Terjemah Lengkap Kitab Bidayatul Hidayah

3. Adab (Etika) Anak pada Orang Tua

Adab Seorang Anak

Jika engkau mempunyai kedua orang tua, maka adab seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah memerhatikan ucapan mereka, berdiri manakala mereka berdiri, mengerjakan perintah mereka, tidak berjalan di depan mereka, tidak meninggikan suara di atas suara mereka, menyambut panggilan mereka, mencari rida mereka, merendahkan diri di hadapan mereka, tidak mengungkit-ngungkit amal bakti yang telah dilakukan kepada mereka, tidak menatap mereka secara tajam, tidak bermuka masam kepada mereka, dan tidak pergi kecuali dengan izin mereka.

Jenis Pergaulan Ada tiga

Ketahuilah! Setelah itu manusia terbagi atas tiga kelompok: sebagai teman, sebagai kenalan, atau sebagai orang awam (orang bodoh).

1. Adab Bergaul Dengan Orang Awam (Bodoh)

Jika engkau kebetulan bertemu dengan orang bodoh, maka hendaknya engkau tidak ikut serta dalam pem­bicaraan mereka, mengabaikan ucapan-ucapan dusta mereka, tidak memperhatikan ucapan-ucapan buruk mereka, berusaha untuk tidak sering bertemu dan butuh pada mereka, mengingatkan perbuatan mungkar mereka secara lemah lembut, serta memberikan nasihat manakala diharapkan bisa mereka terima.

2. Adab Bergaul dengan Saudara atau Teman

Sedangkan terhadap saudara dan teman, ada dua tugas yang harus kau perhatikan:

Tugas pertama, Terlebih dahulu engkau harus melihat kriteria orang yang bisa dijadikan sahabat atau teman. Jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang yang benar-benar layak dijadikan saudara atau sahabat. Rasulullah Saw. bersabda, “Seseorang bergantung pada agama teman karibnya. Oleh karena itu, hendaknya kalian memperhatikan siapa yang harus dijadikan teman karib.” Manakala engkau ingin mencari teman yang bisa menyertaimu dalam belajar serta bisa menemanimu dalam urusan agama dan dunia, perhatikan lima hal berikut ini:

1. Akal .

Tidak ada untungnya bergaul dengan orang bodoh karena bisa berakhir kepada kemalangan dan terputusnya hubungan. Paling-paling mereka hanya akan memberikan mudarat kepadamu serta ingin memanfaatkanmu. Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh. Imam Ali r.a. berkata:

Janganlah engkau bergaul dengan orang bodoh

Hendaknya kau betul-betul menghindarinya

Betapa banyak orang bodoh yang menghancurkan si penyabar ketika ia menginginkannya

Seseorang diukur dengan orang lain di mana orang itu mengikutinya

Seperti sepasang sendal yang sama di mana sendal itu menyerupainya

Sesuatu dan yang lain mempunyai ukuran dan kemiripan

Hati yang satu menjadi petunjuk bagi hati yang lain ketika berjumpa

2. Akhlak Yang Baik.

Jangan engkau bersahabat dengan orang yang buruk akhlaknya. Yaitu, orang yang tak bisa menahan diri ketika muncul amarah dan syahwat. Alqarnah al-‘Atharidi rahimahullah, dalam wasiatnya kepada putranya manakala akan wafat, telah mengungkapkan hal itu, “Wahai anakku, jika engkau ingin bergaul dengan manusia, bergaullah dengan orang yang jika kau layani dia menjagarnu, jika kau temani dia membaguskanmu. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau ulurkan tanganmu untuk kebaikan ia juga mengulurkannya, jika melihat kebaik­anmu ia mengingatnya, dan jika melihat keburukanmu ia meluruskannya. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau mengungkapkan sesuatu, ia membenarkan ucapanmu itu, jika engkau mengusahakan sesuatu ia membantu dan menolongmu, serta jika kalian berselisih dalam sebuah persoalan ia mengalah padamu.” Imam Ali r.a. mengungkapkan syair rajaznya:

Sesungguhnya saudaramu adalah yang ada bersamamu,

yang membiarkan dirinya menderita demi kepentinganmu,

Dan yang jika bingung dia menjelaskannya padamu

Dia rusak integritas dirinya untuk mengumpulkan dirimu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *