Rasulullah Berteman dengan Non-Muslim, Mengapa Kita Tidak?

TintaSantri.com Rasulullah Berteman dengan Non-Muslim, Mengapa Kita Tidak? –

Islam sangat menjunjung tinggi persahabatan sesama manusia tanpa memandang perbedaan identitas dan mengedepankan rasa saling pengertian. Sahabat, secara konotasi, memiliki makna yang lebih tinggi dari sekedar “teman”. Seorang sahabat menjadi penting karena bersamanya kita bisa merajut kebaikan dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat.

Baru-baru ini, ptongan video seorang penceramah viral di media sosial karena menganjurkan untuk tidak berteman, apalagi bersahabat, dengan non-Muslim. Ia mengatakan bahwa berteman dengan orang kafir akan pelan-pelan menggerus iman kita. Penceramah itu mengambil dalil hadis Nabi;

لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ

Janganlah engkau bersahabat, melainkan -dengan- orang yang mu’min dan janganlah makan makananmu itu kecuali orang yang bertaqwa.

Dalil-dalil mengenai relasi Islam dan umat agama lain dengan narasi semacam ini sebenarnya sangat banyak. Al-Qur’an, misalnya, dalam QS. al-Maidah: 51 dan QS. az-Zukhruf: 67 mengindikasikan bahwa kita harus memilih teman dekat dari golongan kita sendiri, karena teman dekat akan menentukan nasib kita di dunia dan di akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *