Tahun 2024, Tiga Proyek Besar Pembangunan Jalan Pengurai Kemacetan di Sidoarjo Tuntas

Sidoarjo (TintaSantri.com) – Tahun 2024 dipastikan Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) akan menyelesaikan tiga proyek pembangunan jalan besar di Kabupaten Sidoarjo.

Diantaranya pembangunan frontage road Waru-Buduran, flyover Aloha dan flyover Krian. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber di salah satu acara televisi swasta, Senin (25/7/2022).

Dalam acara “Optimis Jatim Rising” yang disiarkan langsung pada Senin malam pukul 18.00 WIB itu, menghadirkan tiga pembicara. Selain Bupati Sidoarjo, hadir pula Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-Bali yang diwakili oleh PPK 4.3 Provinsi Jawa Timur, Mhd. Zaim Zul S.ST.MT dan Pakar Transportasi ITS DR. Machsus Fauzi. Acara talk show mengambil tema “Percepatan Pembangunan Jalan Depan Aloha, Kapan Kabupaten Sidoarjo Bebas Dari Kemacetan?”.

H. Ahmad Muhdlor mengatakan, ada tiga titik kemacetan di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Titik-titik tersebut berada di wilayah utara, tengah dan barat. Di bagian tengah, terdapat dua titik kemacetan. Yakni di simpang empat GOR dan simpang tiga Pasar Suko.

Namun, kemacetan di perempatan Pasar Suko telah diatasi dengan pelebaran jalan. Sedangkan kemacetan di wilayah Barat meliputi simpang Pasar Krian dan simpang lima Krian. Di simpang empat Pasar Krian akan dibangun flyover untuk mengurai kemacetan. Progres konstruksi sudah berjalan. Saat ini fly over tersebut telah dilelang oleh PT. KAI karena merupakan jalan perlintasan sebidang.

“Saya harap masyarakat bersabar karena 17 bulan progres konstruksi, karena ini cukup panjang, sekitar 800 meter flyover, jika ini bisa terwujud saya yakin kemacetan di Barat akan berkurang,” ujarnya.

Sedangkan penanganan kemacetan di simpang lima Krian direncanakan dilakukan tahun depan. Atau bisa dilakukan pada 2024. Sudah melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah cagar budaya yang menjadi kendala. Termasuk kuil pemujaan.

Sedangkan di wilayah utara ada tiga titik kemacetan, lanjut Gus Muhdlor. Diantaranya simpang Aloha, Gedangan dan Kletek. Ia mengatakan, kemacetan yang sering terjadi di bundaran Aloha akan diatasi dengan pembangunan jalan layang. Pada September tahun ini, proses lelang akan dimulai. Dan pada bulan Desember, pemenang lelang sudah didapatkan dan bisa langsung mulai mengerjakan pembangunannya.

“Kendalanya dari awal komunikasi dengan TNI AL, tapi TNI AL dan bupati saat ini sangat welcome. Kita boleh membangun tiga sekaligus, yang pertama melebarkan jalan pertigaan ke arah Bangah atau Wage, dan kita diperbolehkan membangun flyover Aloha dan Wage. Kami juga diperbolehkan merombak total Monumen Pesawat Terbang Ilyushin,” ujarnya.

Sementara untuk mengatasi kemacetan di Gedangan, alumnus Unair Surabaya ini tak memungkiri masih jauh dari kemajuan. Pasalnya, ada lebih dari 1 hektare lahan yang harus dibebaskan untuk pelebaran jalan. Harga tanahnya juga cukup mahal. Sekitar Rp. 30 juta per meter atau lebih.

“Saya hanya mengatakan ini untuk memberi tahu masyarakat, mengapa kemajuannya masih jauh karena jika Anda melihat rencana ada sekitar 1 hektar lagi tanah yang harus dibebaskan, dan harga tanahnya cukup layak, jika dikalikan. sekitar Rp 30 juta rupiah, bahkan bisa lebih, Rp 30 juta kali 1 hektar. Kurang lebih Rp 300 miliar, jadi ini akan memakan waktu,” jelasnya.

Gus Muhdlor mengatakan penanganan kemacetan di simpang Kletek, kata Gus Muhdlor, juga sedang berlangsung. Saat ini, sosialisasi pelebaran jalan telah dilakukan kepada warga rumah terdampak.

“Pemkab Sidoarjo telah melakukan sosialisasi ke beberapa rumah, terutama rumah di sisi timur pertigaan jalan tersebut,” ujarnya.

Terkait progres pembangunan jalan depan Waru-Buduran, Gus Muhdlor mengungkapkan target tahun ini sudah mencapai 60 persen. Pada akhir 2023, ditargetkan selesai pengerjaannya. Sehingga pada tahun 2024 jalan pendamping dapat dinikmati oleh masyarakat.

“Mohon doa restunya semua warga, kami mengerti semua itu, tapi semua itu butuh proses, dan saya yakin prosesnya sangat cepat, ini serius,” jelasnya.

Putra KH Agoes Ali Masyhuri sendiri tak memungkiri bahwa menghilangkan kemacetan itu sulit. Namun kemacetan bisa diminimalisir. Pasalnya, Kabupaten Sidoarjo sebagai penyangga Kota Surabaya mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat. Oleh karena itu, Pemkab Sidoarjo telah mengimbanginya dengan pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi massal yang mumpuni.

“Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir kemacetan, targetnya by project ya frontage 2024, Aloha 2024, Krian 2024,” jelasnya mengakhiri program 1 jam tersebut. (isa/ted)


artikel berita ini telah tayang di Berita Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *