Surabaya (beritajatim.com) – Bagi Anda yang memiliki rencana untuk menikah, jangan menutup mata terhadap kemungkinan pertengkaran dengan pasangan.
Fase pertengkaran dengan pasangan bisa dari hal-hal sepele, seperti kebiasaan meletakkan handuk di tempat tidur, tidak mengembalikan piring setelah makan atau lupa melepas sepatu saat masuk rumah.
Sedangkan pertengkaran besar, seperti perselingkuhan, keluarga besar yang mengganggu kehidupan rumah tangga, hingga tekanan finansial.
Untuk itu sangat penting untuk melakukan ‘Bicara Sebelum Menikah’ dengan pasangan. Bicara Sebelum Menikah adalah percakapan yang harus dilakukan antar pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Bukan membicarakan persiapan pernikahan, tapi intinya membicarakan banyak hal yang akan mempengaruhi hidup Anda dan pasangan dalam jangka panjang. Semacam menyatukan pemikiran dan menetapkan tujuan sekali seumur hidup untuk menikah bersama.
Mengapa kita harus melakukannya? Alasan utamanya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, serta mempersiapkan mental untuk siap menghadapi situasi ketika mereka menjadi suami istri. Jane Greer, Ph.D., penulis ‘What About Me?’ sangat merekomendasikannya untuk pasangan mana pun.
Ia juga menyarankan untuk segera berhenti bersikap egois pada pasangan, yang akan merusak hubungan.
Berikut 7 percakapan penting yang harus dibicarakan dengan pasangan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
1. Diskusikan cara menyelesaikan masalah
Modal saja tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Terkadang seseorang bisa terlalu ‘naif’ bahkan ‘romantis putus asa’.
Jika kamu sedang berada di fase ini, ayo coba lebih mengontrol perasaanmu. Pikirkan dalam kerangka realitas dan kemungkinan probabilitas untuk menilai pasangan Anda.
Terjebak selamanya dengan orang yang salah itu sulit. Jika sudah maju, sulit untuk ingin kembali. Diskusikan dengan pasangan tentang bagaimana dia menyelesaikan masalah yang bisa terjadi dalam pernikahan. Jika dia menjawab dengan tegas bagaimana dia menyelesaikan masalah, alih-alih mengatakan bahwa “Selama ada cinta di antara kita, maka semuanya bisa diselesaikan.” Jadi dia lolos untuk obrolan berikutnya.
2. Prinsip hidup dan pernikahan yang sama
Prinsip adalah sikap yang mendasari segala tindakan. Hal yang sama berlaku untuk prinsip pernikahan. Diskusikan dan samakan prinsip ini dengan pasangan Anda terlebih dahulu.
Jika Anda sepakat untuk bersama-sama menjaga prinsip pernikahan, maka masalah yang akan dihadapi di masa depan akan lebih mudah diselesaikan. Terutama Anda akan merasa lebih mudah untuk berkompromi dan menyamakan pikiran.
3. Visi dan mimpi
Sangat penting untuk memiliki pasangan yang dapat mengimbangi Anda. Menikah dengan seseorang, itu berarti siap untuk hidup bersamanya selama bertahun-tahun. Selama itu, pasti ada banyak hal yang ingin Anda capai. Misalnya dalam urusan karir, pendidikan atau keluarga.
Coba chat ini dengan pasangan Anda. Bisakah dia memberi Anda ruang gerak untuk visi dan impian Anda, atau bahkan lebih baik jika dia bersedia menyelaraskan misi Anda dengan impian Anda.
4. Pertanyaan anak-anak
Diskusi tentang anak memang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk menikah. Tanyakan hal-hal seperti, berapa banyak anak yang Anda inginkan? Bisakah Anda menunda memiliki anak terlebih dahulu? Bagaimana jika Anda tidak dapat memiliki anak?
Pembahasan tentang anak sangatlah penting, karena selain anak merupakan salah satu tujuan dari pernikahan. Pembicaraan tentang anak juga masih sensitif di negeri ini. Apalagi jika kedua keluarga ikut campur.
5. Pembicaraan uang
Kekuatan finansial harus benar-benar dibicarakan. Karena menikah berarti harus siap menambah beban keuangan untuk kebutuhan rumah tangga. Jangan sampai perhitungan keuangan yang buruk membuat hubungan suami-istri hancur.
6. Perceraian
Akhir dari kehidupan pernikahan yang gagal adalah perceraian. Saya tidak mengatakan bahwa perceraian adalah hal yang buruk. Karena bisa jadi memutuskan untuk bercerai adalah hal yang terbaik bagi kedua belah pihak.
Pada kesempatan ini, Anda bisa memberi batasan tentang apa yang bisa ditoleransi selama pernikahan. Misalnya, Anda tidak akan mentolerir kekerasan fisik (KDRT) dan perselingkuhan. Tidak apa-apa untuk menetapkan batas itu sebagai maksimum, sehingga jika batas ini dilanggar, Anda dapat berdiskusi tentang perceraian.
7. Aktivitas seksual
Meski terdengar tabu, pembahasan tentang seksualitas juga penting. Seperti apakah pasangan Anda adalah tipe konservatif atau eksploratif, bahkan hingga tipe penurut atau dominan. Percaya atau tidak, aktivitas seksual sangat mempengaruhi keharmonisan hubungan suami istri.
Itulah tujuh obrolan yang harus dilakukan sebelum memutuskan menikah. Jangan lupa dan segera apply agar bisa menghadapi masa pernikahan yang diidamkan. (Kai/hari)
artikel berita ini telah tayang di beritajatim.com