DPRD Jember: Persid Jangan Asal Ikut Liga 3 Walau Mandiri

Jember (TintaSantri.com) – DPRD Jember, Jawa Timur mengapresiasi keinginan manajemen klub amatir Persid untuk tidak menggunakan biaya APBD tahun ini, meski aturan mengizinkan. Namun, parlemen mengingatkan Persid untuk lebih keras dalam menggali sumber keuangan lain dan tidak gegabah dalam bersaing di Liga 3.

“Saya sangat setuju. Dari awal saya sangat berharap seperti itu, tidak perlu lagi masuk ke APBD. Kami punya dua perusahaan daerah, PDP Kahyangan dan Perumdam, dan beberapa perusahaan di Jember yang bisa kami jangkau, ” kata anggota Komisi D Ardi Pujo Prabowom.

Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad Halim melihat Persid bisa memanfaatkan sumber pendanaan lain. “Misalnya dari penjualan tiket, sponsorship, atau CSR (Corporate Social Responsibility),” ujarnya.

Namun, Halim mengingatkan manajemen Persid membutuhkan dana yang cukup untuk membayar pemain, pelatih, dan ofisial. “Mereka juga membutuhkan uang untuk membayar pertandingan tandang. Tentu biaya operasional seperti akomodasi harus diperhatikan. Manajemen dan administrator harus bekerja lebih keras,” katanya.

Ardi juga mengingatkan, kesejahteraan pemain harus menjadi prioritas. “Mohon maaf, jika Persid ditargetkan lolos ke Liga 2, materi pemain juga harus disiapkan. Jangan hanya ikut Liga 3 dan bersaing ke level selanjutnya,” ujarnya.

Menurut Halim, pengurus Persid harus bisa memastikan bahwa mereka berada dalam industri sepak bola yang benar-benar berproduksi. “Industri sepak bola di Jember harus menjadi kekuatan ekonomi dengan memanfaatkan sponsorship dan hubungan dengan dunia hiburan. Sepak bola sebagai olahraga perlu diubah menjadi industri hiburan,” katanya.

DPRD Jember siap memberikan dukungan moril. “Saya menyarankan bahwa semua di Persid harus satu pikiran. Kedua, perencanaan teknis internal dan eksternal. Secara internal, manajemen dan manajemen diharapkan dapat memberikan kontribusi atau ide yang maksimal untuk kemajuan Persid,” kata Halim.

Halim meminta manajemen Persid pandai menjalin hubungan dengan pihak lain, terutama perusahaan swasta, agar bersedia memberikan dana sponsorship. “Kemajuan atau kegagalan sebuah klub sepak bola dimulai dari tahap awal: pengurus, manajemen, pemain dan pelatih, serta sarana dan prasarana. Sepak bola ini mengelola sumber daya manusia. Tentu saja, mereka memiliki pemikiran yang berbeda,” katanya.

Halim memilih menunggu perkembangan Persid Jember setelah mendeklarasikan diri merdeka. “Proyeksi untuk paruh baru kompetisi dapat dilihat: kemungkinan lolos atau kemungkinan lolos ke Liga 2 sangat berat. Tapi di dunia sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin. Tergantung kemampuan, niat, dan sumber daya finansial yang bisa mempengaruhinya,” ujarnya. [wir/ted]


artikel berita ini telah tayang di Berita Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *