Tangkal Intoleransi dan Radikalisme, Densus 88 Silaturahmi dengan Dai dan Khatib di Ngawi

Tangkal Intoleransi dan Radikalisme, Densus 88 Silaturahmi dengan Dai dan Khatib di Ngawi

Sunyi (TintaSantri.com) – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri menggelar silaturahmi dengan 100 perwakilan dai dan dai di Kabupaten Ngawi, Sabtu (27/8/2022). Mereka diajak bertemu untuk melawan intoleransi dan radikalisme.

Kanit I Kontra Ideologi, Direktorat Pencegahan dari Densus 88 AT Polri, Moh. Dofir mengatakan pertemuan itu untuk memperkuat Islam Wasathiyah untuk menciptakan Indonesia yang damai. Salah satu hal yang sangat mendasar untuk memerangi terorisme dan radikalisme adalah dengan mengembangkan sikap toleransi dan menghilangkan eksklusivisme kelompok.

Strategi kontra radikalisme adalah masyarakat umum, mahasiswa, dan tokoh masyarakat dengan tujuan menanamkan nilai-nilai keindonesiaan dan nilai-nilai perdamaian.

“Strategi pencegahan intoleransi bisa melalui kampanye toleransi, menumbuhkan sikap toleransi yang terintegrasi dan penanaman nilai-nilai luhur ideologi Pancasila dan budaya literasi. Upaya pencegahan radikalisme secara mandiri dilakukan dengan menanamkan semangat nasionalisme, keterbukaan dan toleransi, mewaspadai provokasi dan hasutan, berjenjang dalam masyarakat yang damai,” kata Dofir.

Kegiatan silaturahmi tersebut dinilai strategis karena para da’i dan da’i yang terjun langsung ke masyarakat mengajak seluruh lapisan masyarakat, anak bangsa dimanapun berada, untuk berani tegas mencegah intoleransi dan radikalisme.

Jika para da’i tidak memiliki kendali dalam menyampaikan materi, itu menjadi ancaman serius bagi negara. Jadi khatib jum’at memiliki peran sentral sebagai agen narasi keagamaan yang moderat, bahwa khatib memiliki kewenangan untuk menasehati dan mengarahkan jemaah jum’at untuk menghindari pemikiran dan perilaku yang mencederai persaudaraan agama, persaudaraan nasional, dan persaudaraan manusia.

“Jadi sangat efektif dalam menekan pemberitaan hoax di media, ujaran kebencian, dan adu mulut antar sesama elemen bangsa, tidak hanya itu, beliau juga memberikan dukungan maksimal kepada pemerintah dan ulama. Khutbah jumat memiliki tiga peran utama yaitu menyampaikan pesan perdamaian, dapat diterima semua pihak karena netralitas (mediator), dan menjadi contoh bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia berharap dengan berkumpulnya para khatib dan khatib ini diharapkan mampu membumikan materi khutbah di tengah kerinduan rohani jamaah, dengan adanya kumpulan khutbah jum’at sepanjang zaman ini, sangat cocok bagi para khatib yang melaksanakan dakwah di masyarakat, sehingga materi khutbah yang disampaikan relevan dengan masyarakat. situasi dan kondisi kebutuhan rohani setiap jemaat.

Para peserta yakni perwakilan dai dan khatib dari 19 kecamatan dan ormas Islam diundang. Bersinergi dengan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, instansi terkait dan ormas Islam.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Kepala Kantor Kementerian Agama Ngawi, dan Forkopimda Ngawi. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari H. Moh. Wahib sebagai tokoh agama Kab. Ngawi serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi, Ketua Umum MUI Wasathi KH. Fauzan Al Amin, mantan narapidana teroris Syaifuddin Umar alias Abu Fida. [fiq/beq]


artikel berita ini telah tayang di TintaSantri.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *