Sumenep (TintaSantri.com) – AKBP Edo Satya Kentriko baru menjabat Kapolres Sumenep sekitar dua minggu. Meski begitu, ia diprotes oleh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS).
Para mahasiswa menyoroti berbagai kasus yang masih tertunda, meski Kapolres sudah beberapa kali berganti. Mereka khawatir pergantian pimpinan Polres hanya akan menambah daftar panjang kasus ‘warisan’ yang belum tuntas.
“Kami khawatir Kapolri yang baru ini hanya akan menambah penderitaan masyarakat seperti Kapolda sebelumnya. Biasanya mereka hanya meneruskan kasus-kasus yang tertunda,” kata salah seorang orator, Ardi, Senin (25/7/2022). .
Menurutnya, hingga saat ini ada beberapa kasus yang ditangani Polres Sumenep namun dibiarkan ‘berjalan di tempat’ selama bertahun-tahun.
“Contohnya kasus gedung Dinas Kesehatan Sumenep. Dari tahun 2015 sampai sekarang tidak jelas. Ada juga kasus dugaan pencemaran nama baik PMII. Sejauh ini belum ada kemajuan,” jelasnya.
Selain itu, dia juga menyinggung kasus penembakan polisi terhadap Herman, warga Sumenep yang dituduh sebagai perampok. Meski tudingan itu tidak terbukti dan nyawa Herman sudah melayang, kasus itu seolah mandek.
“Insiden penembakan ini menjadi kasus yang menarik perhatian banyak pihak. Namun ternyata penanganan kasus tersebut hingga kini belum jelas. Kami berharap Kapolri yang baru ini bisa memperjelas penanganan kasus yang masih stagnan. Kami akan terus menjaga supremasi hukum di Sumenep,” katanya. [tem/beq]
artikel berita ini telah tayang di Berita Jatim