Gresik || Bratapos.com – Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam menggerakkan ekonomi produktif untuk mendorong UMKM mengekspor produknya mendapat apresiasi dari Kementerian Keuangan. Penghargaan diterima Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dari Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jatim PM John L. Hutagaol di Surabaya, Rabu (28/9/2022)

Kementerian Keuangan menyebutkan hingga saat ini sudah ada 21 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Gresik yang memasarkan produknya ke luar negeri. Kerjasama Bea Cukai dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam Klinik Ekspor ini menjadi acuan bagi daerah lain untuk menumbuhkan minat UMKM untuk menembus pasar internasional.

Dalam paparannya Bupati Gresik menjelaskan, Diskoperindag Gresik mencatatkan pertumbuhan ekspor yang signifikan setelah adanya bantuan dari Klinik Ekspor. Pada tahun 2021, nilai ekspor Gresik hanya tercatat sebesar USD 6.920,51. Namun, pada periode yang sama tahun ini nilainya meningkat menjadi USD 34.154,56.

Presentasi disampaikan dihadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, Wakil Menteri Keuangan Oza Olivia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto, Kepala Bea Cukai Gresik Bier Budi Kismulyanto, dan seluruh kepala daerah di seluruh dunia. -Jawa Timur.

Lebih lanjut, Gus Yani yang akrab disapa Bupati Gresik ini menambahkan, dalam pendampingan UMKM dengan Klinik Ekspor, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan. Namun, bukan berarti hanya UMKM tertentu saja yang bisa dikembangkan. Namun, semua UMKM dengan kriteria yang sesuai dan potensi yang valid tentunya bisa dilakukan.

“Kami mengedukasi masyarakat agar cerdas dalam memilih bisnis, peran Diskoperindag kami turun ke bawah. Bagaimana menciptakan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, potensinya ada dan peluangnya ada, maka akan kita dorong,” ujarnya.

“Kita turun ke pintu rumah pelaku UMKM, kita lihat barangnya, ambil samplenya, lalu kita bantu perizinannya, Nomor Induk Usaha (NIB) sampai ke pasar sehingga bisa jalan, alhamdulillah.” dia menambahkan.

Dari produk yang dikembangkan, hampir semuanya merupakan produk dari desa. Mulai dari sektor perikanan hingga perkebunan. Hal ini menarik perhatian Presiden RI Joko Widodo untuk membuat food estate saat berkunjung ke Gresik beberapa waktu lalu.

Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program percepatan ekonomi nasional. Menurutnya, UKM akan mampu menjadi gravitasi baru dalam meningkatkan perekonomian masyarakat luas.

Gubernur Khofifah juga mengungkapkan bahwa tantangan ke depan bagi para pengusaha adalah digital marketing. Menurutnya, 99% UMKM dan sejenisnya akan bertransformasi menjadi via online.

“Nah, kalau tahun 2030 99% UMKM dunia sudah online, maka literasi digital itu keniscayaan. Sebelumnya Gus Yani sudah sangat maju dengan prosesnya,” kata Khofifah.

Data yang disampaikan Gubernur Khofifah bukanlah isapan jempol belaka. Sebab, pelajari kata-kata Jack Ma, pendiri perusahaan raksasa Alibaba, tentang bagaimana mengglobalkan bisnis yang ada.

Gubernur Khofifah juga mengatakan, dengan 227 juta orang di Indonesia, itu akan menjadi pasar yang sangat besar bagi masyarakat lokal. Hanya saja sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah bisa dimanfaatkan untuk UMKM.

Di tempat yang sama, Uli Darojah, pemilik UMKM Birdnestjoy Gresik mengatakan, bisnis sarang burung walet yang digelutinya saat ini merupakan peluang yang ia lihat di masa pandemi Covid-19. Dalam perjalanannya, ia juga mengaku mendapat dukungan dari Pemkab Gresik. Di antaranya pengelolaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), merek dagang, sertifikasi halal, hingga NIB Ekspor.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Gus Yani melalui layanan koperasi usaha mikro dan Bea Cukai Gresik. Kami banyak mendapat dukungan mulai dari kelengkapan izin legalitas, NIB, dan mencari pasarnya,” ujarnya.