Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah

Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah
Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah
 
Sebagai kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah, kita perlu mengetahui tentang identitas Salafi (Wahabi), mengetahui Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah, sehingga tidak terjebak propagandanya atau masuk dalam perangkapnya. 
 
Baca artikel Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah ini sampai akhir
Tulisan ini bertujuan agar kaum Aswaja paham tentang akidah Wahabi sehingga tidak terkontaminasi oleh akidahnya. Perbedaan yang sangat samar, sehingga banyak kaum awam dari golongan Aswaja terbawa oleh propaganda Wahabi. Tanpa sadar menjadi Wahabi karena terdoktrin oleh ajarannya baik melalui YouTube, Facebook dan sosial media lainnya.

Siapa Sebenarnya Wahabi?

Wahabi merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahab (w.1793 M), seorang tokoh yang diklaim oleh pengikutnya sebagai pemurni tauhid, lahir di kampung Uyainah, Najd, 70 km arah barat laut kota Riyadh, Arab Saudi sekarang. Tapi akhir-akhir ini bermuculan bantahan dari sebagian orang bahwa penisbatan Wahhabiyah (Wahabi) kepada Muhammad bin Abdul Wahab itu tidak benar.
Demikian disampaikan A. Ma’ruf Asrori dalam bedah buku “Rekam Jejak Radikalisme Salafi Wahabi; Sejarah, Doktrin, dan Akidah” di Masjid Agung Kota Sidoarjo yang deselenggarakan LPPQ Al-Karim Jawa Timur dalam Pengajian Ramadhan bersama LDNU, LTMNU dan LTNNU PCNU Sidoarjo, Ahad (13/7).
Bantahan mereka beralasan bahwa tokoh yang disebut itu bernama Muhammad bin Abdul Wahab, mestinya menjadi ”Muhammadiyah” bukan Wahabi, karena namanya Muhammad, sedang nama Wahab adalah nama ayahnya, Abdul Wahab.
“Kata mereka, Wahabi itu dinisbatkan kepada Abdul Wahhab bin bin Rustum yang memang khawarij. Inilah tipu daya untuk menghindari sorotan buruk dari kaum Muslimin yang telah menyaksikan sejarah kelam Wahabi di masa lampau maupun sekarang ini,” ungkap Ma’ruf Asrori dari Penerbit Khalista Surabaya sambil mengutip isi buku.
Lanjut Ma’ruf, di dalam buku yang sedang dibedah ini telah membeberkan bawa banyak ulama Wahabi sendiri mengakui penisbatan Wahhabiyah (Wahabi) bagi pengikut Muhammad bin Abdul Wahab, bahkan membangga-banggakannya. Istilah Wahhabiyah memang disematkan oleh kaum Muslimin yang menentang dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab.
Laqab atau julukan ini diambil dari nama ayahnya Abdul Wahab, dan nisbat seperti ini sudah masyhur di kalangan Arab. Seperti pengikut Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i disebut Syafi’iyah, laqab yang dinisbatkan dari nama kakeknya, Idris asy-Syafi’i. Pengikut Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal disebut Hanabilah, nisbat kepada nama kakeknya Hanbal dan semisalnya. Maka nisbat Wahhabiyah bukan suatu penyematan atau pengistilahan asing apalagi salah, namun sudah masyhur bagi kalangan orang Arab.
Penulis buku Ust. Achmad Imron R. lebih detil lagi memaparkan bukti-bukti secara panjang lebar sejarah kemunculan sekte Wahabi sebagai tanduk setan dari timur beserta ajaran-ajarannya berdasarkan hadits-hadits sahih dan rujukan buku yang ditulis oleh kaum Wahabi sendiri serta kitab-kitab bantahan atasnya dari ulama ahlussunnah wal Jama’ah.
Dalam menjelaskan hadits shahih tentang fitnah tanduk setan yang akan muncul dari timur, Achnad Imron menguraikan berbagai bukti ilmiah, bahwa Wahabi itulah perwujudannya. Selain itu, ia juga menyertakan komentar ulama mu’tabar dari berbagai ahli disiplin ilmu; ahli tafsir, hadits, fikih, nahwu, dan buldan, serta kesaksian yang ada dalam kitab-kitab sejarah.
Penulis pun menguraikan konsep tauhid Wahabi yang menjadi dasar konflik dengan mayoritas kaum muslimin serta bantahannya. Sebagaimana diketahui, pembagian tauhid versi Wahabi yang diada-adakan menjadi sebab merenggangnya keharmonisan umat Islam, serta memunculkan pemahaman takfir, tasyrik, tabdi’ dan tadhlil kepada mayoritas umat Islam, bahkan kepada ulama besar Ahlussunnah wal Jama’ah

Persamaan Aswaja dan Wahabi

1. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai referensi utama. 
2. Mencintai sahabat Rasulullah sehingga hadits-haditsnya bersumber dari sahabat Rasulullah. 
3. Merujuk pada hadits kutubussittah yakni enam kitab hadits karya ulama hadits ternama yakni karya Imam Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah. 

Perbedaan Aswaja dan Wahabi

1. Selain Al-Qur’an dan Hadits, referensi tambahan dari Aswaja adalah Ijma’ dan Qiyas sedangkan Wahabi hanya berkutat pada Al-Qur’an dan Hadits (Sunnah). 
 
2. Aswaja sangat mencintai Ahlul Bait atau keturunan nabi seperti habaib, Syarif dan Sayyid sedangkan Wahabi sangat membencinya.
 
3. Dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits, Aswaja sangat moderat, toleran dan kontekstual-inklusif sedangkan Wahabi bersifat tekstual-eksklusif. Menolak kebenaran diluar kelompoknya. Menurut Wahabi, tidak ada kebenaran diluar kelompoknya. 
 
4. Ajaran Aswaja bersifat lengkap dan komprehensif mulai dari akidah (tauhid), syariah (fikih) hingga akhlak (tasawuf) sedangkan ajaran Wahabi hanya berkutat pada akidah dan bid’ah.
 
5. Aswaja mengakomodasi tasawuf sebagai bagian dari konsep Ihsan atau akhlak sedangkan Wahabi sangat anti dengan tasawuf.
 
6. Aswaja adalah kelompok mayoritas umat Islam sedangkan Wahabi adalah kelompok minoritas sehingga menyempal dari golongan mayoritas umat Islam.
 
7. Konsep tauhid Aswaja mengambil referensi dari Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi sedangkan Wahabi mengadopsi tauhid ala Ibnu Taimiyah yakni trinitas tauhid. 
 
8. Aswaja membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah (mahmudah) dan bid’ah sayyi’ah (dhalalah/munkarah) sedangkan Wahabi menganggap seluruh bid’ah adalah sesat. 
 
9. Tentang konsep Allah, Aswaja melakukan ta’wil untuk menyucikan zat-Nya sehingga Allah itu ada tanpa arah dan tanpa tempat sedangkan menurut Wahabi, Allah itu berfisik sehingga Wahabi masuk dalam kelompok mujassimah atau menjisimkan Allah. 
 
10. Aswaja mengakomodasi empat madzhab dalam menentukan hukum sehingga multi referensi sedangkan Wahabi anti madzhab. Walaupun terkadang Wahabi mengambil referensi dari imam madzhab, namun itu hanya sekedar bumbu karena referensi utama hanya berkutat pada beberapa tokoh yakni Muhammad Bin Abdul Wahab (MBAW, pendiri Wahabi), Bin Baz, Albani, Ibnu Taimiyah dan Shalih Fauzan. 
11. Dakwah Aswaja selalu terbuka dan terang-terangan dengan prinsip moderatisme sedangkan dakwah Wahabi bersifat taqiyah (kamuflase). Wahabi mengaku sebagai salafi (pengikut generasi salaf) untuk menutupi kejahatannya dimasa lalu yang sudah dikenal oleh ulama terdahulu sebagai Wahabi. Jadi Wahabi adalah salafi palsu. 

Penutup

Demikianlah beberapa Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah. Mudah-mudahan kita bisa berpegang teguh pada ajaran Aswaja an nahdliyyah yang telah diajarkan oleh ulama salaf terdahulu dan bisa diselamatkan oleh Allah dari fitnah Wahabi. 
 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *