Ada Habib Ceramah Bilang Berteman dengan Non-Muslim Mengurangi Kadar Keimanan, Apa Iya?

Kata kunci yang ingin saya ulas dari fenomena di atas adalah transaksional. Hal ini disebabkan beredar luas video potongan ceramah salah satu habib yang populer di media sosial, yang menyebutkan bahwa masyarakat muslim seharusnya mengurangi interaksi dan relasi pertemanan dengan kalangan non muslim. Mengapa?

“Berteman dengan non muslim itu bisa mengurangi kadar keimanan kita” ujar Habib tersebut. Saya tidak menjumpai video penuh dari ceramah tersebut, untuk melihat konteks penuh dari ungkapan tersebut. Namun potongan tersebut sudah tersebar luas di media sosial. Bagi saya, Habib tersebut mungkin akan dituntut untuk menjelaskan atas potongan video tersebut walaupun dia mungkin saja tidak bertanggungjawab penuh atas peredarannya.

Di tengah bulan Agustus yang dirayakan sebagai Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik kita, peredaran video tersebut jelas sekali menggambarkan kepada kita, sebagai bangsa dan warga negara, masih memiliki pekerjaan rumah yang berat. Sebab, hingga hari ini, kita masih belum selesai dengan berbagi kehidupan sebagai satu bangsa dan umat manusia di negeri kita ini.

Kembali ke kata “Transaksional” yang telah digambarkan di atas, hubungan antar agama di Indonesia memiliki sejarah yang pasang-surut atau turun-naik. Mungkin masih segar dalam ingatan kita, perbincangan “agama Kapitan Pattimura” sempat meramaikan media sosial. Kala itu, seorang ustadz yang memiliki nama besar dalam dunia dakwah populer mengklaim sudah menelisik bahwa agama sang Kapitan adalah Islam.

Padahal hari ini kita masih “mengobati” segregasi akibat politik identitas yang sempat menjerumuskan kita pada relasi “saling curiga”. Karna, keberagamaan kita dijadikan identifikasi pilihan politik, sehingga batas antara ajaran agama dan aksi politik menjadi sangat buram. Pilihan politik seakan menjadi “tiket” kita ke surga atau neraka, atau Islam atau bukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *