Desa Tanjungsari Magetan, Kampung Kelinci yang Terlahir Kembali

Desa Tanjungsari Magetan, Kampung Kelinci yang Terlahir Kembali

Magetan (TintaSantri.com) – Desa Tanjungsari, Kecamatan Panekan, Magetan, Jawa Timur 20 tahun lalu dikenal sebagai desa kelinci. Bahkan, ada patung kelinci berukuran besar di Jalan Raya Sidorejo Panekan yang memasuki desa setempat. Belalang, kampung kelinci yang seolah gantung, kini bangkit kembali menjadi sentra budidaya kelinci.

Tepatnya pada tanggal 30-31 Agustus 2022, Pemerintah Desa Tanjungsari menggelar rangkaian acara Gebyar Kampung Kelinci, Tanjungsari Reborn. Ada bazar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), lomba mewarnai, balap kelinci, kuliner, pentas seni yang semuanya bertemakan kelinci. Kegiatan gebyar Kampung Kelinci dipusatkan di Taman Kangen Kelinci.

“Ini bagian dari upaya kami untuk menjadikan desa kami kembali sebagai sentra budidaya kelinci di Magetan. Ini sudah kami lakukan selama lima tahun terakhir,” kata ketua panitia Gebyar Kampung Kelinci, Agus Mujoko, Sabtu (31/7/2022).

Menurutnya, pada tahun 1980-an Desa Tanjungsari menjadi sentra budidaya kelinci, hingga puncaknya pada tahun 1985 Desa Tanjungsari berada di tingkat nasional. Kelompok pembudidaya kelinci sempat bertemu dengan Presiden Soeharto saat itu.

Secara terpisah, Anggota DPRD Jatim Diana Amaliah Verawatiningsih mendukung upaya Desa Tanjungsari terlahir kembali sebagai desa kelinci. Diana Sasa, panggilan akrab Diana Amaliah Verawatiningsih, datang dua kali.


Pertama, saat memberikan puluhan doorprize kepada peserta lomba mewarnai. Selanjutnya, anggota DPRD PDIP tersebut datang untuk tampil dalam Tari Kidung Pitoe pada acara pembukaan yang dihadiri oleh Bupati Magetan Suprawoto.

“Luar biasa apa yang dilakukan semua elemen di Desa Tanjungsari. Saya senang menonton dan ambil bagian di sini. Ada semangat, semangat, dan optimisme yang harus kita dukung agar Desa Tanjungsari menjadi sentra kelinci,” kata Diana Sasa.

Ia menilai acara tersebut sukses dan memperkirakan upaya pemerintah desa dan panitia yang terlibat tidak akan sia-sia. “Desa Tanjungsari lahir sebagai desa kelinci,” katanya. (fiq/kun)


artikel berita ini telah tayang di TintaSantri.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *