang dengki yang menggangunya dan mengunjingnya. Akan tetapi beliau bersabar terhadapnya. Apabila beliau melewatinya dan memberi salam kepadanya, Orang itu tiak membalas salamnya. Maka sebagian orang menengurnya atas ketabahan dan kesabarannya yang sangat terhadap tetangganya. Maka beliau berkata “ sesungguhnya tetangga itu mempunyai hak.”.

Apa kewajiban terhadap gurumu?

Wahai anak yang beradab ! sebagaimana ayahmu yang telah memelihara tubuhmu mempeunyai hak besar padamu, maka begitu pula gurumu yang telah memelihara rohaniahmu dan mendidik akhlakmu serta menerangi pikiranmu dan mengajari ilmu yang berguna, ia mempunyai hak yang besar padamu, maka engkau wajib mencintai dan memuliakannya serta memperlakukannya dengan adab-adab ini :

1. Hendaklah engkau patuh kepada nasihat-nasihatnya dan tunduk kepada perintah-perintahnya, bukan karena takut hukuman, tetapi menjalankan kewajiban dengan ikhlas dari dalam hatimu. Sebagaimana seorang sakit yang patuh kepada dokter yang berbelas kasih. Maka hendaklah engkau menerima segala yang diberikannya kepadamu dengan pengertian yang baik, ucapan terima kasih dan kegembiraan. Hendaklah engkau bersikap rendah hati terhadapnya dan mencari pahala serta kemuliaan dengan mengabdi kepadanya. Hendaklah engkau menyadari bahwa engkau mendapat pemberian dari gurumu dan tidak dapat membalasnya, betapapun engkau berbuat baik kepadanya. Hendaklah engkau sangat berhati-hati agar tidak menentangnya atau membangkang kepadanya atau bersikap sombong terhadapnya. Dalam hadits : “ mencari muka (pujian) bukanlah termasuk akhlak seorang mukmin, kecuali dalam menuntut ilmu.” Berkata sayyidina ali Kw “aku adalah budak dari orang yang mengajariku satu huruf. Jika ia mau dijualnya dan jika ia mau dibebaskannya dan jika ia mau diperbudaknya.” Adapun kesombongan dan pembangkangan, keduanya menyebabkan manusia tidak mendapat ilmu.

Penyair berkata :

Ilmu itu menerangi seorang pemuda

Yang sombong

Seperti banjir membinasakan

tanah yang tinggi

murid yang beradab dan rendah hati, ia mendapat ilmu dan memanfaatkannya. Kebalikannya adalah murid yang kurang ajar dan sombong. Miskipun ia mendapat sedikit ilmu, namun ia tidak bisa memanfaatkannya bagi dirinya dan tidak pula memberi syafaat kepada orang lain. Bahkan ilmu itu membahayakannya dan menambah baginya kesombongan dan akhlak yang buruk.

2. Diantara nasihat-nasihat guru : hendaklah engkau berniat untuk menuntut imu demi mendapat ridha allah dan negri akhirat, menghidupkan agama dan memberi manfaat bagi kaum muslim serta bersyukur atas nikmat akal dan kesehatan badan. Janganlah engkau bermaksud mencari pujian dan kedudukan di antara orang banyak atau mengumpulkan kesenangan duniawi.

Diantara nasihat-nasihatnya ialah hendaklah engkau berjuang dengan keras dalam mencari ilmu. Maka hafalkanlah semua pelajaranmu dan hendaklah mempelajarinya dirumah. Janganlah menyia-nyiakan waktumu dengan percuma, karena ia lebih mahal daripada permata yang berharga. Apabila luput, maka ia tidak pernah kembali. Hendaklah engkau perhatikan kebersihan buku-buku dan alat-alatmu serta pengaturannya pada tempatnya hendaklah engaku selalu hadir setiap hari pada waktu yang telah ditentukan dan jangan terlambat,, kecuali dengan alasan yang benar. Hendaklah engkau mendengarkan pelajaran-pelajaran yang diberikannya dengan penuh perhatian hingga engkau memahaminya dengan cepat dan tidak memayahkan gurumu dengan banyak mengulang. Maka kerjakanlah nasihat-nasihat yang berguna itu.

3. Termasuk sopan santun terhadap guru adalah engkau berdiri menyambutnya jika engkau duduk demi menghormati dan mengagungkannya. Janganlah duduk hingga ia mengizinkan engkau duduk. Kemudian engkau duduk didepannya dengan sopan dan jangan mendahuluinya berbicara atau memutus pembicaraannya atau menyuruh dan melarang seorang didepannya. Jika engkau tidak mengerti suatu masalah, maka hendaknya engkau ajukan pertanyaan kepadanya dengan lembut dan penghormatan. Yaitu engkau angkat jarimu lebih dulu dan jangan berbicara hingga ia mengizinkanmu bicara. Apabila ia bertanya kepadamu tentang sesuatu, maka hendaklah engkau bangkit berdiri dan menjawab pertanyaannya dengan baik. Janganlah mendahuluinya menjawab, jika ia mengajukan pertanyaan kepada orang lain.

4. Hendaklah engkau memberi salam kepadanya dan menjabat tangannya setiap hari disekolah dan menghadapinya dengan wajah tersenyum. Engkau lakukan itu pula jika menjumpainya dijalan dan menjenguknya dirumahnya, terutama pada waktu hari raya atau jika ia sakit. Engkau tanyakan kepadanya tentang kesehatannya dan hendaklah mendakan kesembuhannya. Engkau bantu dia dalam memnuhi kebutuhannya dan bermusyawarahlah dengannya dalam urusan-urusanmu serta mengerjakan apa yang diperintahnya janganlah memanggilnya dengan namanya tetapi dengan kata guru. Janan berjalan didepannya atau membelakanginya dengan punggungmu. Janganlah duduk ditempatnya atau mengambil bukunya tanpa izinya. Janganlah banyak bicara kepadanya dan jangan menyebarkan rahasianya. Janganlah menggujingkan seseorang dihadapannya. Janganlah berkata kepadanya, “si fulan mengata: kebalikan dari perkataannya.”

5. Janganlah malu menegaskan yang sebenarnya jika ia bertanya kepadamu tentang pengertian suatu masalah yang mana engkau tidak memahaminya agar supaya engkau tidak berdosa karena berdusta dan agar bisa memahami masalah itu. Janganlah engkau marah jika ia menegurmu, tetapi hendaklah engkau diam dan gembira atas hal itu karena, ia tidak menegurmu kecuali karena cinta kepadamu agar engkau menunaikan kewajibanmu. Kelak engkau akan berterima kasih atas teguran itu bila engkau sudah besar termasuk kesalahan besar adalah bila engkau menyangka bahwa gurumu membencimu karena ia menegurmu. Tidaklah berburuk sangka kepada gurunya kecuali murid yang kurang ajar dan tidak berilmu.

6. Termasuk kesetiaan kepada gurumu adalah engkau tidak melupakan kebaikannya sepanjang hidupmu, walaupun engkau telah keluar dari sekolah atau gurumu telah berhenti dari sana atau bepergian kenegri lain misalnya. Maka hendaklah engkau hubungi ia dengan surar menyurat trutama pada pristiwa-pristiwa menentu. Begitu pula jika ia berpindah kealam kekal, hendaklah engkau mendoakannya agar mendapat rahmat dan ampunan serta bersedekah untuknya.

Akhlak Pada Teman Kelas Dan Sekolah

Kisah-kisah nyata

1. Imam asy-syafii adalah seorang yang sangat beradab dihadapan gurunya yaitu imam malik, semoga allah merahmati keduanya. Beliau berkata, “aku membuka kertas dihadapan imam malik denga perlahan-lahan karena aku segan kepadanya supaya beliu tidak mendengar bunyinya.”

2. Ar-rabi’ bin sulaiman adalah seorang yang sangat mengagungkan gurunya yaitu imam as-syafii. Ia berkata, “demi allah aku tidak berani minum air sementara imam as-syafii melihat kepadaku, karena aku segan kepadanya.” Gurunya sangat mencintainya dan berkata kepadanya, “ hai rabi’, seandainya aku mampu memberimu makanan ilmu, tentulah aku memberikannya kepadamu.”

3. Harun ar-rasyid menyerahkan kedua anaknya, yaitu al-amin dan al-makmun pada seorang guru yang sangat pandai bernama al-kisa’iy. Pada suatu hari sang guru berdiri untuk keluar dari tempat mereka. Maka kedua anak itu berlomba-lomba untuk mengambilkan kedua sandalnya dan saling bergegas untuk memberikannya kepada guru mereka kemudian keduanya bersepakat untuk memberikan sandal itu, masing-masing sebuah sandal. Ar-rasid mendengar hal itu, lalu menyuruhnya datang. Kemudian ia berkata kepadanya, “siapa orang yang paling mulia?” al kisaaiy menjawab “ amirul mukminin” ar-rasid berkata, “ tidak, orang yang paling mulia adalah orang yang anak-anak amirul mukminin berlomba untuk mengambilkan sandalnya.” Sang guru risi dan kurang tak enak dan mengira (tak enak) ia bersalah serta ingin melarang mereka melakukannya sekali lagi. Maka ar-rasid berkata “ adaikata anda melarang mereka, tentu aku akan menegurmu dengan keras. Kedua anak itu tidak melakukan sesuatu yang menjatuhkan derajat mereka. Bahkan hal itu menambah kemuliaan mereka. Aku telah memberi imbalan kepada mereka 20 ribu dinar atas sopan santun mereka, dan bagimu 10 ribu dirham atas pendidikanmu yang baik terhadap mereka.”

4. Diceritakan bahwa harun ar-rasid mngirim salah seorang putranya kepada al ashamaiy agar ia mengajarinya ilmu dan adab. Pada suatu hari ia melihatnya berwuduk dan mencuci kakinya sementara putra khalifah menuangkan air di atas kakinya maka ia menegur al-ashamiy atas hal itu dengan perkataan, “ sesungguhnya aku mengirimnya kepadamu agar supaya engkau mengajari dan mendidiknya. Mengapa anda tidak menyuruhnya menuangkan air dengan tangannya yang satu dan mencuci kakimu dengan tangannya yang lain?”

Apa kewajibanmu Terhadap teman-temanmu?

Engkau wajib memperhatikan sopan santun persahabatan terhadap murid-murid yang belajar bersamamu disekolah yang sama, terutama murid-murid sekelasmu, karena ikatan pengajaran yang menyatukan antara kamu dan mereka. Maka mereka mempunyai hak-hak yang melebihi hak-hak orang lain diantara teman-temanmu yang lain. Maka laksanakanlah sopan santun yang berikut ini :

1. Hendaklah engkau hormati mereka yang lebih tua darimu dan sayangi mereka yang lebih muda darimu. Engkau bekerja sama dengan mereka dalam memelihara peraturan dan ketenangan serta waktu belajar atau pada waktu istirahat dan untuk menyenangkan guru-guru sedapat mungkin. Hal itu dilakukan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban seperti menghafal pelajaran dan giat dalam menuntut ilmu, menyediakan kitab-kitab buku tulis serta alat-alat belajar dan memelihara keselamatan dari kerusakan dan kebersihan dari kotoran, serta hadir dengan teratur setiap hari sekolah sebelum waktu pelajaran. Hendaklah engkau atau salah seorang temanmu bisa menggantikan guru yang tidak hadir bilamana hal itu memungkinkan, agar supaya pelajarannya tidak berhenti dan tidak terjadi kekacauan didalam kelas. Tentu saja gurumu sangat gembira karena engkau memelihara peraturan.

2. Termasuk sopan santun pula adalah bila engkau menyukai kebaikan bagi teman-temanmu sebagaimana engkau menyukai bagi dirimu. Sebagaimana dalam hadits : “ tidaklah seorang dari kamu beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Hendaklah engkau berlapang dada denngan mereka dalam semua urusan dan memperlakukan mereka dengan ramah dan senyum. Engkau bantu mereka memperoleh kebutuhan mereka dan hindari hal-hal yang dapat menimbulkan pertengkaran dan kebencian. Maka jangan kikir terhadap mereka apabila mereka meminjam sesuatu darimu. Jangan pula bersikap sombong terhadap mereka atau mendengki mereka atau berdusta terhadap mereka ataupun mengadu domba di antara mereka. Jangan menyempitkan mereka di tempat-tempat duduk mereka atau merusak alat-alat tempat duduk mereka atau menyembunyikan sebagiannya atau berburuk sangka kepada mereka ataupun mendebat mereka tanpa sopan santun atau sering bergurau dengan mereka bukan pada waktunya. Karena hal itu menyebabkan permusuhan dan kedengkian.

3. Hendaklah engkau doakan mereka pada waktu mereka tidak hadir. Dalam hadits : “ doa seorang muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab. Di dekat kepalanya berada malaikat yang bertugas. Setiap kali ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya , barkatalah malaikat yang ditugasi itu: amin, bagimu seperti itu:”. Hendaklah engkau menerima maaf mereka, apabila mereka minta maaf kepadamuatas kesalahan mereka. Dan mendamaikan mereka bilamana terjadi perselisihan di antara mereka. Allah SWT berfirman : “ sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, maka itu damaikalah antara kedua saudaramu” (al hujarat: 10). Hendaklah engkau berlomba dengan teman-temanmu untuk menghafal pelajaran dan memahami masalah-masalah demi mengamalkan firman allah SWT : “ dan untuk yang demimikian hendaknya orang berlomba-lomba” ( al muthaffifiin : 26). Hendaklah engkau membantu orang-orang yang lemah dari mereka untuk belajar dan tidak membanggakan diri terhadap mereka, karena hafal pelajaran dan cepat mengerti. Hendaklah engkau mengadakan pembahasan ilmiah pada waktu luang (senggang), karena hal itu mengembirakan hati gurumu. Termasuk sopan santun pula adalah bila ada kerumitan pada salah seorang temanmu tentang suatu maslah, lalu ia bertanya kepada guru tentang hal itu, maka janganlah engkau marah kepadanya atau mengejeknya, tetapi engkau engarkan jawaban guru agar bertambah pengertianmu tentang masalah itu dan temanmu gembira terhadapmu.

4. Apabila engkau laksanakan sopan santun ini terhadap teman-temanmu, maka tidaklah diragukan bahwa mereka akan menghormati dan mencintaimu serta berusaha membelamu dan menghindarkan bahaya darimu serta mengaggapmu benar-benar teman yang setia bagi mereka. Mereka senang berteman denganmu dan engkaupun senang berteman dengan mereka. Sebaliknya apabila engkau tingalkan sopan santun ini, maka mereka menjadi musuhmu dan tidak suka berjumpa denganmu. Maka engkaupun menjadi sendirian dan kesepian seperti burung yang patah sayapnya.

5. Wahai murid yang beradab ! apabila engkau mendapati seorang murid yang naka di antara teman-temanmu, suka membangkang terhadap guru-gurunya dan tidak menunaikan kewajibanya, maka hendaklah engkau menjauhi dari berteman dengannya agar tabiatnya yang jahat tidak menular kepadamu. Benarlah ketika penyair berkata :

Sesungguhnya tabiat itu mencuri tabiat Dan barang siapa menemani orang jahat, ia Pun tertular

6. Apabila engkau berhenti dari sekolah, maka termasuk hak persahabatan adalah jangan melupakan teman-temanmu, tetapi engkau pelihara masa-masa persahabatan dan hari-hari menjadi murid. Engkau khususkan mereka diantara para sahabatmu yang lain dengan penghormatan dan kebaikan yang melebihi lainnya. Demikianlah kesetiaan di antara sesama saudara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *