Seperti diterangkan dalam Matan Jauhar Tauhid, hal pertama yang wajib dipelajari oleh setiap insyan adalah makrifat kepada Allah Swt. dengan penuh keyakinan. Kitab Ba’ul Amali (awal mula berpikir) ini adalah bagian dari kitab matan tentang tauhid kepada Allah Swt.
Disebut ilmu tauhid karena pembahasan paling banyak dalam ilmu tersebut adalah tentang bagaimana mengenal Allah Swt. sebagai satu-satunya sesembahan manusia di bumi. Di sinilah kita, umat Islam dikenalkan tentang wahdaniyyatillah (وحدانية الله), bahwa Allah itu wujud, dengan sifat-sifat yang la’iqah (pantas) kepada-Nya, sebagai Dzat yang tidak ada satu pun yang menyamainya, dari segi apapun (ليس كمثله شيئ). Selengkapnya anda bisa download Nadzom Matan Bad’ul Amali dengan klik tombol berikut
Tintasantri.com – Al Majmu’ Syarah Muhadzab || Terjemah Bahasa Indonesia Lengkap PDF – Al-Majmu’ (المجموع) adalah sebuah kitab yang membahas tentang fiqih madzhab syafi’i, kitab ini ditulis guna mensyarahkan kitab Al-Muhadzab (المهذب), karya imam Asy-Syirozi (476 H). Selain kitab “Al-Majmu Syarah Al-Muhadzab”, ada pula kitab yang menjadi syarah kitab “Al-Muhadzab” karangan Imam Asy-Syirozi itu, yaitu kitab “Al Bayan fi Madzahibi Al-Imam As-Syafii” yang ditulis oleh Imam Imroni (558 H). kedua kitab tersebut sudah terkenal dalam mensyarahkan kitab “Al-Muhadzab”, akan tetapi kitab “Al-majmu’ syarah Al-Muhadzab ini lebih populer dan lebih mendapatkan perhatian yang banyak karena kedudukan besar An-Nawawi sebagai muharrir dalam madzhab Asy-Syafi’i
Mengenal Kitab Al Majmu’
Kitab Al-Majmu’ ialah kitab terbesar karya Imam An-Nawawi yang menjadi rujukan dan referensi terbesar dan terpenting didalam madzhab Asy-Syafi’i. bahkan tidak hanya didalam madzhab Asy-Syafi’i saja, kitab Al-Majmu’ ini juga menjadi referensi madzhab lainnya dikarena kan kitab ini menyajikan uraian muqoronah antara madzhab yang lainnya atau perbandingan madzhab. Jadi, Al-Majmu’ adalah rujukan penting jika berbicara ensiklopedi fikih klasik maupun modern, hal itu lah yang menjadi keistimewaan kitab ini.
Namun sayang kitab Al-Majmu’ ini tidak sepenuhnya ditulis oleh Iman An-Nawawi, beliau menulis dan mensyarahkan kitab ini hanya sampai bab riba dan masih tersisa beberapa bab di dalam kitab Al-Muhadzab yang belum Imam An-Nawawi syarahkan. Beliau wafat sebelum menyelesaikan kitab Al-Majmu’ di usia 45 tahun dan beliau dalam keadaan belum menikah. Sebelum wafatnya Imam An-Nawawi, beliau merasa sudah tidak sanggup lagi untuk menyelesaikan kitab Al-Majmu’, maka beliau memberi wasiat kepada muridnya; Ibnu Al-‘Atthor untuk menyempurnakan kitab tersebut, namun Ibnu Al-‘Atthor tidak berhasil dalam menyempurnakan-nya.
Setalah kurang lebih dari satu abad muncul lah seorang ulama yang mengagumi beliau dan mencoba menyelesaikan kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, yaitu Imam Taqiyuddin As-Subki (756 H). Dia adalah kebanggaan bagi bangsa Mesir dan ulamanya. Imam yang handal dalam bidang fiqh ini hanya mampu menyelesaikan syarah kitab Al-Muhadzab ini sampai pada bab Ar-Rodd Bi Al-‘Aib. Terhentinya penyempurnaan kitab Al-Majmu’ yang di kerjakan oleh Imam As-subki ini karena beliau wafat sebelum menyelesaikannya.
Setelah itu kitab ini menjadi manuskrip di beberapa perpustakaan, di Timur dan Barat. Dan kemudian seiring berjalannya waktu Allah Azza wa Jalla mengizinkan kitab ini lepas dari “kurungan” perpustakaan dan menuju dunia penerbitan hingga para ahli fiqh dapat memanfaatkannya dan para ahli hukum boleh mengambil isinya. Kemudian disambung kembali syarahnya oleh Al-‘Alim Al-Faqih As-Syeikh Muhammad Najib bin Ibrahim Al-Muthi’ yang mengikut metode kedua imam sebelumnya. Dan akhirnya kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab ini telah disempurnakan oleh tiga para ulama yaitu Imam An-Nawawi, Imam As-subki, dan Imam Al-Muthi’.
Salah satu tradisi amaliyah warga NU adalah Tahlilan. Tahlilah dilaksanakan untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal mulai hari pertama hingga 7 hari, hari ke 40 (metang puluh), 100 (nyatus), 1 tahun (mendak siji), 2 tahun (mendak pindo) dan yang terakhir Nyewu (tiga tahun).
Selain untuk acara khusus kematian, Tahlilan biasanya juga menjadi tradisi warga nahdliyyin untuk dilaksanakan setiap acara rutin, pertemuan bahkan acar resmi organisasi atau lembaga pendidikan guna mendoakan para guru, ahli kubur dan orang-orang yang telah meninggal lainnya.
Pengertian Tahlilan
Tahlilan adalah rangkaian kegiatan doa bersama dengan membaca kalimah thoyyibah La Ilaha Illallah dan ayat-ayat Alquran serta dzikir lainnya untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia atau disebut ahli kubur.
Dari asal kata Tahlilan merupakan kata kerja dari Kata Tahlil. Dalam ilmu bahasa arab Tahlil adalah mashdar dari kata hallala (berarti membaca La Ilaaha Illallah). هلل يهلل تهليلا Hallala Yuhallilu Tahlilan. Maka dapat disimpulkan bahwa inti dari Tahlilan adalah membaca kalimah thoyyibah La Ilaha Illallah.
Bacaan Tahlil Arab Latin dan Terjemahnya
بِسۡمِ ٱلِلّٰهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيْمِ
Bismillahirrohmanirrohiim
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
ilaa hadrotin nabiyil musthofa Muhammadin sholallahu ‘alaihi wasallam, wa alihi wa azwajihi wa auladihi wa dzurriyatihi, Alfatihah…
Kepada yang terhormat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terpilih, kepadanya segenap keluarga para istri dan anak cucu beliau, Al-Fatihah…
tsumma ila hadroti ikhwanihi minal anbiyaai wal mursaliin walauliyaai wasyuhadaai washolohiin washohabati wattaabi’iin wal ‘ulamaai wal mushonifiin wa jamii’il malaikatil muqorrobiin khususon sayyidinaa syech Abdal Qoodir al Jailani, Alfatihah…
Kepada yang terhormat para handai taulan dari para nabi dan rosul, para wali, para syuhada’, orang orang saleh, para sahabat, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada segenap malaikat yang mendekatkan diri kepada Allah, khusus kepada yang mulia syech Abdul Qodir Al Jailani, Al-Fatihah…
Tsumma Ilaa jamii’i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati walmu’miniina walmu’minaati min masyaariqil ardhi wa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khususon aabaa anaa wa umma haatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhonaa wa masyaayikho masyaayikhinaa wa asaatidzati asaatidzatinaa (wa khushuushoon ilarruhi…) wa limani ijtama’naa ha hunaa bi sababihi Al Fatihah…
Artinya : Kepada segenap ahli kubur kaum muslimin laki laki dan perempuan, kaum mukminin laki laki dan perempuan dari timur dan barat, baik yang ada di darat maupun di laut, kemudian terutama kepada para bapak dan ibu kami, para nenek laki laki dan perempuan kami, kepada syaikh kami dan syaikhnya syaikh kami, kepada guru kami dan gurunya guru kami, (teruntuk arwah Almarhum/ah….) dan kepada orang yang menyebabkan kami sekalian berkumpul disini.
1. Surat Al-Ikhlas 1-4 (3x)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١
1. qul huwallāhu aḥad
1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢
2. allāhuṣ-ṣamad
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣
3. lam yalid wa lam yụlad
3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
4. wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
4. dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Allahu laa ilaaha illa huwal-hayyul-qayyuum laa ta’ khudzuhuu sinatuw-wa laa naum lahu ma fis-samaawati wa ma fil-ardh, man dzal-ladzii yasfa’u indahuu illa bi idznih ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa la yuhiithuna bi syaim min-ilmihi illaa bimaasyaa’ wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh wa laa yauduhuu hifzuhumaa wa huwal-aliyyul-aziim.
Artinya : Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar. (QS. AL-Baqoroh: 255).
lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
Artinya: Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqaroh : 284).
āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr
Artinya: Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al Baqaroh : 285).
lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, (wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā 7x), anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqaroh : 286).
إِرْحَمْنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . ٧x
Irhamnaa yaa arhamar raahimiin 7x.
Belas kasihanilah kami, wahai Tuhan yang Maha Belas kasih. 7x.
Innamaa yuriidullaahu liyudz-hiba ‘ankumurrijsa ahlal baiti wa yuthahhirakum tath-hiiraan.
Artinya :Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan segala kotoran padamu, hai ahlul bait (penghuni rumah) dan membersihkan kami sebersih – bersihnya. (QS. Al – Ahzab : 33).
Innallaha wa malaa ikatahuu yusholluuna alan nabiyyi yaa ayyuhal ladziina aamanu shollu alaihiwa sallimu tasliiman.
Artinya : Sesungguhnya Allah dan para malaikat Nya bersholawat untuk nabi. Wahai orang orang yang beriman, bersholawatlah kalian untuk mereka dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al – Ahzab : 56).
Allaahumma shalli afdlalash shalaati ‘alaa as’adi makhluuqaatika nuuril hudaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzakarakadzdzaakiruuna wa ghafala ‘an dzikrikal ghaafiluun.
Artinya : Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi sinar petunjuk, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad sebanyak tinta kalimat – kalimat Engkau, tatkala orang – orang yang ingat berdzikir dan tatkala orang – orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau.
Allahumma shalli afdlalash shalaati ‘alaa as’adi makhluuqaatika syamsidl dluhaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin. ‘adada ma’luumaatika wamidaada kalimaatika kullamaa dzakarakadzdzaakiruuna wa ghafala’an dzikrikal ghaafiluun.
Artinya : Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana matahari di waktu dhuha, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat Engkau, ketika orang-orang yang ingat berdzikir dan tatkala orang-orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau.
Allaahumma shalli afdlalash shalaati ‘alaa as’adi makhluuqaatika badrid dujaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadiw wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzakarakadz dzaakiruuna waghfala ‘andzikrikal ghaafiluun. Wasallim waradliallaahu ta’aalaa ‘an saadaatinaa ashhaabi rasuulillaahi ajma’iin.
Artinya : Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana bulan purnama di waktu gelap, penghulu, dan pemimpin kami yaitu Nabi Muhammad, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat Engkau, ketika orang-orang yang ingat berdzikir kepada Engkau dan ketika orang-orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau, dan tambahkanlah keselamatan. Mudah-mudahan Allah memberi keridlaan kepada para penghulu kami, yaitu semua para sahaba Rasulullah.
Hasbunallaahu wa ni’mal wakiil (QS. Ali Imran : 173). Ni’mal maulaa wa ni’man nashiir. Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘alayyil ‘adziim.
Artinya : Cukuplah bagi kami Allah, menjadi tuhan kami dan Dialah sebaik-baik wakil (yang membereskan semua urusan). (Ali Imran : 173). Dialah sebaik-baik pemimpin dan penolong (QS. Al-Anfal : 40). Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Agung.
أَسْتَغْفِرُ اللّٰهُ الْعَظِيْم ٣x
Astaghfirullaahal’adhiim. 3x
Artinya : Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. 3x
Allaahumma shalli ‘alaa habiibika sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wasallim 3x, ajma’iin. Al faatihah
Artinya : Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada kekasih Engkau penghulu kami Nabi Muhammad, kepada keluarganya dan para sahabat semuanya. 3x. Al faatihah….
QS. Al-Fatihah 1-7
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ١
1. bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ٢
2. al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٣
3. ar-raḥmānir-raḥīm
3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ٤
4. māliki yaumid-dīn
4. Pemilik hari pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ٥
5. iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Ilmu Santri Books – Legenda laila majnun sampai saat ini masih menjadi primadona di masyarakat. Dari begitu banyak kisah cinta yang menjadi legenda salah satunya adalah kisah cinta Layla Majnun.
Dapatkan Novel Layla Majnun Karya Nizami PDF berikut ini untuk mencari inspirasi tentang cinta suci. Cerita layla majnun seakan tak lekang waktu, kisah cinta mereka patut menjadi panutan perjalaan remaja sekarang yang tidak hanya mengandalkan rupa melainkan ketulusan.
Novel laila majnun karya nizami pdf sangat banyak dicari oleh pembaca. Novel ini memberikan gambaran cinta laila majnun secara gamblang akan ketulusan cinta. Silahkan anda download laila majnun yang telah kami sajikan berupa file pdf.
Novel Layla Majnun Karya Nizami PDF, Novel Laila Majnun PDF, Novel Layla Majnun PDF
Menurut Islam, kisah layla majnun benar adanya. Meski dalam buku-buku yang beredar sudah banyak sekali pengembangan gambaran setting dan lokasi. Tetapi makna yang tersirat tetap tidak jauh dari ketulusan cinta layla majnun.
Sebelum mendownload Novel Layla Majnun Karya Nizami PDF, berikut kita simak kumpulan Quotes Layla Majnun untuk menggugah kekuatan cinta yang kita miliki. Akankah rasa cinta ini sama seperti cinta layla majnun:
Layla Majnun Quotes – Tentang CInta – Part 1
Berlalu masa, saat orang-orang pada ku memohon pertolongan, dan kini, adakah penolong yang akan mengabarkan, rahasia jiwa pada Layla?
Wahai Layla, cinta telah membuatku lemah tak berdaya, seperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki apa-apa.
Cinta laksana air yang menetes menimpa bebatuan. Waktu berlalu dan bebatuan itu akan hancur berkepingan, berserat bagai kaca berpecahan.
Begitulah cinta yang engkau bawa kepadaku, dan kini telah hancur binasa hatiku, hingga orang-orang memanggilku si gila yang suka merintih dan menangis sedih.
Mereka mengatakan aku telah tersesat, Wahai mana mungkin cinta akan menyesatkan, jiwa mereka sebenarnya yang kering laksana dedaunan di terpa panas mentari siang.
Bagiku cinta adalah keindahan yang membuat mata tak bisa terpejam,
Pemuda mana yang bisa selamat dari api cinta.
Membaca kisah-kisah cinta akan mengusik jiwa terdalam seseorang. Cinta nyaris sama dengan kehidupan itu sendiri. Cinta bisa menjangkit jiwa antar manusia, antara manusia dengan mahkluk lainnya, maupun antara manusia dan Sang Pencipta.
Seperti halnya kisah cinta yang tersaji dalam Layla Majnun. Layla Majnun yang merupakan karya sastra berisi kisah cinta tragis antara dua anak muda ini sangat terkenal di negara-negara Islam di Timur Tengah dan telah diceritakan secara turun temurun selama ratusan tahun.
Ialah Nizami Ganjavi, seorang penyair Persia yang mendapatkan tugas untuk mengisahkan cerita yang tersebar dari mulut ke mulut tersebut ke dalam suatu karya sastra luar biasa ini. Ialah Shirvanshah, penguasa dari Kaukasia yang menugaskan Nizami sebagai penyair kawakan pada kala itu untuk menulis kisah ini pada tahun 1188 Masehi. Walaupun sempat menolaknya, namun pada akhirnya Nizami berkenan untuk menuliskannya dan hingga saat ini bisa kita baca.
Kisah Laila Majnun sebagai kisah cinta antar dua manusia sungguh dapat memberikan kenikmatan dan pencerahan . Kita dihadapkan pada perjuangan yang tidak hanya menembus harda diri, status sosial, tetapi juga mengorbankan darah dan nyawa dari orang-orang yang berpihak.
Kita dihadapkan pada sebuah penderitaan yang sanggup ditimbulkan oleh cinta yang penuh halangan, bukan saja pada orang yang mencinta, tetapi juga pada orang yang dicinta, orang-orang lain yang ada di sekitar pencinta dan orang-orang lain yang peduli dan kagum pada sang pencinta dan cinta itu sendiri hingga pada mereka yang sama sekali tidak berhubungan dengan pencinta itu secara langsung, namun rela nyawanya menjadi taruhan dalam kisah cinta mereka.
Kisah Layla Majnun juga merupakan metafora dari Majnun terhadap Tuhan. Artinya kisah cinta Majnun terhadap Layla semata-mata adalah kecintaannya terhadap Tuhan. Majnun benar-benar menghilangkan egonya hingga sampai pada tingkatan peniadaan diri. Sehingga ia tidak memandang dirinya dan kekasihnya sebagai suatu yang terpisah melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain, kisah ini adalah sebuah alegori dari perjalanan sufi untuk sampai kepada Tuhan.
“…Aku tidak pernah memilih jalan yang aku tempuh: aku telah dilemparkan ke dalamnya. Aku terbelenggu dan terikat oleh rantai baja, tap bukan aku yang mengikatkn belenggu itu. Aku menjadi budak cint karena suratan takdirlah yang menjadikanku seperti itu. Rantai yang telah diikatkan oleh takdir tak bisa dibuka lagi. Aku tidak dapat lepas dari belenggu ini: aku tidak dapat melepaskan beban penderitaanku kecuali takdir sendiri yang melepaskannya….”
Pada akhirnya, kisah ini menghadirkan kepada kita nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi nilai kehidupan itu sendiri. Membaca buku ini lalu emosi anda tidak teraduk-aduk, pikiran anda tidak memberontak, dan airmata anda tidak tumpah maka anda belum memahami seperti apa cinta yang sesungguhnya itu.
Download Laila Majnun PDF
Link Download Novel Layla Majnun Karya Nizami PDF Disini. Selanjutnya anda juga bisa membaca Novel Layla Majnun secara langsung di website ini. Selengkapnya silahkan di nikmati Novel Layla Majnun berikut ini:
Itulah tadi Link Download Novel Layla Majnun Karya Nizami PDF. Semoga Bermanfaat
Ciri-ciri Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wasallam yang nampak dalam mimpi al-Habib Mundzir :
1. Cambang dan janggut beliau sangat hitam gelap kebiru-biruan dari gelapnya.
2. Wajah beliau bagaikan mutiara yg bercahaya.
3. Senyumnya tak pernah sirna dari bibir indahnya.
4. Hati serasa linu dan seakan akan mencair karena keindahan wajah Sang Nabi Saw.
5. Lezat memandang wajah beliau Saw. terasa linu kesekujur tubuh seakan lebih dari 1000x rasanya ejakulasi. Sekujur tubuh serasa linu tak terperikan.
6. Jari-jemari beliau lentik dan lembut dan sangat indah.
7. Tingginya sekitar 200 cm.
8. Imamahnya putih dan besar.
9. Kedua matanya sangat indah dan memancarkan kesejukan dan penuh kasih sayang.
10. Membuat orang yang memandang matanya ingin luluh dan bersimpuh berlutut di kakinya dan menangis bagaikan bayi manja yang memeluk ibunya karena tak melihat yang lebih mengasihinya selain ibunya.
11. Ucapannya dan suara beliau Saw. berwibawa, namun lembut dan perlahan hampir berbisik, namun jelas dan sangat merdu
بِسْمِ الله تَوَسَّلْنَا بِالله { بِسْمِ الله تَوَکَّلْنَا عَلَی الله بِسْمِ الله تَوَکَّلْتُ عَلَی الله { بِسْمِ الله بِسْمِ الله بِسْمِ الله
بِسْمِ الله يَاالله يَاگرِيْم { بِسْمِ الله يَاالله يَارَحِيْم
بِسْمِ الله تَوَکَّلْتُ عَلَی الله {بِسْمِ الله بِسْمِ الله بِسْمِ الله يَاالله يَامَنَّانُ ياگريم { يَاالله يَارَحْمَنْ يَارَحِيْم يَاالله يَافَتَّاحْ يَاحَلِيْم {بِسْمِ الله بِسْمِ الله بِسْمِ الله
Dengan menyebut asma Allah…
Semoga segala urusan menjadi lancar dan mendapatkan berkah, amin!
الله الله
الله الله اَغِثْنَا يَارَسُوْلَ الله { يَاعَظِيْمَ الْجَاهْ عَلَيْكَ صَلَوَاتُ الله
Maknanya : Shalawat serta salam ku persembahkan kepada mu wahai kekasih ku Sebagai bukti keteguhan ku, wahai Nabi saw (kekasih ku) Engkaulah sebenar-benarnya pemberi peringatan pada masa mu Wahai kekasih ku, wahai Rasulullah saw yang bercahaya wajahnya penunjuk jalan kebenaran Tak lekang sholawat tercurah pada mu wahai pembawa kebenaran,
tintasantri.com – Shalawat Nahdliyah adalah susunan sholawat kepada Rasulullah SAW. yang di dalamnya terkandung nilai-nilai misi Organisasi Islam Nahdlatul Ulama’ (NU). Sholawat Nahdliyah disusun oleh KH. Hasan Abdul Wafi. Lirik
Sholawat Nahdliyah ini mampu membakar semangat khidmah warga Nahdliyin, dengan cita-cita luhur menegakkan agama Islam dan syiar agama melalui jalan yang telah diwarisi para Ulama dan Nabi.