Jombang (beritajatim.com) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang mengeluarkan anggaran Rp 100 juta untuk penggalian Situs Mbah Blawu, Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Anggarannya berasal dari APBD Jombang 2022.
Saat ini penggalian memasuki hari keempat, Kamis (22/9/2022). Petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengeruk tanah yang menimbun struktur bata kuno di lokasi. Dari penggalian, Anda bisa melihat tumpukan batu bata yang membentuk dinding. Namun, BPCB belum memastikan periodisasi struktur gedung tersebut.
Mereka hanya menduga bahwa struktur bata kuno lebih tua dari candi di Trowulan Mojokerto. Bentuk bata lebih tebal. Oleh karena itu, mereka menduga bangunan tersebut dibangun pada zaman Mpu Sindok. Namun, petugas di lapangan masih terus mengumpulkan data untuk pembinaan dan dukungan.
“Kami masih punya tiga anggaran untuk penggalian. Dua untuk penggalian situs Mbah Blawu dan satu untuk gambar yoni. Satu anggaran sebesar Rp 50 juta. Jadi untuk penggalian situs Mbah Blawu, Rp. 100 juta,” kata Kepala Bidang Kebudayaan (Kepala) Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Jombang, Dian Yunita Sari.
Dian menjelaskan, penggalian situs di Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang itu penting dilakukan. Salah satunya dengan menyelamatkan benda cagar budaya. Pasalnya, lokasi yang berada di tengah persawahan itu kondisinya memprihatinkan.
Situs Mbah Blawu digunakan sebagai tempat pembuangan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu aluminium dan terak timah. Bubuk logam dikemas dalam karung. Kemudian ditumpuk di permukaan Situs Mbah Blawu. Bubuk itu akhirnya mengeras seperti batu. Anehnya, semua mengaku tidak tahu siapa yang membuang sampah tersebut.
“Kami melakukan penggalian untuk melindungi benda cagar budaya. Kami juga berkoordinasi dengan DLH Jombang untuk memindahkan limbah B3. Tidak ada yang tahu siapa dumper B# itu. Katanya sudah lama,” kata Dian. [suf]
artikel berita ini telah tayang di beritajatim.com