Banyuwangi (beritajatim.com) – Selain isu optimasi One Data, United States Agency for International Development (USAID) juga mendukung Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam upaya peningkatan Human Development Index (IPM). Berbagai hal yang menjadi kendala dan strategi untuk menggenjotnya dibahas dalam workshop tersebut.
Lokakarya bertajuk “Advokasi Multi Pemangku Kepentingan Penanganan Anak Putus Sekolah” ini merupakan rangkaian bantuan teknis USAID kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, khususnya dalam program Efektif, Efisien, dan Kuat Tata Kelola (ERAT).
“Di sini, kita akan kaji bersama mengapa jumlah anak putus sekolah di Banyuwangi masih cukup tinggi. Ini harus kita luruskan. Apakah data ini nyata, atau hanya karena pendataan yang kurang akurat? Lalu apa solusinya,” kata Dina Limanto, Koordinator Provinsi USAID ERAT.
Menurut Dina, banyak faktor yang menyebabkan rata-rata lama sekolah tetap rendah. Salah satunya, masalah pendataan yang kurang akurat atau data yang tidak update. Misalnya, seorang anak pindah sekolah tetapi tidak dicatat. Atau anak sudah lulus kuliah tapi Kartu Keluarga masih tertulis SMA karena sudah lama tidak diurus.
“Ini yang harus kita pilah-pilah. Jadi perlu sinergi multisektor agar data yang kita miliki valid, karena ini acuan kita untuk meningkatkan IPM dan rata-rata lama sekolah,” kata Dina.
Acara ini diikuti oleh 75 peserta dari berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari camat, OPD, ormas, hingga paguyuban penggerak pendidikan. Selama sehari penuh, para peserta mendapatkan berbagai materi terkait teknik advokasi dan promosi untuk mengembalikan anak putus sekolah, strategi penanganan anak putus sekolah, dan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam penanganan anak putus sekolah.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta dapat bersinergi dalam pencegahan dan penanganan putus sekolah di wilayahnya. Dengan begitu, upaya peningkatan IPM dan rata-rata lama sekolah di Banyuwangi dapat berhasil,” ujar Dina.
Selain One Data dan peningkatan IPM, USAID ERAT juga akan memberikan dukungan teknis untuk program Banyuwangi lainnya, yaitu menurunkan angka stunting.
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut baik program tersebut. “Terima kasih kepada pemerintah pusat yang terus mendukung pembangunan Banyuwangi. Kami berharap dengan dukungan USAID ERAT, efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Banyuwangi semakin meningkat. Termasuk peningkatan IPM dan rata-rata lama sekolah,” kata Ipuk.
Banyuwangi sendiri, memiliki berbagai program untuk meningkatkan IPM dan rata-rata lama sekolah. Diantaranya, program Aksara (Percepatan Sekolah Masyarakat) untuk memfasilitasi warga dewasa untuk berpartisipasi dalam pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan sekolah menengah pertama (paket B) dan sekolah menengah atas (paket C).
Banyuwangi juga memiliki program Gerakan Daerah Pengangkatan Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh), tunjangan pelajar, dan bantuan transportasi. “Kami juga memberikan beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu, difabel, dan penghafal Alquran,” pungkasnya. [rin/but]
artikel berita ini telah tayang di beritajatim.com