Category Archives: OPINI

PERAN NU UNTUK KEMERDEKAAN INDONESIA

peran nu dan muhammadiyah dalam kemerdekaan indonesia, organisasi islam di indonesia nu dan muhammadiyah, peran nu dan muhammadiyah di indonesia, jumlah nu dan muhammadiyah di indonesia,persentase nu dan muhammadiyah di indonesia, organisasi islam di indonesia selain nu dan muhammadiyah, deskripsikan peranan muhammadiyah dan nu di indonesia, jelaskan ikhtilaf nu dan muhammadiyah di indonesia, nusantara dan indonesia, nusa dan rara terbaru 2020 bahasa indonesia, suku di perbatasan indonesia dan papua nugini tts, antara nur dan dia episode 1 bahasa indonesia, antara nur dan dia episode 44 bahasa indonesia, antara nur dan dia episode 50 bahasa indonesia, papua nugini dan indonesia, peta papua nugini dan indonesia, perbatasan papua nugini dan indonesia, perbedaan nusantara dan indonesia
Tinta Santri

Pada tahun 1926, di Surabaya, para kiai pesantren Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja)  mendirikan jamiyah (organisasi) bernama Nahdlatul Ulama, kebangkitan para ulama. Sebelum organisasi itu berdiri, para tokohnya lebih dahulu mendirikan tiga pilar penyangga utama, yaitu Nahdlatul Wathan pada tahun 1914, Tashwirul Afkar pada tahun 1918, dan Nahdlatut Tujjar tahun 1924.

Pada saat mendirikan NU, para kiai mendiskusikan nama organisasi yang akan dibentukknya. Salah seorang kiai mengusulkan nama Nuhudlul Ulama yang berarti kebangkitan ulama. Namun, KH Mas Alwi Abdul Aziz mengusulkan Nahdlatul Ulama. Kiai Alwi berpandangan, konsekuensi dengan menggunakan kata nahdlatul adalah kebangkitan yang telah terangkai sejak berabad-abad lalu. Bukan kebangkitan yang tiba-tiba sebab ulama Aswaja memiliki sanad keilmuan dan perjuangan sama dengan ulama-ulama sebelumnya. 

Menurut Choirul Anam pada buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU, paling tidak, kebangkitan ulama NU merupakan kelanjutan dari gerakan Wali Songo dan ulama penyebar Islam lainnya di Nusantara. Selama ratusan tahun, perjuangan tersebut turun-temurun, sambung-menyambung, bergerak mempertahankan Islam di Nusantara. 

Masih di buku yang sama, Choirul Anam mengatakan, karena keadaan terus berubah, tantangannya pun berbeda, karena itu, cara para kiai Aswaja bergerak dalam mempertahankan dan menyebarkan Islam pun berubah juga. Jika sebelumnya hanya melalui pesantren dan bergerak sendiri-sendiri, para kiai mencoba dengan mendirikan organisasi. 

“Ini hanyalah persoalan cara, tapi intinya adalah mempertahankan Islam itu sendiri. Buktinya, pesantren dipertahankan, organisasi dijalankan,” tulis Choirul Anam di buku itu.  

Tantangan baru tiada lain adalah penjajahan bangsa Eropa mulai Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris, serta terakhir bangsa Asia (Jepang). Mereka tidak hanya mengeruk kekayaan alam di Nusantara, tetapi menyebarkan agama dan budaya mereka dengan begitu masif karena terorganisir dengan baik. 

Dengan demikian, motif para kiai mendirikan organisasi adalah untuk menahan persebaran agama dan budaya yang dibawa penjajah. Pada saat yang sama, berusaha lepas dari belenggu penjajahan (nasionalisme).

Motif mempertahankan agama ini tiada lain adalah tetap berlangsung ajaran, pemikiran, praktik Islam Ahlussunah wal Jamaah dengan mazhab empat. Hal ini merupakan penegasan dari perkembangan saat itu. Di Timur Tengah muncul paham baru yang menggagas pembaruan dalam Islam dengan slogan kembali pada Al-Qur’an dan hadits dan antitaqlid kepada mazhab empat. 

Di Arab Saudi muncul pula paham Wahabi. Paham tersebut semakin kuat dan masif ketika disokong kekuasaan. Sejak Ibnu Saud, Raja Najed menaklukkan Hijaz (Makkah dan Madinah) tahun 1924-1925, aliran Wahabi sangat dominan di tanah Haram. Kelompok Islam lain dilarang mengajarkan mazhabnya, bahkan tidak sedikit para ulama yang dibunuh.  Paham-paham tersebut juga mendapat pengikut kuat di Nusantara yang mengampanyekan antibidah di mana-mana. Taqlid adalah penyebab kemunduran, melarang tahlilan, dan tradisi-tradisi keagamaan lain yang jelas-jelas memiliki dasar dari ajaran Islam sendiri, yang selama ini dilakukan paham Ahlussunah wal Jamaah.  

Para ulama Ahlussunah wal Jamaah di Nusantara, risau dengan kebijakan Arab Saudi tersebut. Mereka kemudian merencanakan untuk mengirimkan utusan ke Tanah Suci Mekkah, menemui penguasa saat itu untuk meminta menghentikan kebijakan itu. Rencana untuk mengirim utusan dilaksanakan di kediaman KH Wahab Chasbullah di Kertopaten, Surabaya pada16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926, untuk membentuk Komite Hijaz yang kemudian melahirkan Nahdlatul Ulama.

Sementara motif kedua berdirinya NU adalah nasionalisme atau membebaskan diri dari belenggu penjajahan. 

Choirul Anam menjelaskan melalui rekam jejak KH Wahab Chasbullah yang sejak muda terlibat di Sarekat Islam (SI), Indonesische Club, mendirikan Nahdlatul Wathan, Tashwirul Afkar, Syubanul Wathan dan mengadakan kursus masail diniyah bagi pemuda pembela mazhab merupakan gerakan nasionalisme.  

Menurut Anam, sehari sebelum pertemuan Kertopaten, terjadi dialog antara KH Wahab Chasbullah dengan KH Abdul Halim Leuwimunding.

“Apakah organisasi yang akan didirikan para kiai itu memiliki tujuan kemerdekaan?”

“Iya, umat Islam menuju ke jalan itu. Umat Islam tidak leluasa sebelum negara kita merdeka,” jawab Kiai Wahab.

Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah mengatakan: Apabila diperhatikan, nama Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan ulama, sejalan dengan kondisi perjuangan umat Islam saat itu, yakni sedang dalam perjuangan membangkitkan kesadaran nasional. 

Pada halaman selanjutnya di buku tersebut Ahmad Mansur Suryangera mengatakan, NU sebagaimana organisasi yang didirikan sezaman berkeinginan menegakkan kembali umat Islam sebagai mayoritas. (Abdullah Alawi) ARTIKEL ASLInya

HAJI DITUNDA, BEGINI PESAN GUS BAHA’

Pembatalan keberangkatan Haji dan Umrah tahun ini terus menuai perbincangan di kalangan umat muslim di Indonesia. Ada yang kecewa, namun ada juga yang menerimanya lapang dada.

Dai kondang asal Rembang KH Bahauddin Nursalim atau dikenal dengan Gus Baha menyampaikan pandangannya sekaligus nasihat bagi kaum muslimin yang tidak bisa menunaikan Haji dan Umrah.

Pesan Gus Baha ini menarik untuk disimak karena berkaitan dengan Syariat Islam di antaranya tentang pentingnya menutup aurat dan ibadah Haji dan Umrah. Berikut pesan Gus Baha dikutip dari laman iqra.id.

Fenomena di zaman akhir itu begini. Malaikat di zaman akhir seumpama di posisi manusia pasti bingung. Untung Malaikat bukan manusia jadi tidak perlu bingung.

(Sebagian) artis-artis yang mampu umrah itu berkahnya pornografi, punya uang banyak. Misalnya, Malaikat disuruh menulis, apakah Malaikat bisa mikir? Umrahnya bagus, tapi uangnya dari pornografi. Sehingga umrah dari barokah pornografi.

Untung Malaikat tidak bisa mikir, akhirnya yang ditulis فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya).

Makanya sebodoh-bodoh orang Islam kalau sudah melarat (miskin) tapi pengen umrah dan haji. Harusnya kalau kita sudah menutup aurat seperti pakaian Muslim, misalnya sebagai Muslimah yang menutupi aurat sebaiknya bersyukur kepada Allah karena saat itu dia sedang menjalankan perintah Allah yaitu menutupi aurat.

Dia tidak usah mengeluh kalau ditakdir tidak bisa haji dan umrah. Sebab menutupi aurat itu salah satu bagian paling urgen (penting) dari syariat Islam. Harusnya dia bersyukur tidak usah mengeluh.

“Itu artis-artis fasik diberi umrah, kok aku orang sholeh tidak diberi umrah. Bodoh kalau ada orang (berpikir) seperti itu. Dia harus syukur!” kata Pengasuh Pesantren Tahfidz Qur’an LP3IA Rembang.

Dengan statusnya yang miskin, dari awal dia tidak pernah wajib (haji dan umrah). Sesuatu yang tidak wajib baginya kok diinginkan. Paham nggeh?

Dengan status dalam kotak (tabungan) hanya 5.000 dan beras setengah kilogram itu sudah tidak wajib (untuk haji dan umrah). Ibadahnya cukup sabar dan menutupi aurat itu dilanjutkan.

Bukan kok malah tidak kepengen menutupi aurat, akhirnya menjadi artis pornografi. Akhirnya dari nama Islam menjadi nama (panggung) yang bukan Islam. Banyak lho artis-artis namanya Islam semua, tapi karena tidak laku-laku sehingga menggunakan nama yang bukan Islam. Supaya kelihatan sehingga kadang pergi umrah.

Kamu tidak usah mikir itu hukumnya bagaimana? Kamu bukan Tuhan kok mikir hukumnya. Biar Allah yang menghukumi, kamu tidak usah ikut-ikut.

Teman saya yang kerja di Makkah kan banyak. Ada yang cerita, “Artis-artis kalau umrah pada menangis, Gus.”

“Kamu kok tahu?”

“Yang mengajari doa kan saya Gus”

“Kamu dibayar berapa?”

“Banyak, Gus. Kalau nangisnya lama, bayaran saya tambah banyak.”

“Cangkemmu..!” (hahaha)

Dia tukang mandu artis yang umrah. Dia mengenal artis-artis nasional. Saya berkata ke teman saya tadi, “Kamu jangan kurang ajar nemen-nemen (keterlaluan). Kamu kan berani mengajari doa Thawaf dan Sa’i, terus apakah kamu berani mengajari caranya menutupi aurat?”

“Tidak berani, Gus.”

“Itu berarti tidak termasuk مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ”

Kalau aku Kiyainya bakal bilang, “Tidak usah berdoa tawaf itu tidak wajib, yang wajib itu menutupi aurat.” Tapi ya nggak laku. Hehehe Paham nggeh?

Demikian pesan Gus Baha yang sarat dengan hikmah dan pelajaran. Semoga umat muslim tetap mengedepankan sabar dan berusaha menyempurnakan syariat Islam, salah satunya dengan menutup aurat dengan baik.

BEGINI, FAKTA SEJARAH PENUTUPAN KA`BAH

Terjadinya penutupan Ka’bah karena epidemi Covid-19 beberapa bulan yang lalu, ternyata bukanlah menjadi yang pertama dalam sejarah penutupan al-Haram al-Makki. Penutupan beberapa bulan yang lalu bermula dari keputusan Wizarah Hajj wa Umrah untuk tidak diterbitkan Visa Umrah, dan bagi yang sudah berada di Makkah tidak diizinkan untuk masuk area Ka’bah karena alasan sterilisasi dari virus Corona. Sedangkan keputusan pelaksanaan haji tahun ini masih belum ada keputusan resmi dari pemerintah.

Beberapa hari ini kita sering mendengar beberapa pesan penceramah, dengan sangat berapi-api, bahkan ada yang mengutuk bila tahun ini haji ditiadakan dan tidak ada yang thawaf, maka dunia ini akan hancur.

Padahal, jika kita telaah lebih jauh dalam buku “Sejarah Haji dan Manasik” Pada bab “Ibadah Haji dalam Penelusuran Sejarah” disebutkan tentang awal mulai pembangunan Ka’bah, dengan berbagai pendapat di dalamnya, dari pendapat yang menyatakan bahwa yang membangun pertama kali adalah Malaikat pada dua ribu tahun sebelum Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Adam, dan dilanjutkan oleh putranya, Syits dengan menggunakan tanah dan batu.

Setelah ada peristiwa banjir bah pada masa Nabi Nuh, bangunan tersebut runtuh, dan dibangun kembali oleh Nabi Nuh, dan pada akhirnya dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan putranya Nabi Ismail ‘alaihissalam. Dan masih banyak kisah lain yang mengiringi pembangunan Ka’bah yang mulia ini (lihat: Saifi, Tarikh al-Makkah al-Mukarramah ‘Abra al-Ushur: 1968).

Namun, dari sekian pendapat yang diunggulkan dan mendekati fakta historis dan teologis adalah kisah dibangunnya Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail ‘alaihissalam.

Masih pada bab pertama, bagian selanjutnya adalah pelaksanaan haji pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Muhammad setelah turunnya ayat ke-97 Surat Ali Imran. Namun, pada tahun ke-6 H gagal karena ada sabotase orang-orang Quraisy, sehingga dilaksanakan kembali pada tahun ke-9 H di bawah pimpinan Abu Bakar, dan beliaulah Amir al-Haj pertama kali dalam sejarah Islam. (Terkait tahun awal pelaksanaan haji ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan tahun ke-9 H, ke-10 H, dan yang diwajibkan pada tahun ke-7 H).

Bagaimana pelaksanaan haji pada masa Khulafa’ Rasyidin? Pada masa kepemimpinan Khulafa’ Rasyidin haji terlaksana dengan baik, kecuali pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib haji tak dilaksanakan karena disibukkan dengan perang Shiffin (lihat: Sulaiman Abdul Ghani al-Maliki wa Sa’duni, Tarikh al-Haj min Khilak al-Hujjaj wa Al-Mu’tamirin: 1998).

Pelaksanaan haji terus dilakukan pada masa kekhalifaan Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Mamluk, dan seterusnya. Apakah pada masa-masa itu Masjidil Haram aman-aman saja? Dan apakah thawaf terus dilakukan?

Untuk menjawab ini pembaca bisa menilik beberapa kitab, Tarikh ‘Imara al-Haram al-Makki al-Syarif ila Nihayah al-‘Ashr al-Abbasi al-Awwal, al-‘Uqud al-Lu’luiyyah, dan beberapa kitab lainnya, serta beberapa makalah tentang “’Ighlaq al-Ka’bah wa Man’i Thawaf” (penutupan Ka’bah dan pelarangan thawaf).

Faktanya Ka’bah ditutup bukan kali ini saja, gegara virus Corona (baca: Covid-19) tetapi sudah terjadi beberapa kali dalam sejarah Islam. Meskipun ada perbedaan tentang berapa kali penutupan ka`bah dilakukan? Ada yang menyebutkan 40 kali, namun validitasnya masih dipertanyakan; ada yang menyebutnya hanya 3 kali, dan beberapa pendapat lainnya.

Penutupan Ka’bah beberapa hari dan seluruh aktivitasnya diberhentikan terjadi ketika Hajaj bin Yusuf al-Staqafi menyerang Ka’bah. Serangan tersebut bertujuan untuk merongrong kekuasaan Abdullah bin Zubair yang berkedudukan di Makkah pada masa Dinasti Umayah yang lagi dipimpin oleh Abdul Malik bin Marwan. Hajjaj tidak segan-segan membunuh orang di sekitar Ka’bah, bahkan sebagian Ka’bah hancur karena dilempar manjaniq (ketapel raksasa). Penutupan Ka’bah ini, terjadi pada tahun 693 M.

Berikutnya, pada tahun 930 M juga ada penutupan Ka’bah secara total pada masa dinasti Abbasiyah, karena ada serangan dahsyat suku Qaramithah di bawah pimpinan Abu Tahir al-Qurmuthi. Mereka membantai 30.000 jamaah haji (ada yang memyebutkan 1.700). Pada masa ini menjadi penutupan Ka’bah terlama dalam sejarah, dan Qaramithah menjarah Hajar Aswad selama 22 tahun. (al-Mizan).

Dan peristiwa lain, ketika al-Haram al-Makki (Masjidil Haram) dikuasai oleh Juhaimah al-‘Utaibi, seorang islamis garis keras, Ka’bah ditutup total selama 15 hari, dan kemudian dapat dikendalikan lagi dengan bantuan beberapa pimpinan militer Prancis, sehingga kelompok Juhaimah dapat dilumpuhkan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1979 M. (al-Bawwabah).

Pada tahun 1814 M, sekitar 8.000 orang meninggal dunia karena epidemi di Hijaz, dan pelaksanaan haji terganggu pada tahun ini.

Terjadi lagi epidemi pada tahun 1837 M, aktivitas haji di al-Haram al-Makki dihentikan dan itu berlanjut sampai 1892, dan selama periode itu seribu peziarah meninggal setiap hari. (at-Taqarir).

Dalam Tarikh al-Makkah disebutkan, pada 1629 M terjadi banjir besar yang merobohkan dinding Ka’bah. Manasik haji dan umrah berhenti selama pembaruan Ka’bah atas perintah Sultan Murad IV, dan pembangunannya memakan waktu beberapa bulan, dan para sejarawan mengatakan bahwa bangunan saat ini adalah bangunan yang dibangun saat itu.

Beberapa penutupan Masjidil Haram tidak hanya yang penulis sampaikan di atas. Masih ada beberapa masa, sehingga Makkah ditutup, baik ditutup sebagian, ditutup untuk negara tertentu, dan ditutup secara total.

terakhir, yang harus kita tanamkan dalam hati sanubari kita adalah, segala yang terjadi dimuka bumi ini, hanya atas kuasaNya. 

Sejak Rampas Tanah Palestina, Israel Terus Lakukan Penjajahan

Pendakwah Habib Husein Jafar Al- Hadar menyebut, perkara yang terjalin antara Israel serta Palestina tidaklah peperangan namun pembantaian serta penjajahan, apalagi genosida. Dia menegaskan kalau dalam perang sekalipun, masyarakat sipil wajib senantiasa dilindungi.

“ Tetapi ini masyarakat sipil juga dihabisi. Gaza seakan jadi penjara terbanyak di dunia sampai dikala ini, sebab diisolasi serta diboikot. Warganya terus diteror serta hidup dalam ketakutan,” tuturnya dalam Webinar berjudul Membilas Cedera Palestina yang disiarkan TVNU. Kamis( 27/ 5).

Habib Husein menuturkan kalau hingga dikala ini, Palestina terluka. Karena bangsanya dijajah, tanahnya dirampas, serta manusianya disakiti sampai dibunuh. Disebutkan, penjajahan yang dilakukan atas negara Palestina sudah berlangsung semenjak 1948 oleh zionisme. Terhitung semenjak mereka mendeklarasikan Israel selaku negeri bagi mereka sendiri.

“ Perampasan tanah Palestina diawali dari satu dusun damai yang bernama Deir Yassin, pada Jumat subuh 9 April 1948 yang dalam waktu sebagian jam diganti jadi kuburan massal untuk 280 orang Palestina yang tidak bersalah serta tidak ketahui apa- apa,” cerah Habib Husein.

Dikutip dari Republika, warga Desa Deir Yassin sangat diketahui dengan komitmennya buat cinta damai. Desa itu diserbu dengan dorongan tentara elit Palmach dari Haganah, kelompok militan Yahudi yang lain.

Dilaporkan, dekat 200 orang tewas serta 40 laki- laki, perempuan, dan kanak- kanak ditawan kemudian diarak di Yerusalem. Mereka dibawa ke suatu tambang yang terletak di antara Givat Shaul serta Deir Yassin serta ditembak mati secara brutal.

Kejadian yang terjalin di Deir Yassin jadi dini pengusiran orang- orang Arab dari tanah Palestina. Insiden itu menunjukkan dini dari An- Nakba ataupun Catastrophe, yang mengusir 80 ribu orang Arab Palestina.

Dalam Pasal II serta III Kesepakatan Penangkalan serta Penghukuman Genosida 1948, disebutkan kalau kejahatan yang dilakukan oleh Israel merupakan bagian dari genosida. Pada kesepakatan itu, genosida dipecah jadi 2 faktor ialah faktor mental serta raga.

Penduduk Desa Deir Yassin memanglah hadapi penderitaan secara raga akibat pembantaian yang dilakukan itu, sehingga masyarakat Arab- Palestina yang tersisa merasa khawatir dengan serbuan genosida secara mental.

Habib Husein lalu menarangkan kalau Sejarawan Israel Benny Morris sempat mengatakan, kebiadaban Israel yang mengusir masyarakat Arab- Palestina di Desa Deir Yassin itu selaku kejadian pembantaian.

“ Sejarawan Israel sendiri bernama Benny Morris menyebut, perihal itu selaku kejadian pembantaian yang menerabas etika serta kemanusiaan,” tutur Habib Husein.

Semenjak 1948 hingga dikala ini, kata Habib Husein, rakyat Palestina terus disakiti serta dibunuh oleh tentara Israel. Dia mengatakan, pada serbuan di Gaza sebagian waktu kemudian saja tercatat telah ratusan masyarakat Palestina yang tidak berdosa tewas, tercantum di dalamnya merupakan kanak- kanak.

“ Jelas itu bukan peperangan serta konflik, tetapi ini pembantaian, ini genosida. Karena, 800 ribu orang terputus dari akses air, 17 ribu rumah sirna, 53 sekolah rusak, serta 6 rumah sakit sirna, dan 50 persen infrastruktur di Gaza rusak sebab serbuan kemarin sepanjang 11 hari saja,” tuturnya.

Habib Husein berkata kalau walaupun dikala ini Palestina lagi terluka namun malah bisa mengumpulkan umat Muslim Indonesia buat silih bersilaturahim sehingga tidak butuh terdapat persoalan lagi buat berkontribusi untuk kebebasan, kemerdekaan, serta kesejahteraan Palestina.

“ Dari mari saja, Palestina yang lagi terluka masih dapat membagikan donasi untuk kita ialah mengumpulkan buat silih bersilaturahim satu sama lain, hingga cedera Palestina merupakan cedera kita,” pungkas Habib Husein. 

Gempa Bumi Dalam Islam

Gempa bumi yaitu insiden alam yang mengakibatkan panik luar biasa. Namun di samping itu, gempa bumi juga merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Di antara gempa bumi yang tercatat dalam sejarah Islam yaitu gempa bumi yang menimpa kota Madinah pada kurun khalifah Umar bin Al-Khattab RA. Setelah gempa berlalu beliau keluar dan bangkit di hadapan penduduk Madinah seraya berkata sebagai berikut ini.

يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ ، مَا أَسْرعَ مَا أَحْدَثْتُمْ ، وَاللهِ لَئِنَ عَادَتْ لَأَخْرُجَنَّ مَنْ بَيْنِ أَظْهُرِكُمْ

Artinya, “Wahai penduduk Madinah, alangkah cepatnya apa yang kalian lakukan. Demi Allah jika gempa itu kembali lagi pasti saya akan keluar di antara kalian,”

Pandangan Fiqih mengenai keluar rumah ketika terjadi gempa

Selanjutnya tentang keluar rumah saat terjadi gempa bumi. Bahwa sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa saat ada gempa bumi dan kita berada di dalam gedung atau ruang maka keluar darinya menuju tanah yang lapang ialah keniscayaan. Ini yakni standar keamaan yang umum diterapkan. Namun duduk perkara ini menjadi menarik saat ditanyakan dari sudut persepsi  aturan fikih, alasannya adalah memang jarang sekali orang menanyakan soal hukum keluar rumah saat terjadi gempa menurur para fuqaha.

Sepanjang penelusuran kami di dalam kitab-kitab fikih, utamanya di golongan Madzhab Syafi’i, terdapat penjelasan yang setidaknya kami anggap memadai dan mencukup untuk menjawab pertanyaan tersebut. Misalnya dalam kitab Asnal Mathalib Syarhu Raudlatith Thalib karya Zakariya Al-Anshari terdapat keterangan yang menyatakan bahwa sunah keluar dari rumah menuju tanah lapang dikala terjadi gempa bumi. Pandangan ini yakni dikemukakan Al-‘Abbadi.

وَيُسَنُّ الْخُرُوجُ إلَى الصَّحْرَاءِ وَقْتَ الزَّلْزَلَةِ قَالَهُ الْعَبَّادِيُّ

Artinya, “Dan disunahkan keluar rumah menuju tanah lapang pada saat terjadi gempa bumi. Demikian sebagaimana dikemukakan Al-‘Abbadi,”

Yang dapat kami pahami dari keterangan yang terdapat dalam Asnal Mathalib tersebut yakni tawaran untuk menyingkir dari pengaruh gempa bumi yang membahayakan. Bahkan dalam pandangan kami langsung, keluar rumah dalam rangka menyelamatkan diri saat terjadi gempa ahli menjadi wajib jikalau hal tersebut dimungkinkan. Saran kami, pascagempa perbanyaklah istighfar, begitu pula berinfak kalau memang mampu. Ulurkan bantuan untuk saudar-kerabat kita yang sedang tertimpa petaka, mirip yang terkena efek gempa bumi.
Doa dikala terjadi gempa

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢّ ﺇِﻧّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﻓِﻴْﻬَﺎ، ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ؛ ﻭَﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّﻫَﺎ، ﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎﻓِﻴْﻬَﺎﻭَﺷَﺮِّﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﺖَ ﺑِﻪِ
Artinya: “Ya Allah, bergotong-royong saya memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan saya memohon pertolongan terhadap-Mu dari kejelekan atas apa yang terjadi, dan kejelekan atas apa yang terjadi didalamnya, dan saya juga memohon pemberian kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.”

Konflik Israel Dan Palestina

Konflik Israel Dan Palestina

Israel kembali melancarkan serangan udaranya di Gaza Selasa pagi, menghantam dua gedung bertingkat tinggi yang diyakini sebagai tempat tinggal para militan, ketika Hamas dan kelompok bersenjata lainnya membombardir Israel selatan dengan ratusan roket.   Permusuhan antara Israel dan Palestina bukanlah hal baru dan telah berlangsung selama beberapa dekade. Namun, kekerasan terbaru kian parak dan meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak dalam sepekan terakhir ini. Ketegangan seringkali terjadi antara Israel dan Palestina, terutama yang tinggal di Yerusalem Timur, Gaza, dan Tepi Barat.

Kali ini, bara api ketegangan antara Israel dan Palestina terus menyala sejak awal bulan suci Ramadhan pada pertengahan April 2021, dengan bentrokan malam antara polisi Israel dan rakyat Palestina. Belum lagi dengan pengusiran terhadap beberapa keluarga Palestina yang terancam di Yerusalem Timur juga telah menyebabkan ketegangan yang terus meningkat.   Sejak Senin, 26 warga Palestina termasuk sembilan anak dan seorang wanita tewas di Gaza, sebagian besar oleh serangan udara, kata pejabat kesehatan Gaza. Militer Israel mengatakan setidaknya 16 orang yang tewas adalah militan.   Selama periode yang sama, militan Gaza menembakkan ratusan roket ke Israel, menewaskan dua warga sipil Israel dan melukai 10 lainnya. Ratusan warga Palestina dan lebih dari 20 polisi Israel terluka dalam bentrokan terbaru di Yerusalem.

Gaza – Masalah dan Tantangan  

Gaza berada dalam kendali kelompok militan Palestina yaitu Hamas, yang telah berkali-kali terlibat bentrok dengan tentara Israel. Israel, dalam hal ini bekerjasama dengan Mesir untuk memperketat perbatasan Gaza demi menghentikan kelompok Hamas untuk mendapatkan senjata.   Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat mengatakan mereka menderita karena tindakan dan pembatasan Israel. Namun Israel berdalih bahwa pihaknya hanya bertindak untuk melindungi diri dari kekerasan Palestina.
Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, status yang umumnya tidak diakui secara internasional. Sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur – yang direbut oleh Israel dalam perang Arab-Israel 1967, sebagai ibu kota negara masa depan.   Pembicaraan damai telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun, tetapi sejauh ini belum menyelesaikan konflik tersebut. Tantangan utama termasuk apa yang harus terjadi pada pengungsi Palestina, apakah permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki harus tetap atau dihilangkan. Tantangan besar lainnya yang dihadapi oleh keduanya adalah apakah kedua belah pihak harus berbagi Yerusalem. Tantangan paling rumit adalah apakah negara Palestina harus didirikan berdampingan dengan Israel atau tidak.

Serangan brutal Israel ke warga sipil Palestina, hemat penulis, tidak terlepas dari Proyek Zionis untuk Timur Tengah, yang juga menjadi bagian integral dari kebijakan luar negeri AS, yaitu maksud Washington untuk memecah dan memporakporandakan Timur Tengah. Keputusan Trump, sewaktu menjabat sebagai presiden AS, untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dimaksudkan untuk memicu ketidakstabilan politik di seluruh kawasan.   Jika dilihat dalam konteks ini, Rencana Zionis untuk Timur Tengah berkaitan erat dengan invasi AS ke Irak pada tahun 2003, perang 2006 di Lebanon, perang 2011 di Libya, perang yang sedang berlangsung di Suriah, Irak dan Yaman, belum lagi krisis politik di Arab Saudi.   Proyek “Israel Raya” bertujuan untuk melemahkan dan akhirnya membuat negara-negara Arab tetangga menjadi bagian dari proyek ekspansionis AS-Israel, dengan dukungan NATO dan Arab Saudi. Dalam kaitan ini, pendekatan yang dilakukan oleh Saudi-Israel berasal dari sudut pandang Netanyahu sebagai sarana untuk memperluas wilayah pengaruh Israel di Timur Tengah, termasuk juga dalam menghadapi Iran, musuh besar Israel dan AS di Timur Tengah. Dalam hal ini, tak perlu diragukan lagi, proyek “Israel Raya” konsisten dengan desain kekaisaran AS.   “Israel Raya” terdiri dari daerah yang membentang dari Lembah Nil sampai ke Efrat. Menurut Stephen Lendman, “Sekitar satu abad yang lalu, rencana Organisasi Zionis Dunia untuk sebuah negara Yahudi termasuk: Palestina yang bersejarah; Lebanon Selatan sampai Sidon dan Sungai Litani; Dataran Tinggi Golan Syria, Dataran Tinggi Hauran dan Deraa; dan tentu mengendalikan Kereta Api Hijaz dari Deraa ke Amman, Yordania dan juga Teluk Aqaba.”   Sejumlah Zionis menginginkan lebih – tanah dari Sungai Nil di Barat sampai ke Sungai Efrat di Timur, yang terdiri dari Palestina, Lebanon, Suriah Barat dan Turki Selatan.”   Proyek Zionis mendukung gerakan permukiman Yahudi. Secara lebih luas, ini melibatkan sebuah kebijakan untuk mengecualikan orang-orang Palestina dari negerinya hingga mengarah pada aneksasi terakhir, yaitu Tepi Barat dan Gaza ke Negara Israel. Atas dasar inilah, Israel menjadikan serangan udaranya di Gaza dalam sepekan terakhir ini adalah momentum untuk memuluskan proyek “Israel Raya” tersebut sembari menakar seberapa kekuatan internal Palestina dan dukungan internasional terutama dari negara-negara Muslim terhadap Palestina.   Sudah waktunya bagi dunia dan organisasi internasional serta pembela hak asasi manusia untuk membungkam rezim kriminal Zionis dan bergegas mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan tak berdaya dengan bantuan praktis dan efektif, terutama untuk memutuskan hubungan dengan rezim Israel.

Oleh: Sudarto Murtaufiq, dosen Universitas Islam Lamongan  (UNISLA) dan peneliti di Global Future Institute (GFI) Jakarta

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/128832/proyek-zionis-di-balik-serangan-israel-ke-palestina-