TintaSantri.com Pada Masa Rasul, Ternyata Banyak Muslimah Bekerja di Luar Rumah –
Di antara kontribusi Rasulullah terhadap kemanusiaan ialah memosisikan laki-laki dan perempuan setara. Rasulullah tidak pernah membedakan keduanya. Ajaran Islam disampaikan tidak hanya kepada laki-laki, tetapi juga perempuan. Keduanya punya peran yang sama dalam agama dan dunia. Perlakuan Rasulullah terhadap perempuan sangat berbeda dengan masyarakat Arab pada umumnya. Dalam imajinasi masyarakat Arab pada masa itu, perempuan adalah sumber sial. Kalau ada anak perempuan lahir, bapaknya bukannya malah bahagia, tetapi menanggung malu. Pilihannya, menahan malu atau membunuhnya.
Al-Qur’an mengisahkan, “Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan merahlah mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS: Al-Nahl ayat 58-59).
Rasulullah SAW mengubah banyak persepsi negatif tentang perempuan. Perempuan haid misalnya, dahulu mereka dikucilkan, dijauhkan dari masyarakat, dan tidak boleh makan bersama keluarganya. Rasulullah mereformasi pandangan itu dengan tidak mengucilkan perempuan haid, beliau tetap tinggal bersama istrinya yang sedang haid, bahkan makan bersama dengan mereka. Rasulullah juga mengajarkan perempuan punya kuasa atas dirinya sendiri. Mereka boleh menentukan nasib dan pilihan hidupnya sendiri, termasuk menikah dengan laki-laki mana saja. Perempuan juga dibolehkan beribadah di masjid dan mengikuti keagamaan lainnya.
Relasi laki-laki dan perempuan juga relatif lebih cair dan tidak kaku. Rasulullah mengizinkan interaksi laki-laki dan perempuan selama menjaga nilai-nilai syariat Islam. Perempuan dan laki-laki dibolehkan saling sapa dan bertamu asalkan tidak khalwah, maksudnya hanya berdua di dalam satu ruangan, tanpa ada yang lain. Ummu Syarik dikenal sebagai perempuan kaya dan dermawan. Rumahnya selalu banyak tamu, baik dari laki-laki ataupun perempuan. Rasulullah menyebutnya sebagai perempuan yang banyak tamu.