Obat Anti Overthinking ala Kitab Al-Hikam

“….Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir.”

Lantas, bagaimana menghadapinya?

Nah, untuk menghadapi rasa putus asa ini, saya mengutip dawuh Gus Baha dalam Majelis Diniyahnya ketika membahas kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah al-Sakandari, murid dari Abu Hasan al-Syadzili (Pendiri Thariqah Syadziliyah). Ibnu Athaillah dalam Kitab al-Hikam mengatakan begini:

الاهي , كلّما أخرسني لؤمي أنطقني كرمك

“Tuhanku, jika aku ingat dosaku, rasanya tak pantas aku masuk masuk surga. Tapi jika melihat kemurahan-Mu, pantas saja.”

Lebih lanjut, beliau menambahkan lagi kalimat berikut:

وكلّما أيستني أوصافي أطمعتني منّتك

“Ketika saya putus asa dengan sifat-sifat saya yang buruk, maka saya di gerakkan lagi oleh harapan, karena saking melimpahnya anugerah Allah Swt.”

Penggalan kutipan di atas mengandung arti bahwa ketika kita terlalu banyak melakukan dosa dan kesalahan di masa lalu, seakan-akan kita tak pantas untuk merasakan kenikmatan di masa mendatang. Namun ketika kita mengingat tentang sifat kemurahan dari Allah Swt, siapapun pantas untuk mendapatkannya.

Demikian pula misalnya apabila kita berada di masa-masa yang sulit, merasa overthinking, sumpek, cemas, stress, bahkan depresi hingga putus asa, perlu di ingat bahwa karunia Tuhan yang telah diturunkan kepada kita itu lebih tidak terhitung dibandingkan dengan masalah-masalah yang hinggap di hidup kita. Terlebih dengan harapan-harapan kita di masa mendatang, kalau kita mau kejar dan tetap bertekad mengusahakan, saya kira Tuhan akan membukakan jalan. Memahami segala sesuatu dari sisi positifnya niscaya akan menenangkan diri kita.

Maka, teruntuk kita semua generasi abad 21, wabilkhusus kelompok Muslim, ketika sedang overthinking berada di situasi yang pelik, lebih baik kita mengistirahatkan diri dulu. Sesekali disambi ngopi dan ngudud di teras rumah sembari juga merenungi anugerah-anugerah Allah Swt yang telah diberikan kepada kita. Terlebih kita dikaruniai anugerah akal sehat, otak waras, diberi kehendak bebas. Masa iya mau nyerah dengan gitu saja dengan keadaan? 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *