Pameran Medang di Surabaya Pamerkan Artefak Era Raja Airlangga

Surabaya (TintaSantri.com) – Ratusan mahasiswa di Surabaya mengunjungi pameran bertema Medang (Sejarah dan Budaya Mataram Kuno) di museum Surabaya, Selasa 26 Juli 2022. Dalam kunjungan ini, mahasiswa mengaku dibawa ke Museum Pleret di Yogyakarta.

Duta Museum Pleret DIY Susan mengatakan ratusan mahasiswa yang diajak berwisata antusias, bahkan merasa berada di Museum Pleret, karena desain pamerannya mirip dengan yang ada di Yogyakarta.

“Makanya kami ingin mengenalkan kepada mahasiswa di Jawa Timur khususnya Surabaya untuk lebih memahami sejarah dan budaya Mataram Kuno sebelum Islam masuk ke Indonesia melalui pameran ini,” kata Susan di Museum pada 10 November, Kompleks Tugu Pahlawan Surabaya.

Susan menjelaskan, mahasiswa masa kini harus dikenalkan dengan budaya dan sejarah generasi milenial, dan memang harus dilakukan dengan trik-trik khusus. Salah satunya, dengan memasukkan teknologi ke dalam pameran budaya dan sejarah.

“Ini harus kita tanamkan sejak dini, bagaimana memasukkan budaya ke dalam generasi milenial, yaitu dengan memadukan teknologi,” imbuhnya.

Pameran ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kakulturn) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka Cross Musea Klasik Nusantara di Surabaya.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara UPTD Pengelola Museum dengan Gedung Seni Budaya Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya bekerjasama dengan Museum Pleret yang dikelola oleh Kundha Kakulturn DIY.

Sementara itu, Kepala Seksi Museum Seleksi dan Pengembangan Sejarah Bahasa, Sastra, Museum DIY, Wismarini menambahkan, dalam pameran tersebut, beberapa sejarah dan budaya Mataram Kuno di Museum Pleret diperkenalkan kepada siswa.

“Yang kami bawa adalah arca, vijra dan lonceng yang digunakan untuk pendeta dalam melaksanakan upacara pemujaan Hindu atau Budha. Ini semua agar mahasiswa memahami kerajaan Mataram Kuno,” kata Wismarini.

Wismarini menjelaskan bahwa Museum Pleret merupakan museum yang sudah ada sejak tahun 2004, namun hanya untuk menyimpan benda-benda bersejarah yang ditemukan. Kemudian, museum dibuka untuk umum pada tahun 2014 dan diresmikan pada 13 Desember 2015.

“Hal ini juga agar warga Jatim, atau mahasiswa yang sedang study tour bisa mampir ke Museum Pleret yang terletak di Gunung Kidul, DIY,” tambah Wismarini.

Menurut Wisma, para mahasiswa sangat antusias saat mengunjungi pameran ini. Namun, untuk mengenalkan sejarah secara lebih utuh kepada siswa, diperlukan pendekatan khusus. Sebab, generasi sekarang adalah generasi yang semuanya sudah ada, instan dan digital.

Untuk itu, kata Wisma, pihaknya menghadirkan teknologi seperti hologram, ke dalam VR Box yang dapat mengundang siswa secara virtual seolah-olah berada di Museum Pleret.

“Target kami anak muda, kalau anak muda tidak pakai teknologi, sekarang mereka tidak tertarik. Ya ada hologramnya, jadi mereka tertarik. Kami juga sudah siapkan VR Box, jadi virtual seperti apa. jika mereka akan berada di Museum Pleret,” kata Wisma.

Wisma berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap tanah air melalui koleksi museum. Agar generasi penerus bangsa mengetahui sejarah dan budaya berbagai kerajaan di tanah air saat itu.

“Acara ini diharapkan mampu memperkenalkan museum kepada generasi muda, karena Indonesia sangat kaya akan sejarah dan budaya,” pungkas Wisma. [hrs/beq]


artikel berita ini telah tayang di Berita Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *