7 Tips Agar Orangtua Tidak Canggung Ketika Edukasi Seks kepada Anak

7 Tips Agar Orangtua Tidak Canggung Ketika Edukasi Seks kepada Anak

Surabaya (berutajatim.com) – Bagi banyak orang, membicarakan seks berarti membawa suasana canggung ke dalam percakapan. Apalagi jika Anda berada di posisi orang tua yang membicarakan pendidikan seksualitas dengan anak-anaknya. Terkadang perasaan tidak nyaman itu muncul karena Anda bingung menjawab pertanyaan yang tiba-tiba ditanyakan tentang seks.

Banyak orang Indonesia tidak memiliki pendidikan seksualitas yang baik sampai dewasa, sehingga mereka tidak tahu bagaimana menjelaskan topik, hasil, dan ide-ide yang berkaitan dengan seksualitas. Atau orang memiliki pemahaman tentang seksualitas tetapi hanya mencakup hal-hal umum atau bahkan ‘misinformasi’. Seperti ketakutan dan keterbatasan informasi yang hanya berfokus pada reproduksi.

Beberapa orang tua bahkan terlalu khawatir jika mereka mendapati anak mereka mulai berbicara tentang seks atau berperilaku yang mengarah ke sana. Lalu apa yang harus kita sebagai orang tua, pengasuh atau guru lakukan agar suasana tidak canggung saat membahas topik seksualitas?

Berikut tips agar tidak canggung dalam pendidikan seksualitas pada anak:

1. Temukan topik yang tepat untuk memulai percakapan seksualitas

Mulailah dengan topik yang Anda rasa nyaman untuk memulai percakapan. Seperti membahas hubungan yang sehat, anatomi tubuh atau pentingnya self-approval dalam segala hal.

Saat fokus anak tertuju pada Anda, mulailah memberikan informasi yang masih berhubungan dengan topik aslinya. Misalnya, ajari anak untuk meminta persetujuan sebelum menyentuh bagian tubuh orang lain. Jika Anda tidak mendapatkan persetujuan, Anda tidak dapat memaksa menyentuh. Tindakan ini merupakan etika dasar untuk menghargai cara pandang orang lain terhadap anggota tubuhnya.

2. Memahami topik seksualitas sesuai usia anak

Anak-anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap informasi. Untuk anak-anak dari balita hingga 6 tahun, ajari mereka untuk memahami bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh atau dilihat orang lain. Jika seseorang memaksa Anda untuk memegangnya atau melihatnya, ajari anak Anda untuk melaporkannya kepada orang terdekatnya.

Kemudian, mulailah mendiskusikan persetujuan, persahabatan yang sehat, identitas gender, identifikasi bagian tubuh dan keragaman dalam struktur sosial setelah anak-anak dapat bersosialisasi secara lebih luas. Biasanya anak akan mulai belajar bersosialisasi saat berusia 7 tahun, terutama bersosialisasi di sekolah dasar.

Saat anak memasuki usia remaja, carilah topik yang lebih kompleks namun sampaikan dengan bahasa yang sederhana. Seperti memahami konsep “tubuhku adalah milikku” dan berbicara tentang aktivitas seksual dan prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam pergaulan.

3. Tidak hanya sekali, ngobrol tentang seksualitas minimal sebulan sekali

Semakin banyak orang tua berbicara tentang seksualitas, semakin mudah bagi anak untuk mencerna dan mengingatnya. Semakin terbiasa orang tua dalam menyampaikan fungsi onani, penis dan vagina, semakin mudah menatap mata anaknya tanpa cekikikan atau ngeri.

Intensitas ini tidak statis, orang tua dapat menyampaikannya ketika, misalnya, tidak sengaja menonton iklan kondom, ketika anak pertama kali berteman dengan sesama jenis, dll.

4. Siapkan referensi atau alat sebagai bahan pendidikan, seperti buku atau mainan

Memiliki buku seperti seri buku pendidikan seks dapat membantu orang tua merasa lebih siap. Situs web seperti Amaze, Scarleteen, dan Planned Parenthood Teen semuanya memberikan informasi yang sangat baik, akurat, dan inklusif tentang seksualitas. Orang tua dapat menelusuri situs web ini bersama anak-anak mereka untuk mencari cara sehat untuk meneliti topik seputar seksualitas.

5. Ajak orang dewasa lain untuk memperhatikan masalah pendidikan seksualitas

Orang dewasa di sekitar anak juga harus ‘menyadari’ pendidikan seksualitas selain dari orang tua. Misalnya bibi, paman, nenek, kakek, saudara, tetangga, dan sebagainya.

Memiliki teman dewasa tepercaya lainnya untuk berbicara dengan anak-anak tentang topik ini sangat membantu. Terkadang anak-anak merasa canggung bertanya kepada orang tua mereka tentang topik yang berkaitan dengan seksualitas, sehingga memiliki orang dewasa lain yang dapat mereka percayai dan ajak bicara bisa sangat membantu.

6. Jangan terlalu memaksakan diri

Jika orang tua mulai membicarakan sesuatu dan rasanya tidak benar atau tidak yakin bagaimana melanjutkannya, tidak apa-apa untuk mundur selangkah dan berkata, “Saya perlu sedikit meneliti topik ini. Mari kita bicarakan ini besok.”

Ini dapat memberi Anda waktu untuk mengumpulkan sumber daya atau menemukan cara baru untuk mendiskusikan topik yang ingin Anda bicarakan.

7. Beri pengertian pada anak

Terkadang kecanggungan tidak bisa dihindari. Solusinya adalah berbicara secara terbuka kepada anak.

Katakan sesuatu seperti, “Saya merasa canggung sekarang, tetapi itu tidak berarti saya akan berhenti membicarakan hal ini. Karena itu sangat penting.”

Itulah tips agar Anda tidak merasa canggung saat mendidik anak tentang seksualitas. Namun perlu diingat, orang tua tetap membutuhkan dukungan dari orang dewasa lain di sekitar anak. Juga dukungan eksternal seperti media yang ditonton, lingkungan sekolah, dan sebagainya. (Kai/ian)


artikel berita ini telah tayang di TintaSantri.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *