Category Archives: KISAH

sejarah islam

Awal Mula Perkembangan dan Peristiwa Penting Sejarah Islam

tintasantri.com – Sejarah Islam adalah kisah perjalanan agama Islam sejak awal mula hingga saat ini. Islam pertama kali muncul di kota Mekkah pada abad ke-7 Masehi melalui seorang nabi bernama Muhammad. Pada saat itu, kota Mekkah dihuni oleh orang-orang Arab yang menyembah berbagai dewa dan berpindah-pindah agama.

Muhammad menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril dan mulai menyebarkan ajaran Islam. Pada awalnya, dakwahnya tidak mendapat sambutan baik dari orang-orang Mekkah dan Muhammad dan pengikutnya mengalami banyak tekanan dan penganiayaan. Namun, semakin lama, dakwah Muhammad mulai menyebar ke berbagai wilayah Arab dan ia berhasil memenangkan banyak pengikut.

Pada tahun 622 Masehi, Muhammad dan para pengikutnya hijrah ke kota Yatsrib yang kemudian dikenal dengan sebutan Madinah. Peristiwa hijrah ini menjadi titik awal penanggalan dalam kalender Islam. Setelah hijrah, umat Islam di Madinah semakin berkembang dan Muhammad menjadi pemimpin mereka.

Selama hidupnya, Muhammad menyebarluaskan ajaran Islam dan memimpin beberapa perang dalam rangka membela agama Islam. Setelah wafatnya, kepemimpinan umat Islam beralih ke para khalifah yang terus memperluas wilayah kekuasaan Islam.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, wilayah kekuasaan Islam meliputi seluruh Semenanjung Arab, Mesir, Suriah, dan Persia. Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, kekuasaan Islam semakin meluas hingga mencapai Afrika Utara dan Asia Tengah.

Selanjutnya, pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, terjadi perpecahan dalam umat Islam yang kemudian memunculkan dua aliran besar, yaitu Sunni dan Syiah. Perpecahan ini terus berlangsung hingga saat ini.

Selain itu, dalam sejarah Islam juga terdapat masa kejayaan di bidang ilmu pengetahuan dan seni. Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, terjadi perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra. Pusat-pusat ilmu seperti Baghdad, Kairo, dan Cordoba menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan ilmuwan terkemuka.

Dalam seni, Islam menciptakan banyak karya seni yang indah dan bernilai tinggi, seperti seni kaligrafi, arsitektur, dan seni ukir. Contoh karya seni Islam yang terkenal antara lain Masjidil Haram di Mekkah dan Alhambra di Spanyol.

Dalam perkembangan sejarah Islam, terdapat banyak peristiwa penting yang mempengaruhi agama dan kehidupan umat Islam. Beberapa di antaranya adalah peristiwa hijrah, perang Badar, perang Uhud, penaklukan Mekkah, dan perjanjian Hudaibiyah.

Sejarah Islam adalah Kisah Secara Keseluruhan

Sejarah Islam

Islam adalah agama yang didirikan oleh Nabi Muhammad pada abad ke-7 di kota Mekah, Arab Saudi. Nabi Muhammad dianggap sebagai nabi terakhir dan final oleh umat Muslim, dan agama Islam diyakini sebagai agama monotheis yang mengajarkan tentang pengabdian dan penyerahan diri kepada Allah.

Sebelum berdirinya Islam, Arab pada saat itu dikuasai oleh berbagai kabilah dan suku yang berbeda-beda. Mereka memiliki sistem sosial dan politik yang primitif serta kepercayaan animisme, politeisme, dan penyembahan berhala. Namun, sebelum kelahiran Nabi Muhammad, terdapat pula beberapa kepercayaan monotheistik yang tersebar di semenanjung Arab, seperti agama Kristen dan Yahudi.

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril yang memberitahunya bahwa ia adalah nabi terakhir yang ditugaskan untuk menyebarkan ajaran tauhid dan menyeru manusia kembali kepada Allah. Nabi Muhammad mulai menyebarkan ajarannya secara diam-diam pada awalnya, namun kemudian semakin terbuka hingga berhasil membangun masyarakat Islam di kota Madinah.

Pada tahun 622 Masehi, Nabi Muhammad dan para pengikutnya pindah ke Madinah, peristiwa ini dikenal sebagai hijrah dan menjadi awal dari penanggalan Hijriyah dalam kalender Islam. Di Madinah, Nabi Muhammad membangun sebuah negara Islam yang pertama dan mulai memperluas pengaruhnya di seluruh wilayah Arab.

Perkembangan Islam mulai meroket setelah Nabi Muhammad menaklukkan kota Mekah pada tahun 630 Masehi. Kemudian, Islam mulai menyebar ke luar wilayah Arab melalui perdagangan dan penaklukan. Selama kurun waktu beberapa abad, Islam berhasil menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu agama terbesar di dunia saat ini.

Selama sejarahnya, Islam telah menghasilkan banyak ilmuwan, filosof, dan pemikir yang terkenal. Di antara mereka adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi, seorang ahli bedah terkenal pada abad ke-10, Ibnu Sina atau Avicenna, seorang ahli filsafat dan kedokteran pada abad ke-11, serta Al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog terkemuka pada abad ke-12.

Saat ini, Islam merupakan agama dengan pengikut terbesar kedua di dunia setelah Kristen. Umat Muslim tersebar di seluruh dunia dan memiliki peran penting dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan sosial.

Dalam Islam sendiri terdapat dua kelompok utama, yaitu Sunni dan Syiah. Keduanya memiliki perbedaan pandangan dalam hal kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun, kedua kelompok sepakat bahwa Islam adalah agama yang diutuskan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad dan ajaran-ajarannya harus diikuti oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Kisah Sahabat Perempuan: Ummu Sulaim, Mengutamakan “Menyenangkan Suami” Di Saat Duka

TintaSantri.com Kisah Sahabat Perempuan: Ummu Sulaim, Mengutamakan “Menyenangkan Suami” Di Saat Duka –
Nama asli Ummu Sulaim adalah Rumaisha binti Malhan. Dia adalah ibu kandung sahabat Kanjeng Nabi SAW yang terkemuka, yakni Anas bin Malik.

Sepeninggal suaminya, Malik bin Nadhar, ia dinikahi oleh lelaki kaya raya, Abu Thalhah. Otomatis, kehidupan Ummu Sulaim pun terkerek berkecukupan.

Sebagai saudagar yang lazim berdagang antar wilayah jauh, seperti Syam dan Mesir, Abu Thalhah kerap bepergian meninggalkan rumah.

Suatu hari, Abu Thalhah meninggalkan rumah beserta istri dan anaknya yang masih balita dan sakit keras untuk kepentingan berdagang. Sekian waktu kemudian, di saat masa kepulangan telah tiba, anak balita yang sakit keras itu wafat.

Ummu Sulaim tentu berduka sekali. Namun, ia bersegera menyiapkan diri untuk menyambut suaminya yang sebentar lagi tiba di Madinah. Ia pun berdandan secantik mungkin, sewanginya, juga menyiapkan makanana-makanan lezat kesukaan suaminya. Ia sungguh tak ingin membuat suaminya kaget dan pilu.

Ketika Abu Thalhah masuk ke dalam rumah, Ummu Sulaim menyambutnya dengan riang gembira nan sumringah seolah tidak terjadi apa pun di rumahnya. Abu Thalhah bertanya perihal keadaan anak balitanya yang ditinggalkan dalam keadaan sakit.

Ummu Sulaim menjawab, baik-baik saja, tidur nyenyak. Ya, anak yang sudah wafat itu sengaja dibaringkannya dengan baik di dalam kamar sebagaimana biasanya, dengan diselimuti kain yang lazim belaka.

Abu Thalhah pun menikmati sajian dinner dengan penuh lahap, semangat, ditemani istrinya tercinta. Mereka menikmati makanan dan minuman sebagaimana lazimnya.

Usai bersantap, Abu Thalhah “mencolek” Ummu Sulaim. Dan, sebagaimana biasa pula, keduanya pun melakukan hubungan suami istri.

Keesokan paginya, Ummu Sulaim berbincang dengan suaminya dengan nada biasa saja. Ia berkata, “Bagaimana menurutmu jika ada seseorang diberikan suatu titipan, lalu titipan itu suatu saat diambil oleh pemiliknya?”

Abui Thalhah menjawab ringan, “Ya, seyogianya ia rela saja untuk memberikan kembali titipan tersebut kepada pemiliknya.”

Ummu Sulaim lalu berkata, “Wahai Abu Thalhah, ketahuilah bahwa anak kita yang dititipkan Allah Ta’ala kepada kita telah diambilNya….”

Betapa kagetnya Abu Thalhah. Bagai disambar petir!

Wajahnya memperlihatkan nada kesal atas sikap Ummu Sulaim yang tidak menceritakan keadaan anaknya dengan terbuka sejak semalam.  Ia pun mengadu kepada Kanjeng Nabi Saw, menceritakan dengan detail kejadian sejak kepulangannya semalam, lalu bersantap malam, hingga berkumpul badan, serta sikap “tak jujur” Ummu Sulaim atas kewafatan anaknya.

Kanjeng Nabi SAW menasihati Abu Thalhah supaya bersabar atas ketetapan Allah Ta’ala. Beliau SAW lalu mendoakan khusus begini: “Semoga di rahim Ummu Sulaim ditumbuhkan anak yang mulia dari hubungan badan kalian semalam….”

Ummu Sulaim benar-benar hamil kemudian!

Begitu lahir, anak laki-laki, diberi nama Abdullah bin Abu Thalhah. Kelak, anak ini memiliki sembilan anak, yang semuanya menjadi sosok mulia yang ahli al-Qur’an dan mengajarkannya di berbagai wilayah.

Barakah doa Kanjeng Nabi SAW.

Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Abdullah bin Umar, Sebagian Rumahnya di Tanah Haram, Sebagian Lainnya di Luarnya

TintaSantri.com Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Abdullah bin Umar, Sebagian Rumahnya di Tanah Haram, Sebagian Lainnya di Luarnya – Putra Sayyidina Umar bin Khattab ini sungguhlah sahabat Kanjeng Nabi SAW yang amat sangat mencintai dan memuliakan Kanjeng Nabi SAW. Saking inginnya Abdullah bin Umar untuk senantiasa mengikuti, meniru, dan memuliakan Kanjeng Nabi SAW, benar-benar secara literally, beliau akan melakukan segala apa pun yang didengarnya dari Kanjeng Nabi SAW langsung atau dari sahabat-sahabat lainnya.

Di antaranya, misal, tatkala beliau mendengar bahwa Kanjeng Nabi SAW pernah shalat dua rakaat di suatu masjid kecil dan terpencil, maka beliau pun mendatanginya dan melaksanakan shalat di masjid tersebut sebagaimana dulu Kanjeng Nabi SAW telah melakukannya.

Salah satu amaliahnya yang sangat masyhur yang tak pernah ditinggalkannya seumur hidup setelah dituturi oleh Kanjeng Nabi SAW adalah menjalankan shalat malam.

Di antara hal lain yang sangat diperhatikannya demi ngeplek mengikuti dan memuliakan Kanjeng Nabi SAW dan seluruh ajaran dan tinggalannya ialah perihal tanah haram. Karena beliau pernah mendengar keterangan dari Kanjeng Nabi Saw tentang kemuliaan dan keutamaan tanah haram dibanding tanah-tanah di luarnya, bahwa amal baik di tanah haram akan dilipatgandakan, begitupun amal buruk, beliau pun membangun rumahnya dengan letak yang unik: satu bagiannya masuk di tanah haram, bagian lainnya di luar tanah haram.

Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Barakah “Rewelnya” Ukasyah bin Mihshan

TintaSantri.com Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Barakah “Rewelnya” Ukasyah bin Mihshan –
Kisah sahabat yang satu ini memang tak semasyhur nama-nama sahabat ring satu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tetapi, setidaknya, sependek pengetahuan saya, sahabat “biasa-biasa” saja ini justru sangat mengejutkan dan menginspirasi dengan dua hal yang terkait dengannya. Salah satu peristiwanya bahkan sampai membuat sahabat terkemuka Anas bin Malik r.a sangat luar biasa gembira.

Pertama, Ukasyah bin Mihshan merupakan “aktor nekat” yang tampil di jelang hayat Kanjeng Nabi Muhammad, saat Beliau SAW untuk terakhir kalinya berkhutbah di masjidnya di hadapan para sahabat dalam suasana pilu.

Dalam keadaan sakit keras, Kanjeng Nabi SAW naik ke mimbarnya, lalu berkhutbah. Di akhir khutbah, Beliau SAW mempersilakan para sahabat, siapa pun, untuk meminta tebusan padanya jika Beliau SAW pernah melakukan kesalahan.

Semua orang tertunduk dalam isak haru–bayangan perpisahan sungguhlah nyata di depan mata.

Tak diduga, tiba-tiba sosok Ukasyah bin Mihshan ini mengacungkan tangan dan bersuara memecah keheningan bahwa ia pernah terkena cambuk unta Kanjeng Nabi SAW dalam suatu perjalanan. Ukasyah bin Mihshan dengan lantang menuntut tebusan kepada Beliau SAW dalam bentuk cambukan pula. Tentu saja para sahabat sangat geram melihatnya.

Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Abu Hurairah & Cara Berdoa yang Cerdas

TintaSantri.com Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Abu Hurairah & Cara Berdoa yang Cerdas – Nama asalnya adalah Abdus Syam. Setelah masuk Islam pasca perang Khaibar, Kanjeng Nabi SAW mengubahnya menjadi Abdurrahman. Abdurrahman bin Shahrin. Namun kunyahnya sangat masyhur sebagai Abu Hurairah, si pengasuh kucing.

Ihwal kunyah ini bermula pada saat suatu hari Abdurrahman bin Shahrin menyelamatkan seekor anak kucing yang kedinginan dengan menyimpannya di lengan bajunya atau sakunya. Kucing itu lalu dirawatnya, dibesarkannya, dan terus membersamainya. Ya, seekor kucing itu–bukan banyak kucing. Ia pun masyhur dengan julukan Abu Hurairah.

Kelak, dalam sirah tasawuf, ihwal sejenis dilakoni salah satu sufi terkemuka, yakni Abu Bakar as-Sibli. Bahkan, diriwayatkan, (di antara) wasilah beliau menjadi kekasih Allah Ta’ala muasalnya ialah karena beliau menyelamatkan seekor anak kucing yang malang.

Kisah Pemuda Ahli Ibadah yang Difitnah Karena Menolak Cinta Seorang Perempuan

TintaSantri.com Kisah Pemuda Ahli Ibadah yang Difitnah Karena Menolak Cinta Seorang Perempuan – Alkisah, di kota Madinah ada seorang pemuda yang selalu shalat berjamaah bersama Umar bin Khaththab. Bila pemuda tersebut tidak hadir, Umar pasti menanyakannya. Keistiqomahan dan sifat rajin beribadah yang ada dalam diri pemuda tersebut pun menarik hati seorang gadis Madinah. Gadis itu pun jatuh cinta kepada pemuda tersebut.

Sebagaimana dikisahkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya Dhamm al-Hawa, gadis itu kemudian menceritakannya kepada salah seorang sahabatnya yang usianya sudah senja. Kepadanya, gadis itu berkata, “Bisakah kamu membantuku supaya pemuda itu bisa masuk ke rumahmu?

Wanita tua itu pun menyanggupinya. Ia lalu duduk di sebuah jalan yang biasa dilalui si pemuda. Ketika si pemuda lewat, wanita tua itu berkata, “Nak, usiaku sudah tua. Aku memiliki kambing, tapi aku tidak kuat memerah susunya. Jika kamu tidak keberatan, bantulah aku memerah susunya.