Malang (beritajatim.com) – Di tengah gempuran teknologi modern seperti gadget dan sejenisnya, sejumlah mainan anak tradisional masih bertahan. Salah satunya, mainan tradisional barongan. Para pengrajin barongan bertekad untuk terus menjaga budaya leluhur sekuat tenaga demi jati diri bangsa Indonesia.
Semangat ini diusung oleh Johan Untung, warga Jalan Ketanen, Desa Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Selama lebih dari 16 tahun, Johan konsisten mempertahankan warisan budaya leluhurnya, melalui seni topeng barong atau barongan.
Johan mengaku terus membuat topeng barong sebagai bentuk kepeduliannya atas serbuan kerajinan tangan dan mainan dari luar negeri yang banyak digandrungi anak-anak. Namun, dengan semangatnya untuk membangkitkan kecintaan anak-anak masa kini terhadap mainan lokal dan tradisional, Johan memilih untuk bertahan menjadi pembuat topeng barong.
“Saat ini anak-anak lebih suka menggunakan gadget, bermain game online. Namun, saya tetap ngotot membuat mainan topeng Barongan, agar anak-anak juga tertarik dengan tradisi nenek moyangnya,” ujarnya saat ditemui di gerai topeng tradisional miliknya, Kamis (29/9/2022).
Topeng barong khas Malang ini sebenarnya merupakan alat pertunjukan seni tradisional untuk tari topeng barongan. Namun, untuk mengenalkan warisan leluhurnya, Johan membuat topeng barongan yang bisa menjadi mainan anak-anak. Meski tergolong mainan anak tradisional, desain dasar topeng barongan Malangan tetap memperhatikan grip dan detail ukiran setiap karakter pada topeng barong. “Meski hanya mainan, saya tetap menjaga kualitas topeng dan ukiran sesuai standar. Jadi tidak terlihat murahan.”
Johan menjelaskan, membuat topeng Barongan cukup rumit. Bahan baku yang biasa digunakan untuk pembuatan topeng ini adalah dadap cangkring atau kayu sengon. Kemudian dipotong kecil-kecil dan kemudian diukir menjadi topeng. Berbagai ukuran topeng, dari kecil, sedang hingga besar.
Setelah membuat karakter dasar topeng barongan, lanjut Johan, pengrajin mengukir topeng sesuai dengan karakter yang dibuat. Seperti karakter catan, barongan, vas, nogoan dan butoan. Langkah selanjutnya adalah mewarnai atau mengecat topeng untuk menonjolkan karakter topeng barongan.
Sedangkan harga jual kerajinan topeng barong bervariasi. Mulai dari harga termurah di kisaran Rp. 75 ribu, hingga harga termahal di kisaran Rp. 3 juta. Harga menyesuaikan dengan ukuran topeng dan juga tingkat kerumitan ukiran karakter pada topeng yang dihasilkan.
Sementara itu, pemasaran masker ini sudah merambah ke berbagai daerah di Tanah Air. Seperti sejumlah kota besar di Jawa hingga Luar Jawa. “Saat ini permintaan terus meningkat, pemasaran juga banyak diminati di berbagai daerah,” imbuhnya.
Dari usaha tersebut, Johan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar rumahnya. Sekaligus menularkan keahliannya kepada anak-anak sekolah yang ingin belajar membuat topeng barongan khas Malangan. Dengan demikian, budaya topeng barongan masih terpelihara dengan baik hingga saat ini. “Sekitar 15 anak mulai tertarik membuat kerajinan topeng ini. Di luar sekolah, mereka biasanya berbondong-bondong untuk belajar melestarikan warisan budaya nenek moyang mereka,” ujarnya.
Sayangnya, tekadnya untuk menjaga warisan leluhur tampaknya harus dilakukan secara mandiri dengan kemampuannya. Salah satunya adalah kurangnya perhatian dan bantuan permodalan langsung dari Pemerintah Kabupaten Malang melalui instansi terkait. “Ya sebisa mungkin mandiri. Mulai dari pembiayaan hingga pemasaran, kami lakukan sendiri tanpa bantuan dari pemerintah,” pungkasnya.
Gerai-gerai kreasinya kerap dikunjungi warga yang mencari keunikan kerajinan topeng barong Malangan ini. Demikian diungkapkan Erwin Wicaksono, warga Kota Pasuruan. Ia mengaku takjub dengan detail karya seni topeng yang dijual di gerai seni tradisional Dua Putra Johan.
“Secara detail patung topeng Barongan ini cukup rapi dan bagus, dengan harga paling mahal Rp 3 juta menurut saya worth it, karena saya melihat proses pembuatannya handmade dan membutuhkan keahlian khusus,” tutupnya. Erwin. [yog/suf]
artikel berita ini telah tayang di beritajatim.com